“Optimalisasi
Transfer Minyak Produksi Lapangan X-Ray Dengan Penambahan Booster Pump di PPP Balongan Asset 3
PT Pertamina EP”
Disusun Oleh :
1.
Erikson J. Panjaitan (RAM F. Jatibarang)
2.
Adhi Permana (RAM F. Jatibarang)
3.
Dwi Hardi P (RAM
F. Jatibarang)
4.
Kokoh H. Prasetyo (RAM F. Jatibarang)
5.
Yudin Sudrajat (RAM OGT Balongan)
6.
Ibnu Affan (Offshore Operation F.
Jatibarang)
7.
Yaya Supriadi (Operation OGT
Balongan)
FIELD JATIBARANG
PT.Pertamina EPASSET 3
Mundu, Agustus 2013
R I S A L A H P K M
DATA PKM
|
KEGIATAN PKM
|
|||
Nama Gugus : PKM BAJA(Balongan Jatibar
Fungsi : F. JTB & OGT
Unit : PT. PERTAMINA EP
ASSET 3
Dibentuk : Februari 2013
Risalah : ke 1 (satu)
|
Waktu Pertemuan :
JumlahPertemuan :
Tempat ertemuan :
Lama Pertemuan :
Periode Kegiatan :
Kehadiran
:
|
Rata-rata 1x seminggu
12 kali
Ruang Rapat PML/Ren
90 menit
2013
85 %
|
||
JUDUL:
“Optimalisasi Transfer Minyak Produksi Lapangan X-Ray Dengan Penambahan
Booster Pump di PPP Balongan PT Pertamina EP Asset 3”
|
NAMA
|
SEKSI
|
Aminul Karim
|
Pembina (JTB Offshore Ast. Man.)
|
Hari Widodo
|
Fasilitator (JTB RAM
Ast. Man.)
|
Erikson J Panjaitan
|
Ketua (JTB RBI/RCM & Data Staff)
|
Adhi Permana
|
Sekretaris (JTB Data Topography & Civil Staff)
|
Dwi Hardi P.
|
Anggota (JTB Mechanical Static &
Pipeline Technician)
|
Kokoh Prasetiyo AW
|
Anggota (JTB Electrical Technician)
|
Yudin Sudrajat
|
Anggota (TMG Mechanical Static &
Pipeline Technician)
|
Ibnu Affan
|
Anggota (JTB Offshore Operation)
|
Yaya Supriadi
|
Anggota (TMG Balongan MGStation&Terminal
Group Leader)
|
STRUKTUR ORGANISASI PKM FIELD
JATIBARANG PT. PERTAMINA EP ASSET 3
Produk & Bidang Usaha Perusahaan
PT Pertamina EP adalah perusahaan
yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas
bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga
melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak
langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.
|
Lingkup
Kerja Kelompok
Melakukan Optimalisasi Transfer Minyak
Produksi Lapangan X-Ray Dengan Penambahan Booster Pump di PPP Balongan.
|
Jawa Barat
|
PPP Balongan
|
A.
JADWAL RENCANA KEGIATAN DAN
REALISASI
B.
DAFTAR HADIR RAPAT
PLAN
|
I.
MENENTUKAN TEMA& SASARAN
|
PKM-BAJA
|
1.1. INVENTARISASI MASALAH SECARA UMUM DI PPP Balongan
Beberapa permasalahan dilapangan PPP Balongan adalah sebagai berikut :
a.
Transfer produksi X-Ray 80.65 % dari target (Realisasi Februari 2013
sebesar 760 BOPD dari target 1100 BOPD).
(Data Terlampir)
-
Terdapat reducer dari Ø 16” ke Ø 8”.
-
Tekanan sebelum tangki 7.35 psig tidak mampu mendorong minyak ke tangki FWKO.
-
Inlet tangki FWKO dengan tinggi 10 meter sehingga minyak tidak bisa masuk ke
tangki FWKO.
-
Tangki 1A dan 1B X-Ray mampu produksi maksimum 62.5 % (tinggi tangki 8 m,
maks. terisi tinggi 5 m).
b.
Fasilitas produksi sudah tua
-
Perawatan fasilitas produksi masih kurang.
