Skip to main content

Mengenal Bearing | Prosedure Melepas Dan Memasang Bearing (Part 4)

 

PROSEDUR PENGERJAAN BEARING

 

1.    Lakukan Lock-out / Tag-out terhadap peralatan yang akan dikerjakan.

2.    Jika bearing dirancang untuk dipasang dengan sebuah arbor press (mesin pres), maka bearing juga mesti dilepas dengan alat ini . Jika bearing atau shaft terlalu besar sehingga tidak muat pada mesin pres tersebut, pakailah bearing puller (penarik bearing).

3.    Jika sulit melepas bearing dari shaft, harus digunakan cara lain. Salah satunya adalah dengan menggunakan lidah api untuk memanaskan bearing, sehingga bearing memuai menambah kerenggangan diantara bearing dan as. Jika cara ini dipakai, lakukan dengan sangat hati-hati supaya lidah api tidak menyambar grease atau pelumas sehingga tidak menimbulkan kebakaran. Selain itu perhatikan juga semua aturan yang berkaitan dengan perlunya meminta “hot work permit”. Jangan lupa memberikan penopang yang memadai pada saat melepas bearing dan shaft.

4.    Prosedur pemasanagn merupakan kebalikan dari prosedur yang digunakan untuk melepas bearing.

 

MEMBERSIHKAN BEARING

 

Jika bearing dilepas dari suatu mesin, periksalah satu persatu apakah ada bagian yang aus. Jika masih bagus kondisinya, bersihkanlah bearing dengan pembersih yang sesuai dan kemudian dikeringkan. Jika pembersih khusus tidak tersedia, dapat dipakai minyak tanah. Pada saat mengeringkan bearing yang baru saja selesai dibersihkan, JANGAN putar bearing dengan kecepatan tinggi, karena tidak ada pelumas pada bearing yang dapat berfunsi melindungi bearing, Jika dikeringkan dengan udara, arahkan aliran udara sedemikian rupa sehingga bearing tidak berputar.

 

Setelah bearing bersih dan kering, bearing harus diolesi segera dengan oli ringan dan dibungkus guna melindungi dari debu dan kotoran. Jika bearing tidak dapat dipasang sampai beberapa hari kemudian, atau jika akan disimpan digudang, lumasi bearing secukupnya dan bungkus dengan kertas tahan minyak untuk melindunginya dari debu, kotoran dan kontaminan lainnya.

 

MEMASANG PLAIN JOURNAL BEARING

             

Teknik pemasangan bearing yang tepat berbeda-beda sesuai dengan jenis bearing. Misalnya, plain journal bearing biasanya lebih mudah pemasangannya disbanding antifriction bearing. Namun demikian, sangat dibutuhkan kehati-hatian untuk tercapainya kesejajaran pada saat pemasangan, karena kontruksinya yang sudah tetap/bukan tipe yang bisa sejajar sendiri. Kesejajaran yang tepat dapat dicapai dengan menggunakan shim yang diletakan dibawah permukaan bearing. Jika memekai journal bearing dari tipe yang terpisah (split), setengah bagian atas dapat dilepaskan untuk memeriksa kesejajaran setelah dipasang dan dijalankan dalam waktu yang tidak terlalu lam. Inspeksi visual terhadap material bearing dapat juga menunjukan adanya ketidak sejajaran.

 

Tidak sejajarnya sebuah plain journal bearing biasanya ditunjukan oleh bagian yang mengkilat atau bagian yang aus pada permukaan sebelah dalam. Karena panjangnya, permukaan bearing bagian dalam tidak akan menunjukan aus pada permukaan yang luas, tetapi hanya pada titik-titik konsentrasi beban. Ketidak sejajaran dapat terlihat seperti bagian yang aus pada salah satu ujung dari permukaan bearing bagian dalam, akan sama dengan yang terdapat pada sisi yang berlawanan pada ujung lainnya.

 

Plain Journal Bearing harus diperiksa cirri-ciri ausnya setelah beberapa jam operasi. Kemudian harus disejajarkan, dan dilumasi dengan semestinya. Prosedur sederhana ini dapat mengurangi problem pada plain journal bearing untuk waktu yang cukup lama.

