Hallo teman - teman semua, ketemu lagi dengan tulisan - tulisan dhevils mechanic yang pasti tidak jauh membahas dunia mechanic Oil and Gas Industry, entah itu terkait spec dari unit equipment yang sering digunakan di Oil and Gas, problematika kerja di Oil and Gas, serta ide - ide kreative dalam menyeleseikan permasalahan yang terjadi dilapangan sehingga pekerjaan menjadi mudah. Dan kali ini yuk kita berkisah sedikit terkiat Vibration Switch Copntrol System. Seperti apa kisahnya ikuti terus yukl tulisan dari dhevils mechanic ini.
VIBRATION SWITCH (Alat Control Sistem)
FUNGSI:
Vibration Switch Instrument digunakan untuk mendeteksi dan mematikan peralatan bilamana terjadi vibration (getaran) yang berlebihan.
HATI-HATI: Sebelum me-reset Vibration switch, pastikan peralatan dalam keadaan mati dan Main Breaker dalam keadaan Off
Contoh Pemasangan Vibration Switch pada:
è Kompresor
è Pompa Reciprocating
è Pumping Unit
SENSING UNIT (DETECTOR) yang dipasang pada peralatan (Equipment), ditempatkan pada posisi yang memungkinkannya bekerja merespons getaran yang berlebihan dan akan merusak peralatan. Detector tersebut dipasang pada rangka yang berat, dibautkan dengan kokoh ke tutup samping (Inspection cover) yang terletak berseberangan dengan main crankshaft dan bearing dari compressor. Pada posisi ini Vibration Switch akan mendeteksi setiap getaran yang berlebihan yang disebabkan oleh keausan bearing atau komponen kompresor yang longgar.
Elemet pendeteksi harus ditempatkan sdekat mungkin terhadap bearing, crankshaft, driver gear, dan komponen bergerak (berputar ataupun maju mundur) lainnya agar dapat merespons setiap kelainan dari komponen-komponen tersebut.
Vibration Switch yang dipasang pada Pumping Unit, biasanya dipasang pada salah satu palang horizontal, ataupun pada tiang vertical (vertical beam) (lihat gambar 30.1). Switch ini dirancang untuk dapat mematikan mesin atau motor listrik bilamana terjadi kelebihan getaran atau goncangan (misalnya pada polished rod atau pompa lengket =stuck).
GAMBAR 30.1

PEMAKAIAN VIBRATION SWITCH
Hampir semua peralatan yang berputar (rotating equipment) atau yang bergarak maju-mundur (reciprocating equipment) memrlukan instrument pengukur dan pengontrol getaran atau pemberi tnda bila ada getaran yang berlebihan. Peralatan-peralatan tersebut natara lain.
VIBRATION SWITCH BIASANYA DIPASANG PADA:
è Baling-baling (Fan)
è Blower
è Kompresor
è Turbin
è Mesin (Engine)
è Pompa Angguk (Pumping Unit)
è Motor Listrik
è Generator
è Gear Box
è Pompa
Kerusakan yang biasa pada peralatan tersebut diatas adalah.
è Bearing
è Connecting Rod
è Impeller
è Drive Shaft
è Pelumasan (Lubricating System)
è Valve dan Valve Lifter
è Piston dan Ring
è Bilah Turbin (Turbine Blade)
è Gigi roda (Gear teeth)
è Gulungan Moror (Motor Einding)
è Angker Motor (Motor Amature)
è V-Belt dan Rantai
è V-Belt putus (Damaged belt)
è Coupling Pompa (Pump Coupling)
è Komponen bergeser.
è Kavitasi pada pompa.
CARA KERJA VIBRATION SWITCH “ROBERTSHAW”
Gambar 30.2 adalah diagram garis dari prinsip kerja dasar. Mekanisme detector terdiri dari sebuah Armature (masa yang bersifat seperti bandul) tertahan pada batangan Flexure Pivot. Pda kondisi normal (Reset), hold-down magnet permanent menahan detector melalui air gap. Sebuah compression spring memberikan penekanan yang dapat disetel melawan tarikan magnet dan berperan sebagai adjustable set-ponit yang dikalibrasi langsung di G’s (acceleration units). Armature berperan sebagai batangan (beam) ungkit. Armature beam ditekan kesatu arah oleh adjustable spring. Dan dari arah lain armature diseimbangkan oleh tarikan magnet (Lihat Gambar 30.2)
Armature ditahan kesatu arah gerakan (sensitive axis) oleh flexure pivot yang agak lebar yang terdiri dari dua buah block yang saling tumpang-tindih dan sebuah leaf spring yang dibebani ke satu arah saja untuk menyatukan kedua block (Lihat Gambar 30.3)
Bila alat ini menerima getaran yang tegak lurus ke basenya. Puncak kselerasi (A) dikalikan massa atmature yang efektif (M) menghasilkan Inertial force (F = M.A). Tenaga ini dibantu oleh spring, yang cendrung menarik armature hold-down magnet dan stop pin. Bila puncak akselerasi melampaui set-point level yang sudah dipilih sebelumnya, armature lepas daristop pin, dan naik ke latch magnet, yang menahan armature di posisi “Alarm” (getaran kuat) sampai armature di-reset.