-
Kurangnya insvestasi baru di area PPP Balongan.
c.
Disfungsi PPP Balongan
-
Fungsi PPP Balongan, yang seharusnya menerima minyak nett, namun ternyata masih menerima gross.
-
Masih Melakukan drain/ cerat dalam PPP Balongan.
-
Safety area bund wall.
d.
Akses control belum diterapkan
-
Masih belum diterapkan akses control secara menyeluruh.
-
Masih sering ditemukan pihak luar masuk PPP Balongan.
Produksi
|
Non Produksi
|
||||||||
Potensi
|
Safety
|
Environment
|
Urgensi
|
Stake Holder
|
Visi
|
Proper
|
Managemen Decicion
|
||
1. Transfer
Produksi X-Ray
|
5
|
5
|
5
|
5
|
4
|
4
|
4
|
4
|
36
|
2. Fasilitas Prod. Tua
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2
|
3
|
2
|
26
|
3. Disfungsi PPP
|
2
|
2
|
4
|
3
|
2
|
4
|
4
|
3
|
24
|
4.Akses
Kontrol
|
1
|
5
|
3
|
4
|
4
|
4
|
2
|
3
|
26
|
Ilustrasi
Skala (korelasi pada parameter yang berakibat positive) :
Nilai
5 : Kontribusi signifikan
Nilai
4 : Kontribusi besar
Nilai
3 : Kontribusi sedang
Nilai
2 : Kontribusi kecil
Nilai 1 : Hampir tidak berkontribusi
Definisi operasional/penjelasan mengenai parameter :
1.
Potensi :
Hasil yang berhubungan dengan potensi produksi yang mungkin didapat
2.
Safety :
Kondisi masalah yang mempunyai potensi bahaya/kecelakaanyang dapat mengganggu kegiatan operasi produksi.
3.
Environment :
Kondisi masalah yang mempunyai potensi kerusakan lingkungan
4.
Urgensi :
Pentingnya masalah untuk dapat & cepat diselesaikan
5.
Stake Holder :
Bagian yang terkait dalam kegiatan tersebut
6.
Visi :
Masalah tersebut berhubungan dengan kebijakan, visi dan misi perusahaan
7.
Proper :
Masalah tersebut berhubungan dengan penilaian proper perusahaan
8.
Managemen Decisision : Pertimbangan Managemen mengenai
masalah tersebut
Diagram Pareto
32.14%
|
55.36%
|
78.57%
|
0%
|
50%
|
100%
|
0
|
20
|
40
|
60
|
80
|
100
|
Transfer Produksi X-Ray
|
Masalah
|
Kumulatif
|
Fasilitas Prod Tua
|
Disfungsi PPP
|
Akses Kontrol
|
N=112
|
36
|
26
|
26
|
24
|
DIAGRAM PARETO
MASALAH UMUM DI PPP BLG
|
Kesimpulan : Dari diagram pareto dapat kita simpulkan
bahwa permasalahan yang dipilh untuk segera ditindaklanjuti yaitu “Transfer Produksi X-Ray”.
1.1.2.
PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAH
Untuk menentukan skala prioritas, PKM BAJA menggunakan metode komparasi matrix, dengan
membandingkan tingkat urgensi dengan
mempertimbangan faktor yang mendesak
untuk diselesaikan. Dari diagram pareto di atas didapat bahwa masalah yang dipilih adalah Transfer Produksi X-Ray.
Beberapa
permasalahan dilapangan PPP Balongan yang menyebabkan produksi X-Ray belum mencapai target adalah sebagai berikut :
1.
Terdapat reducer pipa dari Ø 16” ke Ø 8”
a.
Menyebabkan adanya pressure drop di PPP Balongan.
b.
Terjadinya penurunan tekanan secara signifikan.
a.
Minyak tidak dapat masuk ke tangki
FWKO (tekanan 7.35 psig pada inlet tangki).
b.
Tekanan pompa transfer dari Lapangan X-Ray tidak bisa ditingkatkan karena kondisi pipa sudah keropos.
c.
Sifat minyak adalah medium HPPO
(API grafity = 22.3 – 31.1°API).
d.
Kondisi pipa sudah keropos dan terdapat kebocoran di MOL.
3.
Keterbatasan tekanan izin operasi MOL ( <60 psig)
a.