 

MEMASANG ANTI-FRICTION BEARING

 

Pada saat memasang Roller Bearing atau Bball Bearing, ketidak sejajaran mungkin tidak terlihat untuk beberapa waktu karena bearing tersebut bisa menerima ketidak sejajaran yang kecil. Namun demikian, harus diingat bahwa meskipun bearing tersebut kelihatannya dapat beroperasi secara memuaskan dalam kondisi tidak sejajar, daya tahannya tidak akan lama.

 

Ball bearing atau roller bearing dirancang untuk beroperasi dengan inner dan outer ring masing-masing dipasang pada shaft dan housing. Meskipun hal ini dapat ditempuh dengan beberapa cara, cara yang termudah adalah dengan interference fit antara I. D. (Inside Diamater = diameter dalam) dan O.D. (Outside Diameter= Diameter Luar) dari suatu bearing dengan shaft atau housing. Biasanya bearing dipasang dengan menggunakan mesin fres. Jika alat ini tidak tersedia, bisa digunakan pipa atau sleeve. Bagaimanapun caranya bearing dipasang, pastikan ring yang ditekan harus diberi landasan yang benar. Interference Fit adalah ukuran I.D bearing yang sedikit lebih kecil dari pada shaft; atau ukuran O.D bearing yang sedikit lebih besar dari pada housing. Agar bisa masuk, dibutuhkan ‘campur tangan’ (interference) dengan memanaskan inner ring dan mendinginkan shaft; atau mendinginkan outer ring dan memanaskan housing. Cara lain ialah dengan menggunakan mesin pres seperti disebut diatas.

 

Jika karena besarnya tidak bisa dimasukan ke mesin pres, gunakanlah bearing puller. Meskipun pada umumnya digunakan untuk melepas bearing, alat ini dapat pula dipakai untuk memasangnya.

 

Jika area kontak antara inner ring dan shaft agak lurus, ada cara lain untuk memudahkan pemasangan bearing. Bearing yang mempunyai area kontak yang luas dikelompokkan dalam shrink Fit Bearing. Satu cara pemasangan bearing adalah memuaikannya dengan cara memanaskannya. Kemudian dipasang pada shaft pada posisi yang benar dan biarkan hingga dingin. Setelah dingin, bearing akan mengkerut merapat dengan ketat pada shaft. Cara lain untuk melakukan shaft fit adalah dengan mendinginkan shaft dengan es kering, kemudian memasang bearing yang panas. Jika interfernsinya besar (pemasangan ketat), diperlukan cara kombinasi dengan menggunakan panas dan es kering.

 

PEMASANGAN BEARING

Sebelum bearing dipres ke shaft, beberapa kondisi penting harus sudah disiapkan. 

Ø  Pertama, kebersihan tempat pemasangan yang sangat perlu untuk mencegah kontaminasi, baik terhadap bagian yang terbuka maupun tertuptup dari suatu bearing. 

Ø  Kedua, bearing harus ditopang dengan benar dan tekanan dibebankan pada ring yang tepat. 

Ø  Ketiga, pastikan bearing housing atau shaft tidak tergores, tidak ada serpihan, ke’tidak bulatan’ dan lain-lain yang menggangu. 

Ø  Keempat, lapisi shaft atau housing dengan oli atau graphite grease untuk memudahkan pemasangan dan juga memudahkan melepaskannya nanti.

 

Ketika bearing dipres masuk pada tempatnya, bagian dibawah bearing harus diperiksa berulang-ulang apakah terdapat kotoran atau pecahan logam yang dapat mengganjal diantara bearing ring dan housing, atau bearing ring shoulder. Partikel-partikel tersebut kelihatannya bisa diabaikan, tetapi kenyataannya bisa menyebabkan ketidak sejajaran. 

 

Pada shaft yang besar, dengan diameter 10, 12 inci atau lebih, satu serpihan logam berukuran satu atau dua per seribu inci tidak akan terlalu menyebabkan ketidaksejajaran. Tetapi, jika partikel tersebut terdapat dibawah sebuah bearing yang diameternya Cuma satu inci, akan terjadi ketidaksejajaran yang parah.

 

Pada saat memasangdengan cara penyusutan (shrink fit), ataupun penekanan (press fit) pada shaft atau housing yang terbuat dari aluminium atau magnesium, lakukan dengan ekstra hati-hati, Dalam keadaan apapun, jangan pres bearing dalam keadaan dingin. Pemasangan pada waktu dingin dapat merusak logam dan dapat menyebabkan longgarnya dudukan sehingga bearing ring menggelincir pada housing atau pada shaft. Cara yang tepat adalah dengan memuaikan bearing atau housing, atau menyusutkan shaft.

