Tanki timbun
Tanki timbun pada proses pengolahan minyak dan gas bumi
memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai alat untuk menampung bahan baku,
menampung bahan setengah jadi, menampung bahan kimia dan air industri. Selain
itu juga tanki juga dapat digunakan sebagai alat untuk pengendapkan agar
terjadi pemisahan minyak dan air.
Sebagai contoh tanki-tanki yang ada di Terminal Balongan di
gunakan untuk menampung cairan dan juga sebagai alat untuk memisahkan minyak
dan air dengan cara penyetlingan. Selain itu juga tanki penampung itu
dipergunakan sebagai alat untuk menghitung produksi minyak dari lapangan dan
selanjutnya dilakukan pengiriman ke tanker atau ke RU VI Balongan.
3.1.1
jenis tanki.
Tanki mimiliki babarapa jenis yang berbeda- beda macam dan
jenisnya sesuai dengan klasifikasinya. Klasifikasi tanki berdasarkan tekanan
kerja ada 2 (dua) jenis yaitu : atmospheric
tank dan presurized tank,berdasarkan
cara pembuatanya ,dan berdasarkan bentuknya fisiknya.
Adapun jenis tanki bila ditinjau dari cara pembuatanya dapat
di bedakan sebagai berikut :
1.
Bolted tank, pemasangan plat disambung dengan menggunakan mur baut dan diberi packing. Pada saat ini tanki bersekrupmasih
banyak dipakai, tetapi pabrik pembuatnya sudah jarang karena pemakaian tanki
yang di las sudah lebih populer. Kelebihan tanki jenis ini adalah proses
pengerjaanya lebih cepat, sederhana, murah dan dapat di bongkar pasang kembali
di tempat lain.
2.
Riveted tank, pemasangan plat disambung dengan cara di keling cara membuatnya hampir
sama dengan tanki yang di sekrup,hanya penyambungan platnya dilakukan dengan
paku keling kemudian di pukul supaya rapat dan tidak menggunakan packing. Selain itu pada tiap sambungan
di buat tumpang tindih.
3.
Welded tank, pemasangan plat dilakukan dengan cara di sambung dengan las. Tanki yang
dilas terbuat dari plat baja, biasanya dapat dirancang untuk berbagai macam
ukuran tanki. Dalam konstruksinya, tanki ini berupa lempengan- lempengan plat
baja yang di sambung-sambung dengan cara di las. Tidak seperti tanki di sekrup,
tangki yang di las ini jarang mengalami kebocoran di bagian bawahnya. Untuk di
ketahui, dalam pengelasan tanki ini di butuhkan tenaga ahli las yang sesuai
dengan levelnya.
3.1.2 Perlangkapan
tanki.
Perlengkapan sebuah tanki penyimpanan minyak mentah biasanya
bervariasi diantaranya adalah:
v Inlet pompa atau saluran pompa.
v Lobang pelepasan uap.
v Lobang pengkuran minyak dan sampel.
v Beather valve atau lobang pernapasan.
v Tangga untuk naik turun operator
v Alat-alat keselamatan di atas tanki.
3.2 Pengukuran tinggi cairan
di tanki.
Sebelum
kita melakukan pengukuran kita harus memeriksa alat-alat yang akan kita
pergunakan Agar didapat hasil pengukuran tanki yang akurat. Berikut adalah
persiapan-persiapan sebalum melakukan pengukuran:
1. Pita ukur harus dalam keadaan bersih,
baik dan kering.
2. Pita ukur harus di tera oleh dinas
metrologi.
3. Angka-angka yang tertera pada pita
ukur harus jelas.
4. Siapkan pasta minyak dan pasta air.
3.2.1 Metoda pengukuran tinggi cairan.
Metoda pengukuran tinggi cairan didalam tanki ada dua macam
yaitu :
1. Metoda Innage adalah suatu cara pengukuran tinggi cairan dengan cara
mengukur tinggi cairan dari permukaan
cairan sampai ke meja ukur / datum plate. Tinggi permukaan minyak
dibaca pada pita ukur yang sebelumnya di olesi dengan pasta minyak. Peralatan
yang diginakan yaitu :
v Roll meter (pita ukur dan bandul yang
berujung lancip)
v Pasta minyak / air.