Terdapat 4 titik kebocoran sepanjang MOL.
b.
Terbentuknya scaling di inner side MOL.
Tabel 1.2. STRATIFIKASI
MASALAH Transfer Produksi X-Ray
Masalah
|
Produksi& Teknis
|
Evaluasi Keseluruhan
|
||||||
Potensi
|
Safety
|
Taknis
|
Urgensi
|
Stake Holder
|
Visi
|
Managemen Decicion
|
Evaluasi Keseluruhan
|
|
1. Reducer pipa 16” ke 8”
|
2
|
2
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
20
|
2.
Keterbatasan Tekanan Izin Operasi MOL
|
5
|
3
|
5
|
5
|
3
|
4
|
3
|
28
|
3.
Tekanan sebelum tangki kurang
|
5
|
5
|
5
|
5
|
3
|
4
|
3
|
30
|
Ilustrasi Skala (korelasi pada parameter yang berakibat positive) :
Nilai 5 : Kontribusi signifikan
Nilai 4 : Kontribusi besar
Nilai 3 : Kontribusi sedang
Nilai 2 : Kontribusi kecil
Nilai 1 : Hampir tidak berkontribusi
Definisi operasional/penjelasan mengenai parameter :
1.
Potensi :
Hasil yang berhubungan dengan potensi produksi yang mungkin didapat
2.
Safety : Kondisi masalah yang mempunyai
potensi bahaya/kecelakaanyang dapat
mengganggu kegiatan operasi produksi.
3.
Teknis : Kondisi masalah yang
berhubungan secara teknis/sistem
4.
Urgensi :
Pentingnya masalah untuk dapat & cepat diselesaikan
5.
Stake Holder :
Bagian yang terkait dalam kegiatan tersebut
6.
Visi :
Masalah tersebut berhubungan dengan kebijakan, visi dan misi perusahaan
7.
Managemen Decisision : Pertimbangan Managemen mengenai
masalah tersebu
Diagram Pareto
38.46%
|
74.36%
|
0%
|
50%
|
100%
|
0
|
20
|
40
|
60
|
80
|
100
|
Keterbatasan Tekanan Izin
Operasi MOL
|
Tekanan sebelum tanki
kurang
|
Reducer pipa 16” ke 18”
|
Masalah
|
% Kumulatif
|
N=78
|
DIAGRAM PARETO
MASALAH TRANSFER PRODUKSI X-RAY
|
20
|
28
|
30
|
Dari diagram pareto diatas
didapat bahwa tema yang dipilih adalah Tekanan inlet tangki tidak mampu mendorong minyak ke tangki
FWKO.
TINJAUAN QCDSME SEBELUM PENANGGULANGAN
PANCA
|
KONDISI AWAL SEBELUM PENANGGULANGAN
|
- Nilai minyak yang
didapat rata-rata 700 BOPD, dengan target
mencapai 1100 BOPD.
- Tangki FWKO tidak dapat
digunakan dikarenakan ketinggian tangki 10 m dan tekanan inlet 7.35 psig
tidak dapat mendorong fluida ke tangki.
|
|
C (Cost)
|
-
Biaya
penggantian pipa lama (sudah melebihi umur design 25 th) melebihi 100 milyard.
|
D (Delivery)
|
- Waktu transfer fluida yang dibutuhkan untuk
mencapai target 1100 BOPD lebih lama 2
hari.
|
S (Safety)
|
- Potensi terjadinya kebocoran kembali MOL
lebih besar apabila dioperasikan melebihi tekanan 60 psig.
|
M (Morale)
|
- Kekawatiran bagian
operasi produksi terhadap pencemaran lingkungan akibat terjadinya kebocoran
lebih tinggi dikarenakan terjadinya kebocoran 2 kali dalam 6 bulan (Sept 2012
dan Des 2012)
|
E (Environment)
|
- Potensi pencemaran laut
terhadap minyak dan air terproduksi besar apabila terjadi kebocoran MOL.
|
1.2. ALASAN MEMILIH TEMA
Saat ini PT Pertamina terutama PEP dituntut untuk bisa
menghasilkan minyak sampai dengan 200K BOPD dan kontribusi Asset 3 Pertamina EP
sebesar 14 K BOPD. Salah satunya termasuk di lapangan X-Ray yang mempunyai
terget produksi sebesar 1100 BOPD. Lapangan X-Ray sampai dengan Januari 2013
menghasilkan kurang lebih 267 BOPD dan masih mempunyai gap produksi sebesar 900
BOPD. Hal ini salah satunya disebabkan oleh fungsi MOL yang berkurang dikarenakan
adanya kebocoran. Sehingga ada pembatasan tekanan izin operasi pada MOL yang
berimbas berkurangnya transfer produksi X-RAY.
