Skip to main content

Bosster Pump


“Optimalisasi Transfer Minyak Produksi Lapangan X-Ray Dengan Penambahan Booster Pump di PPP Balongan Asset 3
PT Pertamina EP”
























Disusun Oleh :

1.        Erikson J. Panjaitan      (RAM F. Jatibarang)
2.        Adhi Permana                   (RAM F. Jatibarang)
3.        Dwi Hardi P                       (RAM F. Jatibarang)
4.        Kokoh H. Prasetyo         (RAM F. Jatibarang)
5.        Yudin Sudrajat                 (RAM OGT Balongan)
6.        Ibnu Affan                          (Offshore Operation F. Jatibarang)
7.        Yaya Supriadi                   (Operation OGT Balongan)    

FIELD  JATIBARANG
PT.Pertamina EPASSET 3

Mundu,      Agustus 2013

R I S A L A H  P K M

DATA PKM

KEGIATAN PKM
Nama Gugus  :  PKM BAJA(Balongan Jatibar
Fungsi            : F. JTB & OGT
Unit                : PT. PERTAMINA EP  ASSET 3
Dibentuk        :  Februari 2013
Risalah           :  ke 1 (satu)

Waktu Pertemuan  :
JumlahPertemuan :
Tempat ertemuan  :
Lama Pertemuan   :
Periode Kegiatan   :
Kehadiran              :
Rata-rata 1x seminggu
12 kali
Ruang Rapat PML/Ren
90 menit
2013
85 %

                                                                                 
JUDUL:
Optimalisasi Transfer Minyak Produksi Lapangan X-Ray Dengan Penambahan Booster Pump di PPP Balongan PT Pertamina EP Asset 3

NAMA
SEKSI
Aminul Karim
Pembina          (JTB Offshore Ast. Man.)
Hari Widodo
Fasilitator         (JTB RAM Ast. Man.)
Erikson J Panjaitan
Ketua               (JTB RBI/RCM & Data Staff)
Adhi Permana                  
Sekretaris       (JTB Data Topography & Civil Staff)
Dwi Hardi P.
Anggota          (JTB Mechanical Static & Pipeline Technician)
Kokoh Prasetiyo AW           
Anggota          (JTB Electrical Technician)
Yudin Sudrajat                      
Anggota          (TMG Mechanical Static & Pipeline Technician)
Ibnu Affan                             
Anggota          (JTB Offshore Operation)
Yaya Supriadi                     
Anggota          (TMG Balongan MGStation&Terminal Group Leader)

STRUKTUR ORGANISASI PKM FIELD JATIBARANG PT. PERTAMINA EP ASSET 3

Produk & Bidang Usaha Perusahaan
PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.
Lingkup Kerja Kelompok
Melakukan Optimalisasi Transfer Minyak Produksi Lapangan X-Ray Dengan Penambahan Booster Pump di PPP Balongan.

                                                                                       

Jawa Barat
PPP Balongan































A.     JADWAL RENCANA KEGIATAN DAN REALISASI

B.     DAFTAR HADIR RAPAT












PLAN
I.     MENENTUKAN TEMA& SASARAN
PKM-BAJA
1.1.  INVENTARISASI MASALAH SECARA UMUM DI PPP Balongan
Beberapa permasalahan dilapangan PPP Balongan adalah sebagai berikut :
a.       Transfer produksi X-Ray 80.65 % dari target (Realisasi Februari 2013 sebesar 760 BOPD dari target 1100 BOPD). (Data Terlampir)
-    Terdapat reducer dari Ø 16” ke Ø 8”.
-    Tekanan sebelum tangki 7.35 psig tidak mampu mendorong minyak ke tangki FWKO.
-    Inlet tangki FWKO dengan tinggi 10 meter sehingga minyak tidak bisa masuk ke tangki FWKO.

b.       Fasilitas produksi sudah tua
-    Perawatan fasilitas produksi masih kurang.
-    Kurangnya insvestasi baru di area PPP Balongan.
c.       Disfungsi PPP Balongan
-    Fungsi PPP Balongan, yang seharusnya menerima minyak nett, namun ternyata masih menerima gross.
-    Masih Melakukan drain/ cerat dalam PPP Balongan.
-    Safety area bund wall.
d.       Akses control belum diterapkan
-    Masih belum diterapkan akses control secara menyeluruh.
-    Masih sering ditemukan pihak luar masuk PPP Balongan.