Metode ini tidak
dibenarkan untuk dipergunakan pada tanki-tanki yang dasar tankinya terdapat
endapan yang mengeras atau dasar tanki menunjukan adanya perubahan-perubahan.
.......Gambar......
2. Outage / ullage, adalah suatu cara pengukuran tinggi
cairan di suatu tanki dengan cara mengukur tinggi ruang kosong mulai dari reference mark sampai permukaan cairan.
Tinggi ruang kosong dapat diketahui dari bandul yang sudah di basahi oleh
minyak.kemudian tinggi cairan dapat dihitung dengan cara mengurangi tinggi
indek tanki dengan tinggi ruang kosong dalam tanki. Peralatan yang digunakan
adalah:
v Roll meter (pita ukur dan bandul yang
berujung lancip)
v Pasta minyak / air.
.........Gambar.........
3.2.2 SOP Pengukuran tinggi
cairan.
Prosedur
untuk melakukan pengukuran tinggi cairan adalah dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Siapkan blangko tank tiket dan alat
tulis.
2. Periksa keadaan alat-alat ukur
sebelum naik ke tanki.
3. Bila tanki dilengkapi dengan alat
ukur otomatis yang bisa di baca dari bawah tanki, dapat dipergunakan sebagai
pembanding.
4. Bawa peralatan ukur diantaranya: kain
lap, roll meter.
5. Pada waktu menaiki tangga satu tangan
harus selalu berpegangan pada pegangan tangga , hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya listrik statis.
6. Pada waktu membuka penutup lubang
ukur berdirilah di tempat yang aman dan memperhatikan arah angin untuk
menghindari uap/ gas yang keluar dari lubang ukur.
7. Tunggu beberapa saat sebelum pengukuran
dimulai agar uap/gas yang keluar berkurang.
8. Letakan pita ukur pada bibir titik
ukur dan turunkan bandulan perlahan-lahan kedalam cairan sampai bandulan
menyentuh dasar tanki. Usahakan pita ukur tetap tegang untuk mendapatkan
ketelitian pengukuran
9. Selama proses penurunan pita ukur, pita ukur
harus tetap bersinggungan dengan bibir lubang ukur,untuk menghindari terjadinya
listrik statis.
10. Diamkan terendam beberapa saat,
supaya cairan membasahi pita ukur dengan sempurna.
11. Tarik pita ukur ke atas kemudian bacalah batas
minyak yang tertera pada pita ukur dimana dalam hal ini merupakan tinggi cairan.
12. Bersihkan pita ukur sampai kering dan
ulangi pengukuran sekali lagi, apabila perbedaan hasilnya mendekati 3 mm atau
identik catat sebagai hasil pengukuran.
13. Ulangi pengukuran sekali lagi sampai
mendapat kan 2 angka yang sama.
14. Catat hasil pengukuran pada tank tiket
pada kolom tinggi cairan apabila hasil pengukuran sudah benar.
15. Laporkan semua hasil pengukuran
kepada pemuka jaga.
3.3 SOP
pengukuran air bebas
Tata cara pengukuran air bebas pada
umumnya dilaksanakan setelah pengukuran tinggi cairandalam tanki secara innage maupun secara ullage selesai.untuk mengukur air bebas
dapat digunakan pita ukur (roll meter) dengan bandul runcing.
Langkah-langkah pengukuran air bebas
:
1.
Bersihkan
pita ukur dan keringkan.
2.
Oleskan
pasta air pada bandul atau tongkat pengukur air.
3.
Letakan
pita ukur pada bibir titik ukur dan turunkan bandulan perlahan-lahan kedalam
cairan sampai bandulan menyentuh dasar tanki. Usahakan pita ukur tetap tegang
untuk mendapatkan ketelitian pengukuran
4.