1.3. PENENTUAN TARGET AWAl
Pengembalian produksi X-Ray yang
didapat bisa mencapai 1100 BOPD.
PLAN
|
II. MENCARI FAKTOR PENYEBAB
|
PKM- BAJA
|
2.1. DIAGRAM FISH BONE (Penyebab)
AKIBAT
|
SEBAB
|
Transfer
Produksi X-Ray < 1100 BOPD
|
METHODE
|
MACHINE
|
Ø Minyak
mudah membeku
Ø Jenis minyak medium HPPO dan suhu dibawah permukaan laut <43 C
|
MATERIAL
|
ENVIRONMENT
|
Ø Tekanan inlet tangki
tidak dapat mendorong minyak ke Gun
Barrel Tank/ FWKO (tinggi tangki 10 m)
|
Ø Adanya kebocoran
pipa
Ø Adanya kerusakan
pipa (korosif)
Ø
Umur operasi (33 th)
sudah melebihi umur design (25 th)
|
Ø Ada scaling pada inner side pipa
Ø Fluida bersifat
parafinik dan jenis minyak medium HPPO
Ø Suhu di bawah permukaan laut <43 C
|
PLAN
|
III. MENCARI FAKTOR
PENYEBAB DOMINAN
|
PKM- BAJA
|
1.4.
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB
MASALAH
|
FAKTOR PENYEBAB
|
PENYEBAB
|
AKIBAT
|
EVALUASI
|
RELEVANSI
|
|
SCORE
|
JLMH
|
|||||
Produksi X-Ray
< 1100 BOPD
|
METHODE
|
Terjadi pressure drop pada MOL (tekanan X-Ray 60 psig dan tekanan BLG 7.35 psig)
|
Tekanan inlet tangki tidak dapat mendorong minyak ke Gun Barrel Tank/ FWKO (tinggi tangki 10 m)
|
5
|
5
|
|
MATERIAL
|
Jenis minyak medium HPPO
|
|
2
|
2
|
||
ENVIRONMENT
|
Suhu dibawah permukaan laut
< 43 °C
|
Semakin lama ada scaling
pada inner side pipa
|
Diperlukan chemical khusus
|
2
|
2
|
|
MACHINE
|
Umur operasi (33 th) sudah melebihi umur design (25 th)
|
Adanya kerusakan pipa (korosif)
|
Mempercepat
penggantian MOL
|
4
|
4
|
|
Ilustrasi Skala :
Nilai 5 : Kontribusi signifikan
Nilai 4 : Kontribusi besar
Nilai 3 : Kontribusi sedang
Nilai 2 : Kontribusi kecil
Nilai 1 : Hampir tidak berkontribusi
3.2. STRATIFIKASI PENYEBAB DOMINAN
FAKTOR PENYEBAB
|
JUMLAH
|
% ITEM
|
%
KUMULATIF
|
METHODE
|
5
|
38.46
|
38.46
|
MACHINE
|
4
|
30.77
|
69.23
|
ENVIRONMENT
|
2
|
15.38
|
84.62
|
MATERIAL
|
2
|
15.38
|
100.00
|
Jumlah
|
13
|
3.3. DIAGRAM PARETO
5
|
4
|
2
|
2
|
38.46
|
69.23
|
84.62
|
0%
|
50%
|
100%
|
0
|
5
|
10
|
15
|
METHODE
|
FAKTOR PENYEBAB
|
% KUMULATIF
|
N=13
|
DIAGRAM PARETO
ANALISIS PENYEBAB
|
MACHINE
|
MATERIAL
|
ENVIRONMENT
|
Dari tabel analisis faktor penyebab, stratifikasi penyebab dominan dan
diagram pareto dapat disimpulkan bahwa penyebab dominan adalah terjadinya pressure drop aliran sepanjang MOL (tekanan X-Ray 60 psig dan tekanan BLG 7.35 psig) menyebabkan tekanan masuk
inlet tangki tidak optimal untuk mendorong minyak ke tangki/ FWKO (tinggi tangki
10 m).