Produksi
Non Produksi
Potensi
Safety
Environment
Urgensi
Stake Holder
Visi
Proper
Managemen Decicion
1. Transfer Produksi X-Ray
5
5
5
5
4
4
4
4
36
2. Fasilitas Prod. Tua
3
4
4
4
4
2
3
2
26
3. Disfungsi PPP
2
2
4
3
2
4
4
3
24
4.Akses Kontrol
1
5
3
4
4
4
2
3
26


Ilustrasi Skala (korelasi pada parameter yang berakibat positive) :
Nilai 5 : Kontribusi signifikan
Nilai 4 : Kontribusi besar
Nilai 3 : Kontribusi sedang
Nilai 2 : Kontribusi kecil
Nilai 1 : Hampir tidak berkontribusi
Definisi operasional/penjelasan mengenai parameter :
1.       Potensi                          : Hasil yang berhubungan dengan potensi produksi yang mungkin didapat
2.       Safety                             : Kondisi masalah yang mempunyai potensi bahaya/kecelakaanyang  dapat mengganggu kegiatan operasi produksi.
3.       Environment                 : Kondisi masalah yang mempunyai potensi kerusakan lingkungan
4.       Urgensi                          : Pentingnya masalah untuk dapat & cepat diselesaikan
5.       Stake Holder                : Bagian yang terkait dalam kegiatan tersebut
6.       Visi                                 : Masalah tersebut berhubungan dengan kebijakan, visi dan misi perusahaan
7.       Proper                            : Masalah tersebut berhubungan dengan penilaian proper perusahaan
8.       Managemen Decisision : Pertimbangan Managemen mengenai masalah tersebut

Diagram Pareto

























32.14%
55.36%
78.57%
0%
50%
100%
0
20
40
60
80
100
Transfer Produksi X-Ray


Masalah



Kumulatif
Fasilitas  Prod Tua
Disfungsi PPP
Akses Kontrol
N=112
36
26
26
24
DIAGRAM PARETO MASALAH UMUM DI PPP BLG

Kesimpulan : Dari diagram pareto dapat kita simpulkan bahwa permasalahan yang dipilh untuk segera ditindaklanjuti yaitu “Transfer Produksi X-Ray”.






1.1.2.  PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAH
Untuk menentukan skala prioritas, PKM BAJA menggunakan metode komparasi matrix, dengan membandingkan tingkat urgensi  dengan mempertimbangan faktor  yang mendesak untuk diselesaikan. Dari diagram pareto di atas didapat bahwa masalah yang dipilih adalah Transfer Produksi X-Ray.

Beberapa permasalahan dilapangan PPP Balongan yang menyebabkan produksi X-Ray belum mencapai target adalah sebagai berikut :
1.    Terdapat reducer pipa dari Ø 16” ke Ø 8”
a.       Menyebabkan adanya pressure drop di PPP Balongan.
b.       Terjadinya penurunan tekanan secara signifikan.
2.    Tekanan sebelum tangki tidak mampu mendorong minyak ke dalam tangki
a.       Minyak tidak dapat masuk ke tangki FWKO (tekanan 7.35 psig pada inlet tangki).
b.       Tekanan pompa transfer dari Lapangan X-Ray tidak bisa ditingkatkan karena kondisi pipa sudah keropos.
c.        Sifat minyak adalah medium HPPO (API grafity = 22.3 – 31.1°API).
d.       Kondisi pipa sudah keropos dan terdapat kebocoran di MOL.
3.    Keterbatasan tekanan izin operasi MOL ( <60 psig)
a.       Terdapat 4 titik kebocoran sepanjang MOL.
b.       Terbentuknya scaling di inner side MOL.