Selama proses penurunan pita ukur, pita ukur
harus tetap bersinggungan dengan bibir lubang ukur,untuk menghindari terjadinya
listrik statis.
5.
Diamkan
terendam beberapa saat, supaya cairan membasahi pita ukur dengan sempurna.
Adapun waktu setling tiap- tiap jenis minyak berbeda :
A.
Minyak
ringan :0,5 – 10
detik (avigas, avtur, premium, minyak
Tanah, solar).
B.
Minyak
diesel :10 -30
detik.
C.
Minyak
berat dan crude oil :30 -60 detik.
6.
Tarik pita ukur ke atas kemudian bacalah batas
minyak air yang tertera pada pita ukur dimana dalam hal ini merupakan tinggi air bebas dalam tanki.batas minyak
air mengalami perubahan warna akibat pasta yang tercelup.
7.
Bersihkan
pita ukur sampai kering dan ulangi pengukuran sekali lagi, apabila perbedaan
hasilnya mendekati 3 mm atau identik catat sebagai hasil pengukuran.
8.
Ulangi
pengukuran sekali lagi sampai mendapat kan 2 angka yang sama.
9.
Catat
hasil pengukuran pada tank tiket pada kolom tinggiair bebas apabila
hasil pengukuran sudah benar.
10.
Laporkan
semua hasil pengukuran kepada pemuka jaga.
3.4 Pengukuran Suhu Minyak.
Minyak mentah di jual dalam kondisi
standar yaitu pada temperatur 600 F / 150, sedangkan
kondisi yang ada di dalam tanki tidak selalu dalam kondisi standar. Oleh karena
itu temperatur do dalam tanki harus diukur sehingga koreksi terhadap volume
dapat dilakukan.
Tata cara pengukuran suhu minyak
kotor dalam tanki :
1. Bila tinggi level minyak kotor lebih
dari 5 meter ( >5 ), maka pengukuran suhu di 3 tempat.
Ø 1 meter ke bawah dari tinggi level
miyak kotor.
Ø ⅟2 X tinggi level minyak kotor.
Ø 1 meter di atas air bebas.
2. Bila tinggi level minyak kotor > 3
m < 5 m, maka pengukuran suhu di 2 tempat.
Ø 1 meter ke bawah dari tinggi level
minyak kotor
Ø 1 meter di atas air bebas.
3. Bila tinggi level minyak kotor kurang
dari 3 m ( < 3 m ), maka pengukuran suhu cukup di satu tempat.
Ø ⅟2 x tinggi level minyak kotor.
Langkah-langkah dalam pengukuran suhu
minyak mentah adalah sebagai berikut :
1. Siapkan cup case assembly dengan pita ukur dan pastikan cup case dalam keadaan kering dan bersih.
2. Pastikan termometer yang dipergunakan
dalam keadaan bersih dan skalanya dapat
terbaca dengan mudah.
3. Gantungkan cup case termometer pada pengait yang ada di pita ukur.
4. Turunkan cup case dan pita ukur ke
dalam tanki sampai kedalaman pengukuran yang sesuai.
5. Diamkan beberapa saat ± 5 menit agar suhu yang terukur pada
termometer mengalami penyesuaian dengan suhu minyak di sekelilingnya.
6. Tarik pita ukur ke atas dalam waktu yang
relatif singkat dan perhatikan bahwa case
berisi penuh dengan minyak.
7. Baca segera suhu pada termometer
dalam keadaan cup case assembly sebagian masih berada dalam lubang ukur
(dengan agar pembacaan termometer tidak di pengaruhi udara luar).
8. Baca dengan teliti dan catat suhu
minyak yang terukur pada termometer pengambilan suhu minyak dilakukan beberapa
kali sesuai dengan tata cara pengukuran suhu minyak pada tabel .......
9. Tuangkan kembali minyak dalam cup case ke dalam tanki.
10. Pengukuran suhu minyak selesai.
Gambar cup case assembly....