PLAN
|
IV. MERENCANAKAN PERBAIKAN& SASARAN ANTARA
|
PKM- BAJA
|
4.1 ANALISIS ALTERNATIF PERBAIKAN PENYEBAB MASALAH
FAKTOR PENYEBAB
|
MASALAH
|
ALTERNATIF PENANGGULANGAN
|
SOLUSI PENANGGULANGAN YANG
DIPILIH
|
METHODE
|
Terjadi pressure drop pada MOL (tekanan X-Ray
60 psig dan tekanan BLG 7.35 psig), tekanan tidak optimal untuk
mendorong fluida ke tangki .
|
Menaikkan tekanan pada inlet tangki di Balongan > 10 psig dengan penambahan pompa booster agar volume fluida yang dapat masuk ke tangki FWKO lebih
banyak.
|
Penambahan pompa booster
|
MATERIAL
|
Jenis minyak
medium HPPO
|
Penggunaan
PPD untuk menurunkan titik beku
|
Penggunaan
PPD
|
ENVIRONMENT
|
Suhu dibawah permukaan laut <43 °C
|
Mengaktifkan heater
yang ada di X-Ray
|
Mengaktifkan heater
yang ada di X-Ray
|
MACHINE
|
Umur operasi (33 th) sudah melebihi umur design (25 th)
|
Penggantian
MOL (sedang dalam kajian di SF Asset 3)
|
Penggantian
MOL (sedang dalam kajian di SF Asset 3)
|
4.2.
MENETAPKAN RENCANA
PENANGGULANGAN DENGAN METODE 5W + 2 H
Masalah
|
Terjadi pressure drop pada MOL (Tekanan X-Ray 60 Psig
dan Tekanan BLG 7.35 Psig)
|
WHY
|
Tekanan
inlet tangki sebesar 7.35 psig tidak optimal mendorong fluida ke tangki
dengan tinggi 10 m
|
HOW
|
Penambahan
pompa booster
|
WHAT
|
Tekanan inlet tangki > 10 Psig sehingga volume
fluida yang masuk ke tangki lebih besar
|
WHEN
|
25
April 2013
|
WHO
|
Erikson : Koordinator QA/QC
Adhi : Sipil (pondasi pompa &
galian kabel)
Dwi
Hardi : Service Pompa (perbaikan dan inspeksi pompa bekas)
Yudin : Konstruksi Pipa (Pembuatan dan
instalasi pipa)
Kokoh : Listrik Instrumen (Pemasangan Panel
dan kabel power)
Affan : Koordinasi X-Ray (monitoring
tekanan MOL X-Ray)
Yaya : Koordinasi Balongan (monitoring
setelah pemasangan pompa booster)
|
WHERE
|
PPP
Balongan
|
Biaya
|
±
Rp. 54.326.000,-
|
Target Hasil
|
Pengembalian
produksi dari 700 BOPD menjadi 1100
BOPD
|
4.3.
RENCANA TARGET YANG AKAN
DICAPAI
POIN
|
SEBELUM PERBAIKAN
|
TARGET
|
-
Nilai
minyak yang didapat rata-rata 700 BOPD, dengan target mencapai 1100 BOPD
-
Tangki
FWKO tidak dapat digunakan dikarenakan ketinggian tangki 10 m dan tekanan
inlet 7.35 psig tidak dapat
mendorong fluida ke tangki.
|
-
Minyak yang dapat diperoleh
di PPP BLG 1100 BOPD
-
Tangki FWKO dapat digunakan secara maksimal
|
|
C (Cost)
|
- Biaya penggantian pipa
lama (sudah melebihi umur design 25 th) melebihi 100 milyard.