Tabel 1.2. STRATIFIKASI MASALAH Transfer Produksi X-Ray
Masalah
Produksi& Teknis
Evaluasi Keseluruhan
Potensi
Safety
Taknis
Urgensi
Stake Holder
Visi
Managemen Decicion
Evaluasi Keseluruhan
1. Reducer pipa 16” ke 8”
2
2
4
3
3
3
3
20
2.   Keterbatasan Tekanan Izin Operasi MOL
5
3
5
5
3
4
3
28
3. Tekanan sebelum tangki kurang
5
5
5
5
3
4
3
30

Ilustrasi Skala (korelasi pada parameter yang berakibat positive) :
Nilai 5 : Kontribusi signifikan
Nilai 4 : Kontribusi besar
Nilai 3 : Kontribusi sedang
Nilai 2 : Kontribusi kecil
Nilai 1 : Hampir tidak berkontribusi

Definisi operasional/penjelasan mengenai parameter :
1.       Potensi                          : Hasil yang berhubungan dengan potensi produksi yang mungkin didapat
2.       Safety                             : Kondisi masalah yang mempunyai potensi bahaya/kecelakaanyang  dapat mengganggu kegiatan operasi produksi.
3.       Teknis                            : Kondisi masalah yang berhubungan secara teknis/sistem
4.       Urgensi                          : Pentingnya masalah untuk dapat & cepat diselesaikan
5.       Stake Holder                : Bagian yang terkait dalam kegiatan tersebut
6.       Visi                                 : Masalah tersebut berhubungan dengan kebijakan, visi dan misi perusahaan
7.       Managemen Decisision : Pertimbangan Managemen mengenai masalah tersebu
Diagram Pareto

















38.46%
74.36%
0%
50%
100%
0
20
40
60
80
100
Keterbatasan Tekanan Izin
 Operasi MOL


Tekanan sebelum tanki kurang
Reducer pipa 16” ke 18”


Masalah



% Kumulatif

N=78
DIAGRAM PARETO MASALAH TRANSFER PRODUKSI X-RAY
20
28
30


Text Box: NILAI EVALUASI
 





















Dari diagram pareto diatas didapat bahwa tema yang dipilih adalah Tekanan inlet tangki tidak mampu mendorong minyak ke tangki FWKO.

















TINJAUAN QCDSME SEBELUM PENANGGULANGAN



PANCA
KONDISI AWAL SEBELUM PENANGGULANGAN
-   Nilai minyak yang didapat rata-rata 700 BOPD, dengan target mencapai 1100 BOPD.
-   Tangki FWKO tidak dapat digunakan dikarenakan ketinggian tangki 10 m dan tekanan inlet 7.35 psig tidak dapat mendorong fluida ke tangki.
C (Cost)
-    Biaya penggantian pipa lama (sudah melebihi umur design 25 th) melebihi 100 milyard.
D (Delivery)
-  Waktu transfer fluida yang dibutuhkan untuk mencapai target 1100 BOPD lebih lama 2 hari.
S (Safety)
-  Potensi terjadinya kebocoran kembali MOL lebih besar apabila dioperasikan melebihi tekanan 60 psig.
M (Morale)
-   Kekawatiran bagian operasi produksi terhadap pencemaran lingkungan akibat terjadinya kebocoran lebih tinggi dikarenakan terjadinya kebocoran 2 kali dalam 6 bulan (Sept 2012 dan Des 2012)
E (Environment)
-   Potensi pencemaran laut terhadap minyak dan air terproduksi besar apabila terjadi kebocoran MOL.


1.2.  ALASAN MEMILIH TEMA
Saat ini PT Pertamina terutama PEP dituntut untuk bisa menghasilkan minyak sampai dengan 200K BOPD dan kontribusi Asset 3 Pertamina EP sebesar 14 K BOPD. Salah satunya termasuk di lapangan X-Ray yang mempunyai terget produksi sebesar 1100 BOPD. Lapangan X-Ray sampai dengan Januari 2013 menghasilkan kurang lebih 267 BOPD dan masih mempunyai gap produksi sebesar 900 BOPD. Hal ini salah satunya disebabkan oleh fungsi MOL yang berkurang dikarenakan adanya kebocoran. Sehingga ada pembatasan tekanan izin operasi pada MOL yang berimbas berkurangnya transfer produksi X-RAY.

