Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh
liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah,
alam rahim, alam dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang
berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau
neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia itu.
Fenomena yang sering terjadi adalah banyak orang yang mengeluhkan problemnya kepada orang lain…bahkan terkadang keluhan tersebut mereka cantumkan dalam status facebook mereka, atau Blackberry atau Twitter, mereka terkadang melakukan demikian karena mengharapkan belas kasih dari sahabat-sahabat mereka yang membaca status mereka tersebut. Mereka mengeluhkan kondisi mereka, kemiskinan mereka, kesulitan yang mereka hadapi kepada orang lain. Bahkan diantara mereka tidak jarang yang mengeluh sambil menunjukkan “nada protes” dengan keputusan Allah yang Allah taqdirkan kepadanya.
Terkadang kita sulit menerima takdir yang menimpa diri kita, apalagi jika takdir itu berupa kesulitan atau kegagalan… sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi pada diri kita… sesuatu yang menurut pemahaman kita tidak baik buat kita. Pada saat itu, seringnya kita lupa…Allah Sang Pencipta takdir… Sang Pencipta kita… PASTI lebih tahu apa yang terbaik buat ciptaanNya. Kita lupa, Allah SWT telah berjanji …tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya…Laa yukalifuLLahu nafsan illa wus’aha….
Ketika masalah yang sangat besar menimpa, kadang kamu merasa seperti sendirian, seakan-akan dunia begitu sempit, dan keadaan siang yang terang benderang kadang seperti malam yang gelap, sebab pikiran sudah kalut. Padahal masalah apapun itu kamu punya Allah untuk dijadikan sandaran dan tempat berkeluh kesah. Datanglah kepada Allah sesering mungkin, karena Allah punya penenang atas gemelut batin yang kini menyiksamu. Mintalah jalan keluar darinya, mintalah petunjuk terbaiknya, dan jangan pernah kamu takut sendirian, karena ada Allah yang tidak akan pernah meninggalkanmu dalam kondisi apapun.
Allah telah menjamin rezeki burung yang pulang-pergi mencari makan, pun
begitu juga manusia yang telah diciptakan lengkap dengan akal dan
kecerdasan. Burung adalah makhluk yang lemah lagi tidak lebih pintar
dari manusia, masih bisa makan setiap hari, bahka membawa pulang untuk
anaknya. Apalagi manusia, asalkan mau berusaha pasti ada jalan. Inilah
arti tawakal dalam Islam yang sesungguhnya.
Dengan hidup sederhana kita akan selalu merasa berkecukupan dan hidup
tenang lahir batin. Hidup mewah dan gelamor butuh biaya yang tidak
sedikit dan harus terus menjaga image dengan banyak daya upaya. Dengan
hidup sederhana dan rendah diri kita tidak akan mudah stres. Fokuslah ke
kekayaan non materi dan fisik (kecantikan/ketampanan) karena orang akan
lebih menghargai kita jika kita punya banyak kemampuan yang tidak
dimiliki orang lain tetapi kita tidak sombong.
Untuk menikmati kesehatan yang baik, untuk membawa kebahagiaan sejati
bagi keluarga seseorang, untuk membawa kedamaian bagi semua orang,
seseorang harus terlebih dahulu mendisiplinkan dan mengendalikan pikiran
sendiri. Jika seorang pria bisa mengendalikan pikirannya, dia bisa
menemukan jalan menuju Pencerahan, dan semua kebijaksanaan dan kebajikan
akan datang secara alami kepadanya.
Berusaha
untuk selalu berfikir positif dan optimis dalam semua kesulitan, Jangan
terobsesi pada pengalaman masa lalu atau masa depan, tapi tataplah masa
kini. Masa lalu sudah lewat, tak akan kembali lagi, masa depan itu
belum terjadi jadi kita tak tahu apa yang terjadi dan akhirnya hanya
berangan berharap sesuatu, tapi di masa kinilah, kita harus menentukan
dan membuat keputusan terhadap diri kita. Berfikir positif dan optimis
terlihat seperti kalimat puisi yang sepele, tapi sdarilah ini sangat
penting dalam peran anda mengambil keputusan yang akan menentukan
kesuksesan atau kehancuran
Besar kecil rezeki yang kamu terima atau dapatkan hari ini, jangan lupa untuk selalu mensyukurinya. Tak perlu banyak-banyak, rezeki yang sedikit tapi sudah mampu mencukupi kebutuhan pokok kamu sehari-hari sudah patut untuk kamu syukuri. Terkadang kita lupa bahwa setiap orang telah memiliki rezeki masing-masing. Sehingga tak jarang, ketika dirasa rezeki kita tak cukup banyak dari rezeki orang lain kita akan merasa sedih, kecewa bahkan marah.
Menghabiskan sebagian besar waktu demi mencari materi akan membuat kita
menyesal di kemudian hari. Gunakan sebagian waktu yang ada untuk
beramal, beribadah, sedekah, membangun keluarga yang bahagia, memberi
kontribusi bagi lingkungan sosial masyarakat, dan lain sebagainya.