3.5
Pengambilan contoh minyak.
Pengambilan contoh minyak mentah
bertujuan untukmengetahui sifat-sifat fisik minyak mentah kemudian di periksa
di laboratorium. Tata cara pngambilan minyak mentah menurut QAS adalah sebagai berikut :
1. Midle spot, yaitu
pengambilan contoh minyak yang dilakukan pada suatu tempat dimana tinggi minyak
mentah lebih rendah atau sama dengan 3 meter.
2. Two way sample,
yaitu pengambilan contoh minyak yang dilakukan pada dua tempat pengambilan
dimana permukaan minyak lebih dari 3 meter atau kurang dari 5 meter.
3. Three way sample, yaitu pengambilan contoh minyak yang dilakukan pada tiga tempat
pengambilan dimana tinggi permukaan minyak
lebih dari 5 meter.
Gambar botol contoh....
Tahap tahap pelaksanaan pengambilan
contoh minyak mentah :
1. Siapkan botol contoh.
2. Pastikan botol contoh kering, bersih
dan bebas dari air.
3. Tutup botol contoh dimana tutup botol
contoh sudah dihubungkan dengan tali yang telah di beri simpul / tanda dengan
jarak masing-masing 1 meter sebagai pengganti skala.
4. Turunkan botol contoh pelan-pelan
sampai pada kedalaman dimana contoh
minyak menyak akan diambil.
5. Buka tutup botol dengan cara sentakan
tali yang terhubung dengan tutup botol dan diamkan sampai terjadi gelembung
udara diatas permukaan cairan berhenti maka botol contoh telah penuh.
6. Tarik tali pelan-pelan keatas sambil
dibersihkan talinya dari minyak yang menempel.
7. Tuangkan cairan kedalam gelas ukur
untuk pemeriksaan desitas ± 1000 cc bagi
yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium.
8. Tuangkan cairan ke dalam wadah yang
telah disiapkan. Tutup dngan rapat kemudian berilah label yang jelas pada label
di tulis :
Ø Tanggal :
Ø jam pengambilan :
Ø No tanki :
Ø Jenis minyak :
9. Pengambilan contoh selesai.
3.5.1
pengukuran densitas.
Untuk menghitung volume minyak yang berada dalam tanki
penimbun pada kondisi standar dapat dilakukan bila diketahui densitas minyak
pada kondisi standar.untuk mendapatkan data tersebut maka harus dilakukan
pangkuran densitas pada suhu pengkuran ( observeb).
Selanjutnya dengan tabel ASTM 53 dan 54 akan di peroleh faktor koreksi pada 150
C.
Peralatan yang digunakan untuk mengukur densitas minyak
mentah antara lain: hydrometer, gelas ukur dan
termometer.sedangkan langkah-langkah pengukuran densitas adalah sebagai berikut
:
1. menyiapkan contoh minyak yang akan di
ukur dalam gelas ukur.
2. Menyiapkan hydrometer dan termometer.
3. Tuangkan minyak kedalam gelas ukur
4. Meletakkan gelas ukur yang telah di
isi contoh minyak pada posisi tegak lurus.
5. Masukan hydrometer dan termometer
6. Baca dan catat suhu pada termometer
dan skala pada hydrometer.
Rumus untuk mencari faktor koreksi volume :
F=
x (E – D) + D
Keterangan :
F = Faktor koreksi volume
A = densitas @ 150 C( tabel ASTM 53 )
B = densitas @ 150 C terendah yang
terdekat dari A ( tabel ASTM 54 )
C = densitas @ 150 C tertinggi yang
terdekat dari A ( tabel ASTM 54 )
D = Faktor koreksi volume terendah yang terdekat
dari F ( tabel ASTM 54 )
E = Faktor koreksi volume tertinggi yang terdekat
dari F( tabel ASTM 54 )
Semoga dapat Bermanfaat, ditunggu coment dan saran untuk perbaikan tulisan ini
Foto : Penulis dan friend pada saat berangkat kuliah di Akamigas Cepu