1.3.  PENENTUAN TARGET AWAl
          Pengembalian produksi X-Ray yang didapat bisa mencapai 1100 BOPD.
















PLAN
II. MENCARI FAKTOR PENYEBAB
PKM- BAJA

2.1. DIAGRAM FISH BONE (Penyebab)

AKIBAT
SEBAB
 








                                                                                    


Transfer Produksi X-Ray < 1100 BOPD
METHODE
MACHINE
Ø Minyak mudah membeku
Ø  Jenis minyak medium HPPO dan suhu dibawah permukaan laut <43 C
MATERIAL
ENVIRONMENT

Ø Tekanan inlet tangki tidak dapat mendorong minyak ke Gun Barrel Tank/ FWKO  (tinggi tangki 10 m)
Ø Adanya kebocoran pipa
Ø Adanya kerusakan pipa (korosif)
Ø  Umur operasi (33 th) sudah melebihi umur design (25 th)


Ø Ada scaling pada inner side  pipa
Ø Fluida bersifat parafinik dan jenis minyak medium HPPO
Ø Suhu di bawah permukaan laut <43 C





























PLAN
III. MENCARI FAKTOR PENYEBAB DOMINAN
PKM- BAJA

1.4.       ANALISIS FAKTOR PENYEBAB

MASALAH
FAKTOR PENYEBAB
PENYEBAB
AKIBAT
EVALUASI
RELEVANSI





SCORE
JLMH
Produksi  X-Ray   < 1100 BOPD
METHODE
Terjadi pressure drop pada MOL (tekanan X-Ray 60 psig dan tekanan BLG 7.35 psig)
Tekanan inlet tangki tidak dapat mendorong minyak ke Gun Barrel Tank/ FWKO (tinggi tangki 10 m)
5
5
MATERIAL

Jenis minyak medium HPPO

2
2
ENVIRONMENT
Suhu dibawah permukaan laut < 43 °C
Semakin lama ada scaling pada inner side pipa
Diperlukan chemical khusus
2
2
MACHINE

Umur operasi (33 th) sudah melebihi umur design (25 th)
Adanya kerusakan pipa (korosif)

Mempercepat penggantian MOL
4
4

Ilustrasi Skala :
Nilai 5 : Kontribusi signifikan
Nilai 4 : Kontribusi besar
Nilai 3 : Kontribusi sedang
Nilai 2 : Kontribusi kecil
Nilai 1 : Hampir tidak berkontribusi


3.2. STRATIFIKASI PENYEBAB DOMINAN

FAKTOR PENYEBAB
JUMLAH
% ITEM
% KUMULATIF
METHODE
5
38.46
38.46
MACHINE
4
30.77
69.23
ENVIRONMENT
2
15.38
84.62
MATERIAL
2
15.38
100.00
 Jumlah
13













3.3. DIAGRAM PARETO
























5
4
2
2
38.46
69.23
84.62
0%
50%
100%
0
5
10
15
METHODE


FAKTOR PENYEBAB



% KUMULATIF
N=13
DIAGRAM PARETO ANALISIS PENYEBAB
MACHINE
MATERIAL
ENVIRONMENT


Dari tabel analisis faktor penyebab, stratifikasi penyebab dominan dan diagram pareto dapat disimpulkan bahwa penyebab dominan adalah terjadinya pressure drop aliran sepanjang MOL (tekanan X-Ray 60 psig dan tekanan BLG 7.35 psig) menyebabkan tekanan masuk inlet tangki tidak optimal untuk mendorong minyak ke tangki/ FWKO (tinggi tangki 10 m).


















PLAN
IV. MERENCANAKAN PERBAIKAN& SASARAN ANTARA
PKM- BAJA

4.1 ANALISIS ALTERNATIF PERBAIKAN PENYEBAB MASALAH

FAKTOR PENYEBAB
MASALAH
ALTERNATIF PENANGGULANGAN
SOLUSI PENANGGULANGAN YANG DIPILIH
METHODE
Terjadi pressure drop pada MOL (tekanan X-Ray 60 psig dan tekanan BLG 7.35 psig), tekanan tidak optimal untuk mendorong fluida ke tangki .
Menaikkan tekanan pada inlet tangki di Balongan > 10 psig dengan penambahan pompa booster agar volume fluida yang dapat masuk ke tangki FWKO lebih banyak.
Penambahan pompa booster
MATERIAL

Jenis minyak medium HPPO
Penggunaan PPD untuk menurunkan titik beku
Penggunaan PPD
ENVIRONMENT
Suhu dibawah permukaan laut <43 °C
Mengaktifkan heater yang ada di    X-Ray
Mengaktifkan heater yang ada di      X-Ray
MACHINE

Umur operasi (33 th) sudah melebihi umur design (25 th)
Penggantian MOL (sedang dalam kajian di SF Asset 3)
Penggantian MOL (sedang dalam kajian di SF Asset 3)