|
Pelaksanaan penggantian
dapat dilaksanakan secepatnya dengan biaya kewajaran
|
D (Delivery)
|
- Waktu transfer fluida yang dibutuhkan untuk
mencapai target 1100 BOPD lebih lama 2 hari
|
Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai 1100 BOPD dicapai dalam waktu 1 hari
|
S (Safety)
|
- Potensi terjadinya kebocoran kembali MOL
lebih besar apabila dioperasikan melebihi tekanan 60 psig
|
Tidak ada kebocoran dikarenakan kelebihan tekanan
|
M (Morale)
|
- Kekawatiran bagian
operasi produksi terhadap pencemaran lingkungan akibat terjadinya kebocoran
lebih tinggi dikarenakan terjadinya kebocoran 2 kali dalam 6
bulan (Sept 2012 dan Des 2012)
|
Berkurangnya potensi kebocoran
|
E (Environment)
|
-
Potensi
pencemaran laut terhadap minyak dan air terproduksi besar apabila terjadi
kebocoran MOL.
|
Berkurangnya potensi
pencemaran
|
PERSETUJUAN RENCANA PENANGGULANGAN
DO
|
V. PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN
|
PKM- BAJA
|
5.1.1.
Perhitungan kebutuhan pompa :
NB. 1 Barrel = 158.9873 liter
Produksi air
terproduksi di X-Ray yang dikirim ke BLG = ± 14.000 barrel/ day = 2.225.822
liter/ hari.
Jika pompa booster
operasi selama 24 jam, maka
dalam sejam = 2.225.822/ 24 jam = 92.742,5 liter/ jam
Sehingga dibutuhkan kapasitas pompa = 92.742,5 liter/ jam.
Data Spesifikasi Elektromotor :
Brand :
TOSHIBA
Power :
7,5 KW
Speed :
3000
rpm
Frekuensi :
50 Hz
Voltage : 380 V
|
Data spesifikasi Pompa Ebara
Manufacture : Ebara Corp.
Model :
100 x 80 UIMM
Speed : 3000
Head : 30 m
Cap : 62 kl/h
Capacity : 62,000 liter/ jam
Sehingga menurut
perhitungan diatas, kita dapat menambah 1 buah pompa untuk booster di PPP Balongan. dengan spesifikasi pompa ebara yang ada di
JTB.
Gambar Rencana :
EXISTING
NEW
|
Existing =
Future =
|
X-Ray Ø16”
|
T. FWKO Ø10”
|
Pompa I
|
Pompa II
|
5.2.
TAHAP II : Pemasangan
instalasi pompa, listrik dan pipa
5.2.1.
Instalasi Pompa
5.2.2.
Instalasi Listrik
5.2.3.
Instalasi Pipa
5.2.4. As Build Drawing
Pompa booster
|
Dari X-Ray 16”
|
Ke T. FWKO 8”
|
5.2.5. Monitoring sebelum dan sesudah pemasangan pompa booster
Sebelum dipasang pompa booster
Tekanan MOL
di BLG atau tekanan inlet tangki sebelum
dipasang pompa booster sebesar
0.5 ksc (7.35 psig).
|
Dicoba menggunakan 1 pompa booster :
Tekanan discharge pompa booster sebesar 22 psig (1 pompa).
|
Tabel check
list commissioning dan monitoring pompa (terlampir).
|
Dicoba menggunakan 2 pompa booster :
Terlihat
tekanan pada pressure indicator
kurang dari nol (0 psig) hal ini
berarti pada pipa terjadi vacuum, sehingga
diputuskan hanya menggunakan 1 pompa.