 

Setelah bearing terpasang pada shaft atau didalam housing, periksa apakah bearing leluasa berputar. Pertama-tama pastikan tangan anda bersih dan kering. Kemudian pegang bearing ring yang belum terpasang diantara ibu jari dan telunjuk anda, dan koyangka pelan-pelan kekiri – kekanan. Biasanya ada sedikit pergeseran. Periksa apakah bearing leluasa berputar sebelum dipasang. Jika ada bearing lain yang baru, bandingkan keduanya. Lalu putar ring pelan-pelan dengan tangan untuk memastikannya berputar leluasa tanpa tertahan. Jika putarannya keras, tertahan atau tersendat pada bagian-bagian tertentu, periksa apakah ada kotoran atau gangguan lain. Jika putaran tetap tidak bebas, dan tidak ada tanda-tanda shaft sudah tidak bundar lagi atau ada gangguan lain, bearing harus dibuang dan diganti dengan yang baru.

 

Setelah bearing terpasang dan mesin dikomplitkan, lakukan tes. Dengan menjalankan mesin tanpa beban dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dapat memastikan bahwa semua komponen telah terpasang dengan benar.

 

Pada saat tes bearing berlangsung, periksa apakah bearing berbunyi aneh/bising, suhu tinggi, dan apakah ada getaran. Bunyi dengan nada tinggi, menunjukan kerusakan mungkin terjadi pasa saat pemasangan. Pemasangan yang kurang baik, ketidaksejajaran dan kerenggangan yang tepat (khususnya pada bearing yang memakai pelindung) adalah merupakan sebab lain terjadinya bunyi bising.

 

Beberapa bunyi yang harus didengar dengan cermat setelah bearing bekerja (dengan atau tanpa beban) adalah : dengkingan tinggi karena adanya gangguan atau kelebihan beban; bunyi dengking rendah sampai menengah karena pemasangan tidak sejajar; bunyi gemertak karena bearing longgar; dan bunyi dalam/berat disebabkan oleh permukaan shaft atau housing yang tidak rata, atau housingnya tidak bulat lagi.

 

Setelah mesin dinyalakan, dan bearing berputar, suhu bearing mungkin akan naik melebihi suhu operasi normalnya. Ini merupakan peringatan terhadap petugas pemeliharaan, apakah berlebihnya pelumas atau kecepatan operasi uang terlalu tinggi. Jika unit beroperasi dengan beban maksimum, naiknya suhu bearing mungkin merupakan indikasi terlalu tingginya kecepatan operasi atau beban yang berlebihan. Bearing bersegel (sealed) biasanya mempunyai suhu operasi yang tinggi pada saat baru beroperasi, tetapi suhu tersebut akan turun jika mesin terus beroperasi. Jika suhu operasi tidak turun, matikan mesin dan biarkan dingin. Pada saat mendinginkan ini, pelumas cenderung melakukan distribusi kembali pelumas bearing secara benar. Kemudian jika mesin dihidupkan kembali, suhu bearing semestinya tidak panas lagi. Jika masih panas juga, periksa seluruh bagian bearing.


Perhatian khusus harus ditunjukan pada alat pengunci yang dipakai untuk mengamankan posisi bearing pada shaft. Instruksi dari pabrik harus diikuti pada saat mengetatkan alat pengunci, apakah itu sebuah collar dengan setscrew atau berulir, split-inner sleeve dan locknut. Jika tidak ada intruksi khusus, kuncilah dengan tekanan yang cukup, jangan terlalu ketat. Jika ring sudah terkunci pada shaft, tidak boleh diketatkan lagi dengan menambah tekanan/putaran. Jika hal ini dilakukan, inner race dapat bergeser dan membentuk bagian yang tidak beraturan pada alur putar bearing. Jika ada washer pengunci lipatkan keatas untuk mencegah berputar/longgarnya locknut pada saat mesin beroperasi.  

 

MELEPAS BEARING

Cara melepas bearing dapat dilakukan dengan melakukan kebalikan dari cara yang dipakai untuk memasang bearing. Jika bearing dirancang untuk dipasang dengan mesin pres, alat ini pula yang harus dipakai untuk melepas bearing. Jika bearing atau shaft terlalu besar, sehingga tidak muat pada mesin pres, gunakan bearing puller.