4.2. MENETAPKAN RENCANA PENANGGULANGAN DENGAN METODE 5W + 2 H


Masalah
Terjadi pressure drop pada MOL (Tekanan X-Ray 60 Psig dan Tekanan BLG 7.35 Psig)
WHY
Tekanan inlet tangki sebesar 7.35 psig tidak optimal mendorong fluida ke tangki dengan tinggi 10 m
HOW
Penambahan pompa booster  
WHAT
Tekanan inlet tangki > 10 Psig sehingga volume fluida yang masuk ke tangki lebih besar
WHEN
25 April 2013
WHO
Erikson         : Koordinator QA/QC
Adhi             : Sipil (pondasi pompa & galian kabel)
Dwi Hardi     : Service Pompa (perbaikan dan inspeksi pompa bekas)
Yudin           : Konstruksi Pipa (Pembuatan dan instalasi pipa)
Kokoh          : Listrik Instrumen (Pemasangan Panel dan kabel power)
Affan            : Koordinasi X-Ray (monitoring tekanan MOL X-Ray)
Yaya            : Koordinasi Balongan (monitoring setelah pemasangan pompa booster)
WHERE
PPP Balongan
Biaya
± Rp. 54.326.000,-
Target Hasil
Pengembalian produksi dari 700 BOPD menjadi 1100 BOPD



4.3.   RENCANA TARGET YANG AKAN DICAPAI

POIN
SEBELUM PERBAIKAN
TARGET
-   Nilai minyak yang didapat rata-rata 700 BOPD, dengan target mencapai 1100 BOPD
-   Tangki FWKO tidak dapat digunakan dikarenakan ketinggian tangki 10 m dan tekanan inlet 7.35 psig tidak dapat mendorong fluida ke tangki.
-    Minyak yang dapat diperoleh di PPP BLG 1100 BOPD
-    Tangki  FWKO dapat digunakan secara maksimal
C (Cost)
-    Biaya penggantian pipa lama (sudah melebihi umur design 25 th) melebihi 100 milyard.
Pelaksanaan penggantian dapat dilaksanakan secepatnya dengan biaya kewajaran
D (Delivery)
-  Waktu transfer fluida yang dibutuhkan untuk mencapai target 1100 BOPD lebih lama 2 hari
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 1100 BOPD dicapai dalam waktu 1 hari
S (Safety)
-  Potensi terjadinya kebocoran kembali MOL lebih besar apabila dioperasikan melebihi tekanan 60 psig
Tidak ada kebocoran dikarenakan kelebihan tekanan
M (Morale)
-   Kekawatiran bagian operasi produksi terhadap pencemaran lingkungan akibat terjadinya kebocoran lebih tinggi dikarenakan terjadinya kebocoran 2 kali dalam  6 bulan (Sept 2012 dan Des 2012)
Berkurangnya potensi kebocoran
E (Environment)
-   Potensi pencemaran laut terhadap minyak dan air terproduksi besar apabila terjadi kebocoran MOL.
Berkurangnya potensi pencemaran


PERSETUJUAN RENCANA PENANGGULANGAN

















DO
V. PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN
PKM- BAJA

5.1.1.     Perhitungan kebutuhan pompa :

NB. 1 Barrel = 158.9873 liter
Produksi air terproduksi di X-Ray yang dikirim ke BLG = ± 14.000 barrel/ day  =  2.225.822 liter/ hari.
Jika pompa booster operasi selama 24 jam, maka dalam sejam = 2.225.822/ 24 jam =  92.742,5 liter/ jam
Sehingga  dibutuhkan kapasitas pompa = 92.742,5 liter/ jam.
Data Spesifikasi Elektromotor :
Brand                : TOSHIBA
Power               : 7,5 KW
Speed               : 3000 rpm
Frekuensi          : 50 Hz
Voltage             : 380 V
 
Data spesifikasi  Pompa Ebara
Manufacture      : Ebara Corp.
Model               : 100 x 80 UIMM
Speed               : 3000
Head                : 30 m
Cap                  : 62 kl/h
Capacity           : 62,000 liter/ jam

Sehingga menurut perhitungan diatas, kita dapat menambah 1 buah pompa untuk booster di PPP Balongan. dengan spesifikasi pompa ebara yang ada di JTB.