|
VI. EVALUASI HASIL PERBAIKAN
|
PKM- BAJA
|
Bulan
|
Total/ Bulan
|
Jumlah Hari
|
BOPD
|
Rata-Rata BOPD
|
January
|
8178
|
31
|
264
|
|
February
|
21291
|
28
|
760
|
719
|
March
|
22640
|
31
|
730
|
|
April
|
19972
|
30
|
666
|
|
May
|
34987
|
31
|
1129
|
1159
|
June
|
33202
|
30
|
1107
|
|
July
|
37229
|
31
|
1241
|
Sesudah
|
Sebelum
|
6.2. ANALISA PENCAPAIAN target perbaikan
SEBELUM
PERBAIKAN
|
TARGET
PERBAIKAN
|
SETELAH
PERBAIKAN
|
%
PENCAPAIAN
|
|
Terjadi pressure
drop pada MOL (Tekanan X-Ray 60 psig dan Tekanan BLG 7.35 psig) tekanan tidak
optimal untuk mendorong fluida ke tangki
|
-
Minyak yang dapat
ditransfer dari X-Ray (tiga bulan sebelum pasang pompa booster) 719 BOPD
-
Tekanan pada
inlet tangki 7.35 psig
|
-
Minyak yang dapat ditransfer 1100 BOPD
-
Tekanan inlet tangki lebih besar dari 10 psig
|
- Minyak yang dapat
ditransfer mencapai rata-rata 1159 BOPD (ada penambahan 440 dari kondisi
awal)
- Tekanan pada inlet tangki 22
psig
|
- 105.36 %
-
220 %
|
6.3. ANALISA SEBELUM & SESUDAH PERBAIKAN TERHADAP qdcsme
SEBELUM
PERBAIKAN
|
TARGET
PERBAIKAN
|
SETELAH
PERBAIKAN
|
|
Q (Quality)
|
- Nilai
minyak yang didapat + 700 BOPD, seharusnya target mencapai 1100 BOPD
- Tangki
FWKO tidak dapat digunakan maksimal
|
-
Minyak yang dapat diperoleh di PPP BLG 1100 BOPD
-
Tangki FWKO dapat digunakan secara
maksimal
|
-
Minyak yang dapat diperoleh di PPP BLG 1200 BOPD
-
Tangki FWKO dapat digunakan secara
maksimal
|
C (Cost)
|
Perbaikan/ penggantian
MOL membutuhkan biaya yang tinggi.
|
Dapat menekan biaya
perbaikan seminimal mungkin
|
Dapat menekan biaya
perbaikan seminimal mungkin
|
D (Delivery)
|
Waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai 1100 selama 2 hari
|
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 1100, dalam 1 hari
|
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 1100, dalam 1 hari
|
S (Safety)
|
Potensi MOL bocor lebih besar apabila
dioperasikan melebihi tekanan izin operasi (60 psig)
|
Tidak ada kebocoran
dikarenakan kelebihan tekanan
|
Tidak ada kebocoran
dikarenakan kelebihan tekanan
|
M (Morale)
|
Kekawatiran
terhadap pencemaran lingkungan jika terjadi kebocoran (hal penting pada
laporan produksi X-Ray)
|
Berkurangnya potensi kebocoran
|
Berkurangnya potensi kebocoran
|
E (Environment)
|
Potensi pencemaran terhadap minyak dan air
terproduksi besar.
|
Berkurangnya potensi
pencemaran
|
Berkurangnya potensi
pencemaran
|
IDENTIFIKASI PENILAIAN RESIKO
|
|||
No
|
Aspek/ Bahaya
|
Dampak/ Resiko
|
Pengendalian
|
1
|
Suddenly trip
|
Vacuum pressure di suction side pompa, dapat merusak MOL dari X-Ray
|
Install pressure switch (OK)
|
Pressure drop
|
Install standby pump unit (OK)
|
||
2
|
Hydraulic sub-system
failure (fluid service)
|
Stuck pada pompa akibat kavitasi di bagian impellernya
|
Install recycle line dari discharge ke suction side pompa (program
selanjutnya)
|
3
|
Sealing sub-system failure
|
Kebocoran pada seal gland dapat mencemari tanah di
sekitar lokasi pompa
|
Tempatkan oil pond di bawah skid pompa untuk mencegah tumpahan
minyak
|
4
|
Electrical motor failure
|
Circuit breaker/ winding
insulation failure (terbakar)
|
Tempatkan fire
extinguisher dekat lokasi pompa, tipe explosion proof
|
6.5.