Jika sangat sulit melepas bearing dari shaft, gunakan cara lain. Misalnya dengan menggunakan lidah api untuk memanaskan bearing, sehingga bearing memuai, yang menyebabkan bertambahnya kerenggangan antara bearing dan shaft. Jika cara ini dipakai, ati-hatilah pada saat melakukannya agar tidak terjadi kebakaran karena kontak api dengan grease atau minyak pelumas. Gunakan jenis heating torch yang sesuai dan setel apinya untuk memanaskan, tidak untuk memeotong atau membakar. (Jangan gunakan cutting tirch, karena tujuan kita adalah untuk memanaskan-bukan memotong). Jangan lupa menyediakan penopang yang benar untuk melepas bearing dan shaft.     

Postingan Populer

Kunci Inch dengan Kunci mm Dalam Dunia Mechanic

  Jika kita bekerja sebagai mechanic, toolkit adalah senjata kita dalam menyeleseikan suatu pekerjaan. karena dengan kelengkapan toolkit menurut saya 45% pekerjaan / troubleshoot dapat terpecahkan. Dan sebagai mekanik kita kadang menemukan ukuran bolt / nut yang berbeda - beda, ada ukuran dalam inchi, ada pula yang dalam ukuran mili meter. Seandainya kita paksakan mengunakan ukuran kunci tertentu, jutru tidak akan menyeleseikan masalah, tetapi malah menambah pekerjaan lainnya karena bolt atau nut yang kan kita kendorin akan slek atau rusak sehingga semakin sulit unitiuk kita lepaskan. atau bakan kunci yang kita gunakan akan rusak, dan hal ini elain menyusahkan waktu kita kerja juga akan menyusahkan di lain hari karena kita harus membeli kunci baru yang tidak murah harganya. Baca juga : Kehidupan di Offshore Platform  Fungsi Air Dryer Pada Air Compressor Korelasi Komposisi Gas dengan Air Fuel Ratio Perbedaan Prosedure Pembelian Gas Engine Dan Diesel Engine ...

Teory Pompa Kerja Pararel dan Pompa Kerja Seri

Pompa dapat kita pasang atau operasikan pararel atau seri, jika kita ingin menaikan qapasitas, pompa akan kita operasikan Pararel, dengan syarat Head pompa sama. Sedangkan jika kita ingin meanikan Head/ tekanan discharger pompa, kita dapat mengoperasikannya secara seri dan syartnya pompa ke 2 harus lebih rendah qapasitasnya, sebab jika sama maka akan ada kapitasi. Pompa pertama kita sebut pompa pengirim atau pompa utama, sementara pompa ke 2 kita sebut sebagi pompa Booster atau pompa peningkat tekanan. Dalam mendesain (pararel/series) pompa, jumlah 2 atau lebih pompa sentrifugal disebut dengan multiple centrifugal pump. Dalam mendesain multiple centrifugal pump ini utamanya adalah ketika melakukan instalasi,  sangatlah penting untuk memperhatikan hubungan antara kurva pompa (pump curve) dan kurva sistem perpipaan. (piping system curve). Efek dari menambahkan 2 buah pompa yang identik dalam rangkaian paralel dapat di lihat pada gambar grafik di bawah ini. Baca ...

Cara Leak Test (test kebocoran) dan Hydrotest pada Valve dan Bejana Tekan

Leak Test : Biasanya ini dilakukan pada reinforcing pad of opening, menggunakan udara. Kadang-kadang di-counter check dengan bubble soap. Sehingga sering disebut juga bubble test. Diaplikasikan pada semua peralatan yang mempunyai pads pada bagian pressure (PV, HE, Tank, dll). Bisa juga leak test dilakukan tanpa sabun. Material diinjeksi dengan udara bertekanan dan direndam dalam tanki air untuk beberapa waktu (digunakan dalam pengetesan fuel tank untuk forklift). Ini lebih efektif dibandingkan dengan sabun. Test ini juga dilakukan untuk pengecekan kebocaran pada blinded flange, flange joint (shell side to tube side joint), channel cover installation, dsb. Secara internal, diberi tekanan menggunakan udara – alternatif lain bisa menggunakan nitrogen (N 2 ). Pada tangki ada juga istilah leak test untuk roof dan bottom installation. Alatnya disebut Vacuum Box. Leak test tidak sama persis dengan pneumatic test. Pneumatic test itu bisa digunakan sebagai pengganti hydrotes...