Gambar Rencana :


                    
EXISTING
NEW
Existing =
Future   =  
X-Ray Ø16”
T. FWKO Ø10”
Pompa I
Pompa II
 

























5.2.   TAHAP II : Pemasangan instalasi pompa, listrik dan pipa
5.2.1.     Instalasi Pompa









5.2.2.     Instalasi Listrik















5.2.3.     Instalasi Pipa














5.2.4.     As Build Drawing

Pompa booster
Dari X-Ray 16”
Ke T. FWKO 8”














































5.2.5.     Monitoring  sebelum dan sesudah  pemasangan pompa booster
Sebelum dipasang pompa booster
Tekanan MOL di BLG atau tekanan inlet tangki sebelum dipasang pompa booster sebesar 0.5 ksc (7.35 psig).
Dicoba menggunakan 1 pompa booster :
Tekanan discharge pompa booster sebesar 22 psig (1 pompa).
Tabel check list commissioning dan monitoring pompa (terlampir).
Dicoba menggunakan 2 pompa booster :
Terlihat tekanan pada pressure indicator kurang dari nol (0 psig) hal ini berarti pada pipa terjadi vacuum, sehingga diputuskan hanya menggunakan 1 pompa.














































VI. EVALUASI HASIL PERBAIKAN
PKM- BAJA


Bulan
Total/ Bulan
Jumlah Hari
BOPD
Rata-Rata BOPD
January
8178
31
264


February
21291
28
760
719
March
22640
31
730
April
19972
30
666
May
34987
31
1129
1159
June
33202
30
1107
July
37229
31
1241

Sesudah
Sebelum





6.2. ANALISA PENCAPAIAN target perbaikan


SEBELUM PERBAIKAN
TARGET PERBAIKAN
SETELAH PERBAIKAN
% PENCAPAIAN
Terjadi pressure drop pada MOL (Tekanan X-Ray 60 psig dan Tekanan BLG 7.35 psig) tekanan tidak optimal untuk mendorong fluida ke tangki
-    Minyak yang dapat ditransfer dari X-Ray (tiga bulan sebelum pasang pompa booster) 719 BOPD

-    Tekanan pada inlet tangki 7.35 psig
-    Minyak yang dapat ditransfer 1100 BOPD



-    Tekanan inlet tangki lebih besar dari 10 psig
- Minyak yang dapat ditransfer mencapai rata-rata 1159 BOPD (ada penambahan 440 dari kondisi awal)

- Tekanan pada inlet tangki 22 psig
- 105.36 %





-    220 %




SEBELUM PERBAIKAN
TARGET PERBAIKAN
SETELAH PERBAIKAN
Q (Quality)
-   Nilai minyak yang didapat + 700 BOPD, seharusnya target mencapai 1100 BOPD
-   Tangki FWKO tidak dapat digunakan maksimal
-    Minyak yang dapat diperoleh di PPP BLG 1100 BOPD

-    Tangki  FWKO dapat digunakan secara maksimal
-    Minyak yang dapat diperoleh di PPP BLG 1200 BOPD

-    Tangki  FWKO dapat digunakan secara maksimal
C (Cost)
Perbaikan/ penggantian MOL membutuhkan biaya yang tinggi.
Dapat menekan biaya perbaikan seminimal mungkin
Dapat menekan biaya perbaikan seminimal mungkin
D (Delivery)
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 1100 selama 2 hari
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 1100, dalam 1 hari
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 1100, dalam 1 hari
S (Safety)
Potensi MOL bocor lebih besar apabila dioperasikan melebihi tekanan izin operasi (60 psig)
Tidak ada kebocoran dikarenakan kelebihan tekanan
Tidak ada kebocoran dikarenakan kelebihan tekanan
M (Morale)
Kekawatiran terhadap pencemaran lingkungan jika terjadi kebocoran (hal penting pada laporan produksi X-Ray)
Berkurangnya potensi kebocoran
Berkurangnya potensi kebocoran
E (Environment)
Potensi pencemaran terhadap minyak dan air terproduksi besar.
Berkurangnya potensi pencemaran
Berkurangnya potensi pencemaran