VALUE CREATION
Instalasi Pompa
|
54.327.000,-
|
|
|
Rata -rata produksi sebelum
pompa (Feb - April 2013)
|
718.02
|
BOPD
|
|
Rata -rata produksi sebelum
pompa (Mei - Agustus 2013)
|
1150.3
|
BOPD
|
|
Selisih (sebelum dan sesudah
pemasangan pompa)
|
432.25
|
BOPD
|
|
Perhitungan dollar AS = Rp
10.572,50 (Akt Migas tanggal 31
Agustus 2013)
|
|||
Harga minyak / barrel US =
USD107.30 (Akt Migas tanggal 31 Agustus 2013)
|
|||
Perhitungan gain produksi/hari
|
IDR
490,354,783.78
|
||
Total s/d 31 Agustus 2013
(penyelamatan loss prod.)
|
IDR 60,313,638,405.02
|
||
Total Penyelamatan Produksi yang didapat dikurangi
perbaikan
|
IDR
60,259,311,422.34
|
||
PEMBULATAN
|
IDR 60,260,000,000.00
|
||
6.6.
STRATIFIKASI SETELAH PERBAIKAN
Masalah
|
Produksi& Teknis
|
Evaluasi Keseluruhan
|
||||||
Potensi
|
Safety
|
Taknis
|
Urgensi
|
Stake Holder
|
Visi
|
Managemen Decicion
|
Evaluasi Keseluruhan
|
|
Reducer
pipa 16” ke 8”
|
1
|
1
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
13
|
Tekanan
sebelum tangki kurang
|
3
|
2
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
17
|
Keterbatasan Tekanan Izin Operasi MOL
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
19
|
Definisi operasional/penjelasan mengenai parameter :
1.
Potensi :
Hasil yang berhubungan dengan potensi produksi yang mungkin didapat
2.
Safety :
Kondisi masalah yang mempunyai potensi bahaya/ kecelakaan yang dapat mengganggu kegiatan operasi produksi.
3.
Teknis :
Kondisi masalah yang berhubungan secara teknis/ sistem
4.
Urgensi :
Pentingnya masalah untuk dapat & cepat diselesaikan
5.
Stake Holder :
Bagian yang terkait dalam kegiatan tersebut
6.
Visi :
Masalah tersebut berhubungan dengan kebijakan, visi dan misi perusahaan
7.
Managemen Decisision : Pertimbangan Management
mengenai masalah tersebut
Ilustrasi Skala :
Nilai 5 : Kontribusi signifikan
Nilai 4 : Kontribusi besar
Nilai 3 : Kontribusi sedang
Nilai 2 : Kontribusi kecil
Nilai 1 : Hampir tidak berkontribusi
6.6.1.
19
|
17
|
13
|
38.78
|
73.47
|
0%
|
50%
|
100%
|
0
|
10
|
20
|
30
|
40
|
50
|
Keterbatasan Tekanan Operasi
|
Tekanan sebelum tanki kurang
|
Reducer 16” ke 8”
|
Masalah
|
%Kumulatif
|
N=49
|
DIAGRAM
PARETO SETELAH PERBAIKAN
|
38.46%
|
74.36%
|
0%
|
50%
|
100%
|
0
|
20
|
40
|
60
|
80
|
100
|
Keterbatasan Tekanan Izin
Operasi MOL
|
Tekanan sebelum tanki kurang
|
Reducer pipa 16” ke 18”
|
Masalah
|
% Kumulatif
|
N=78
|
DIAGRAM
PARETO SEBELUM PERBAIKAN
|
20
|
28
|
30
|
ACTION
|
VII. PEMBAKUAN HASIL PERBAIKAN
|
PKM- BAJA
|
7.1 STANDARISASI
Troubleshoot
untuk mengatasi apabila terjadi kejadian negative pada pompa (termasuk
komunikasi)
|
7.2
DIBUAT OLEH :
Erikson Juanda P.
|
Ketua PKM JTB
|
Adhi Permana
|
Sekretaris
|
Dwi Hardi P.
|
Anggota
|
Kokoh Prasetyo.
|
Anggota
|
Yudin Sudrajat
|
Anggota
|
Ibnu Afan
|
Anggota
|
Yaya Supriyadi
|
Anggota
|
7.4
KESAN DAN MANFAAT YANG
DIPEROLEH
1.
Kita
lebih terlatih untuk menyelesaikan masalah dengan metode PDCA
2.
Inovasi
yang diciptakan membuat lingkungan kerja menjadi lebih nyaman dan menurunkan
tingkat resiko yang muncul dan memudahkan dalam melakukan pekerjaan.
Belajar untuk meningkatkan
kemampuan untuk megungkapkan pendapat, berargumentasi,