Gerakan armature mengaktifkan switch yang bergerak cepat (dari jenis listrik atau penumatik), yang memberi tanda bahwa set-point sudah terlampaui. Vibraswitch adalah sebuah accelerometer mekanis sederhana yang menghasilkan pengontrolan “ON-OFF”.
Terhadap desain dasar tersebut diatas ditambahkan beberapa kelengkapan:
1. Kompensasi Suhu – Dampak suhu terhadap mekanisme dapat diabaikan karena modul elastis dari adjustment spring dan aliran magnet yang melalui air gap sedikit berkurang dengan naiknya suhu, kedua pengaruh ini, karenanya saling mengimbangi.
2. Penyetelan Set-Point- Memiliki sekrup untuk menyetel penekanan pada ujung ber-spring dari armature guna mengkompensasikan getaran mesin :normal” ditambah factor “safety” yang diinginkan untuk mesin tertentu. Dial dikalibrasi langsung di unit G mulai dari 0 sampai 4.5 G’s.
3. Re-set Listrik atau Pnumatik – Elektromagnit menarik amature bila diberi voltase, atau plunger yang digerakan secara Pnumatik menekan armature kembali ke posisi “reset”. Rest listrik atau pnumatik dipakai untuk me-riset dari jarak jauh setelah terjadi trip, dan untuk “mengunci” Vibraswitch bila mesin bergetar tidak normal sewaktu start-up atau pada kondis transient shock.
4. Tombol Reset Manual – Memungkinkan me-reset Vibraswitch secara manual setelah trip.
Gambar 30.4 memperlihatkan komponen operasi dasar Vibraswitch Model 368 untuk pengoperasian dengan tenaga pnumatik. Tombol reset pnumatik pada dasarnya sama dengan jenis listrik kecuali danya pneumatic valve assembly.
Pneumatic vibrawitch Model 368
PEMASANGAN
Vibraswitch disebuah mesin harus dipasang pada bidang datar yang dapat mendeteksi gerakan bergetar yang harus dihindari dari mesin. Shaft bengkok, ketidak seimbangan massa shaft yang berputar, bearing aus, dan ketidak normalan mekanikal lainnya, sebaiknya dideteksi dekat bearing housing dan tegak lurus terhadap shaft yang berputar. Jangan pasang vibraswitch tegak lurus terhadap ujung shaft kecuali ukuran end-play atau end-thrust diperlukan.
Gambar 30.5 menunjukan contoh letak pemasangan Vibraswitch detector pada multiple unit machine terdiri dari gear box yang digerakan oleh engine yang kemudiannya menggerakan kompresor sentrifugal. Vibraswitch detector dipasang pada masing-masing unit induk kompresor sentrifugal dan gear box sedekat mungkin ke main drive bearing. Engine dilindungi hanya oleh suhu Vibraswitch yang terletak pada pertengahan rangka engine, pelindungan lebih baik dapat diusahakan dengan detector tambahan yang dipasang diujung engine dekat drive bearing.
Penempatan Vibraswitch yang dianjurkan
PENYETELAN
Set-Pont mula-mula disetel kenilai G maksimum dengan memutar set-point adjustment screw sampai habis berlawanan arah jarum jam. Jika mesin beroperasi normal (tamap getaran yang bearti), perlahan-lahan putar set-point searah jarum jam hingga switch bekerja. Kemudian majukan set-point berlawanan arah jarum jam lima garis pada dial (0.5 G). Penyetelan selesai.
Demikianlah tadi sekelumit cerita terkait Vibration Switch Control System, Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita akan dunia mechanic khususnya di Oil and Gas Industry
https://www.youtube.com/channel/UC647prLFUlsV20pC8crwxLw
Atau di Facebook Fan page
Dhevils mechanic
#dhevils
#DhevilsMechanic
#DwieSangDhevilsMechanic
#DwiHardiSangDhevilsMechanic