IDENTIFIKASI PENILAIAN RESIKO
No
Aspek/ Bahaya
Dampak/ Resiko
Pengendalian
1
Suddenly trip
Vacuum pressure di suction side pompa, dapat merusak MOL dari X-Ray
Install pressure switch (OK)
Pressure drop
Install standby pump unit (OK)
2
Hydraulic sub-system failure (fluid service)
Stuck pada pompa akibat kavitasi di bagian impellernya
Install recycle line dari discharge ke suction side pompa (program selanjutnya)
3
Sealing sub-system failure
Kebocoran pada seal gland dapat mencemari tanah di sekitar lokasi pompa
Tempatkan oil pond di bawah skid pompa untuk mencegah tumpahan minyak
4
Electrical motor failure
Circuit breaker/ winding insulation failure (terbakar)
Tempatkan fire extinguisher dekat lokasi pompa, tipe explosion proof

6.5. VALUE CREATION


Instalasi Pompa
54.327.000,-




Rata -rata produksi sebelum pompa (Feb - April 2013)
  718.02
BOPD

Rata -rata produksi sebelum pompa (Mei - Agustus 2013)
1150.3
BOPD

Selisih (sebelum dan sesudah pemasangan pompa)
432.25
BOPD

Perhitungan dollar AS = Rp 10.572,50  (Akt Migas tanggal 31 Agustus 2013)

Harga minyak / barrel US = USD107.30 (Akt Migas tanggal 31 Agustus 2013)

Perhitungan gain produksi/hari
IDR 490,354,783.78
Total s/d 31 Agustus 2013 (penyelamatan loss prod.)
IDR 60,313,638,405.02
Total Penyelamatan Produksi yang didapat dikurangi perbaikan
IDR 60,259,311,422.34
PEMBULATAN
IDR 60,260,000,000.00












6.6.  STRATIFIKASI SETELAH PERBAIKAN


Masalah
Produksi& Teknis
Evaluasi Keseluruhan
Potensi
Safety
Taknis
Urgensi
Stake Holder
Visi
Managemen Decicion
Evaluasi Keseluruhan
Reducer pipa 16” ke 8”
1
1
3
2
2
2
2
13
Tekanan sebelum tangki kurang
3
2
3
3
2
2
2
17
Keterbatasan Tekanan Izin Operasi MOL
3
3
3
3
3
2
2
19

Definisi operasional/penjelasan mengenai parameter :
1.       Potensi                          : Hasil yang berhubungan dengan potensi produksi yang mungkin didapat
2.       Safety                             : Kondisi masalah yang mempunyai potensi bahaya/ kecelakaan yang  dapat mengganggu kegiatan operasi produksi.
3.       Teknis                            : Kondisi masalah yang berhubungan secara teknis/ sistem
4.       Urgensi                          : Pentingnya masalah untuk dapat & cepat diselesaikan
5.       Stake Holder                : Bagian yang terkait dalam kegiatan tersebut
6.       Visi                                 : Masalah tersebut berhubungan dengan kebijakan, visi dan misi perusahaan
7.       Managemen Decisision : Pertimbangan Management mengenai masalah tersebut

Ilustrasi Skala :
Nilai 5 : Kontribusi signifikan
Nilai 4 : Kontribusi besar
Nilai 3 : Kontribusi sedang
Nilai 2 : Kontribusi kecil
Nilai 1 : Hampir tidak berkontribusi

6.6.1.    




















19
17
13
38.78
73.47
0%
50%
100%
0
10
20
30
40
50
Keterbatasan  Tekanan Operasi
Tekanan sebelum tanki kurang
Reducer 16” ke 8”


Masalah



%Kumulatif

N=49
DIAGRAM PARETO SETELAH PERBAIKAN
Text Box: NILAI EVALUASI















38.46%
74.36%
0%
50%
100%
0
20
40
60
80
100
Keterbatasan Tekanan Izin
 Operasi MOL


Tekanan sebelum tanki kurang
Reducer pipa 16” ke 18”


Masalah



% Kumulatif

N=78
DIAGRAM PARETO SEBELUM PERBAIKAN
20
28
30
Text Box: NILAI EVALUASIDIAGRAM PARETO MASALAH


















ACTION
VII. PEMBAKUAN HASIL PERBAIKAN
PKM- BAJA

7.1 STANDARISASI

Troubleshoot untuk mengatasi apabila terjadi kejadian negative pada pompa (termasuk komunikasi)

 










































7.2   DIBUAT OLEH :

Erikson Juanda P.
Ketua PKM JTB
Adhi Permana
Sekretaris
Dwi Hardi P.
Anggota
Kokoh Prasetyo.
Anggota
Yudin Sudrajat
Anggota
Ibnu Afan
Anggota
Yaya Supriyadi
Anggota
























7.4   KESAN DAN MANFAAT YANG DIPEROLEH

1.       Kita lebih terlatih untuk menyelesaikan masalah dengan metode PDCA
2.       Inovasi yang diciptakan membuat lingkungan kerja menjadi lebih nyaman dan menurunkan tingkat resiko yang muncul dan memudahkan dalam melakukan pekerjaan.
Belajar untuk meningkatkan kemampuan untuk megungkapkan pendapat, berargumentasi,

Postingan Populer

Kunci Inch dengan Kunci mm Dalam Dunia Mechanic

  Jika kita bekerja sebagai mechanic, toolkit adalah senjata kita dalam menyeleseikan suatu pekerjaan. karena dengan kelengkapan toolkit menurut saya 45% pekerjaan / troubleshoot dapat terpecahkan. Dan sebagai mekanik kita kadang menemukan ukuran bolt / nut yang berbeda - beda, ada ukuran dalam inchi, ada pula yang dalam ukuran mili meter. Seandainya kita paksakan mengunakan ukuran kunci tertentu, jutru tidak akan menyeleseikan masalah, tetapi malah menambah pekerjaan lainnya karena bolt atau nut yang kan kita kendorin akan slek atau rusak sehingga semakin sulit unitiuk kita lepaskan. atau bakan kunci yang kita gunakan akan rusak, dan hal ini elain menyusahkan waktu kita kerja juga akan menyusahkan di lain hari karena kita harus membeli kunci baru yang tidak murah harganya. Baca juga : Kehidupan di Offshore Platform  Fungsi Air Dryer Pada Air Compressor Korelasi Komposisi Gas dengan Air Fuel Ratio Perbedaan Prosedure Pembelian Gas Engine Dan Diesel Engine ...

Teory Pompa Kerja Pararel dan Pompa Kerja Seri

Pompa dapat kita pasang atau operasikan pararel atau seri, jika kita ingin menaikan qapasitas, pompa akan kita operasikan Pararel, dengan syarat Head pompa sama. Sedangkan jika kita ingin meanikan Head/ tekanan discharger pompa, kita dapat mengoperasikannya secara seri dan syartnya pompa ke 2 harus lebih rendah qapasitasnya, sebab jika sama maka akan ada kapitasi. Pompa pertama kita sebut pompa pengirim atau pompa utama, sementara pompa ke 2 kita sebut sebagi pompa Booster atau pompa peningkat tekanan. Dalam mendesain (pararel/series) pompa, jumlah 2 atau lebih pompa sentrifugal disebut dengan multiple centrifugal pump. Dalam mendesain multiple centrifugal pump ini utamanya adalah ketika melakukan instalasi,  sangatlah penting untuk memperhatikan hubungan antara kurva pompa (pump curve) dan kurva sistem perpipaan. (piping system curve). Efek dari menambahkan 2 buah pompa yang identik dalam rangkaian paralel dapat di lihat pada gambar grafik di bawah ini. Baca ...

Cara Leak Test (test kebocoran) dan Hydrotest pada Valve dan Bejana Tekan

Leak Test : Biasanya ini dilakukan pada reinforcing pad of opening, menggunakan udara. Kadang-kadang di-counter check dengan bubble soap. Sehingga sering disebut juga bubble test. Diaplikasikan pada semua peralatan yang mempunyai pads pada bagian pressure (PV, HE, Tank, dll). Bisa juga leak test dilakukan tanpa sabun. Material diinjeksi dengan udara bertekanan dan direndam dalam tanki air untuk beberapa waktu (digunakan dalam pengetesan fuel tank untuk forklift). Ini lebih efektif dibandingkan dengan sabun. Test ini juga dilakukan untuk pengecekan kebocaran pada blinded flange, flange joint (shell side to tube side joint), channel cover installation, dsb. Secara internal, diberi tekanan menggunakan udara – alternatif lain bisa menggunakan nitrogen (N 2 ). Pada tangki ada juga istilah leak test untuk roof dan bottom installation. Alatnya disebut Vacuum Box. Leak test tidak sama persis dengan pneumatic test. Pneumatic test itu bisa digunakan sebagai pengganti hydrotes...