Pernahkah kalian semua berfikir bagaimana cara pemasangan pipa bawah laut? pipa yang mennghubungkan anatara satu platform ke platform lain atau dari platform ke daratan terdekat untuk proses produksi berikutnya?
Pada pembahasan mengenai instalasi pipa bawah laut ini saya tidak
membahasnya terlalu detail tetapi hanya metode – metode umum bagaimana
instalasi pipa bawah laut yang umum dilakukan. Pemasangan pipa bawah
laut tentu baru bisa dilakukan apabila pipa sudah melalui tahap
fabrikasi di pabrik yaitu coating, pemotongan pipa setiap
beberapa meter tergantung dari desain, dan lain – lain. Pipa diangkut
kedalam kapal tentu tidak dalam keadaan yang sangat panjang melainkan
hanya beberapa belas meter saja. Hal ini dikarenakan jika terlalu
panjang, pipa dapat mengalami buckling dan failure. Pada kasus instalasi pipa dalam proyek Ormen Lange
di Norwegia, pipa dipotong sepanjang 12 meter untuk kemudian diangkut
kedalam kapal. Ada beberapa macam metode untuk pemasangan pipa bawah
laut yaitu : S-lay, J-lay, reel barge, dan tow in. Jenis pemasangan ini dipilih berdasarkan keadaan lingkungan di tempat pemasangan pipa
Metode S-Lay Metode yang digunakan untuk instalasi di daerah perairan
dangkal/Shallow water dengan kedalaman sampai dengan 500 ft. Dalam
metode S-lay, yang dapat dilihat pada Gambar 1, proses pengelasan pipa
dilakukan di bagian roller pada barge, sedangkan keberadaan stinger digunakan untuk membentuk overbend dan ketika pipa telah menyentuh dasar perairan maka akan membentuk sagbend. Overbend dan sag- bend pada proses ini akan membentuk seperti huruf “S” sehingga disebut metode S-lay. Gambar 1. Sketsa Metode S-lay
Dalam metode S-lay tensioner yang berada pada barge akan
menarik pipa yang akan dipasang ke arah dalam dan memastikan bahwa
tegangan dari semua pipa tidak melebihi tegangan izin. Dalam barge
dilengkapi dengan alat pengatur tegangan pipa (tension machines), abandobmet and recovery winch, dan crane untuk mengangkat pipa.
Dalam proses instalasi setelah pipa ditempatkan pada roller yang kemudian akan disambungkan dengan pipa melalaui proses las dalam sebuah tempat (welding stasion), dalam welding station pipa akan mengalami pengelasan, kemudian dilakukan proses pengecekan kekuatan las dengan non distucted test (NDT), setelah pipa lolos NDT maka kemudian akan dilakukan pelapisan pada sambungan / field joint coating.
Metode J-Lay Digunakan untuk instalasi didaerah perairan intermediate dengan
kedalaman 500 ft sampai dengan 1000 ft. Seperti yang terlihat pada
sketsa proses J-lay pada Gambar 2, pada metode J-lay ini tidak terjadi overbend seperti yang terjadi pada metode S-lay, tidak ada stinger untuk
menempatkan pipa dan pipa yang akan dilas dalam posisi mendekati
vertikal yang kemudian akan diturunkan ke laut. Pada barge J-lay
dilengkapi dengan tower yang digunakan untuk memposisikan pipa dan tempat penyambungan pipa.
Gambar 2. Sketsa Metoda J-lay
Metode Reel Lay
Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 feet. Metode reel lay merupakan
metode instalasi pipa dengan cara menggulung pipa panjang pada sebuah
gulungan berukuran raksasa yang kemudian pipa tersebut akan dipasang di
dasar laut seperti pada pemasangan kabel bawah laut.Barge yang digunakan
untuk menginstalasi pipa dilengkapi dengan gulungan (reel) raksasa yang terdapat dibagian tengah barge, dilengkapi pula dengan adanya chute yang
berfungsi sebagai landasan sebelum pipa diturunkan agar pipa tidak
tertekuk pada saat instalasi.Pipa yang dipakai untuk metode ini tidak
diselimuti dengan beton akan tetapi pipa harus tetap didisain supaya
stabil setelah proses instalasi, hal ini dimaksudkan agar pipa dapat
digulung dalam reel. Adapun selimut yang digunakan untuk
melindungi pipa adalah digunakan bahan yang dapat digulung tanpa
mengalami kerusakan seperti seperti jenis bahan epoxy.Pada
proses instalasi dengan metode ini pipa yang akan dipasang dibuat
terlebih dahulu didarat kemudian akan ditarik dan digulung di reel raksasa dalam barge. Pada saat penggulungan kurfatur pipa harus didisain agar tidak mengalami buckling dan ovalisasi yang signifikan, selain itu tekukan pipa yang terjadi harus lebih kecil dari nilai leleh pipa yang digunakan.
Gambar 3. Sketsa Metode Reel Lay
Tow Method Secara umum dapat digambarkan bahwa dalam tow method ini
pipa akan dirakit di darat dengan masing-masing segmen antara 200-300
meter yang kemudian akan diberi akses menuju perairan melalui launching ramp atau roller yang dibangun sepanjang pantai menuju surf zone. Setelah itu segmen pipa yang telah siap (telah melewati test) ditarik ke laut dengan menggunakan barge/tow vessel yang
berada 1000 meter atau lebih dari pantai. Setelah segmen pipa pertama
ditarik kemudian ujung segmen yang berada di darat akan dilas dengan
segmen berikutnya, sementara barge berpindah maju untuk bersiap menarik kembali. Hal ini akan dilakukan sampai panjang pipa yang direncanakan.Tow method bisa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, bottom tow, off-bottom tow, mid depth tow, dan surface tow. Metode ini dapat digunakan untuk instalasi pipa pada daerah laut dangkal ke laut dalam bergantung pada kebutuhan disain.
Bottom TowSurface TowMid-Dept TowOff-Bottom Tow
Metode Shore Pull Biasanya, untuk instalasi pipa dekat dengan pantai dan arahnya
tegak lurus pantai digunakan teknik dengan menarik pipa dari pantai.
Pipa dilas disebuah lay barge dimana pada ujung pipa pertama yang menuju darat dipasangi pull head, sebuah struktur tambahan pada pipa dengan bentuk seperti pad-eye besar
yang digunakan untuk mengaitkan tali penarik dari darat.Dalam
pelaksanaannya pipa disambungkan di barge yang kemudian setelah diberi
pelampung kemudian diturunkan, sementara winch menarik
pipa dari darat. Hal ini dilakukan sampai pipa terpasang semua,
biasanya sampai dengan pipa sampai ke darat atau ujung trench yang dibuat masuk kearah darat.Berdasarkan kapasitas dari winch penarik yang digunakan, ada dua variasi dari metode shore pull, yaitu winch yang diletakan pada lay barge dan winch yang diletakan didarat.
Diambil dari berbagai sumber, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita akan dunia meknaik Oil and Gas industry.
Jika kita bekerja sebagai mechanic, toolkit adalah senjata kita dalam menyeleseikan suatu pekerjaan. karena dengan kelengkapan toolkit menurut saya 45% pekerjaan / troubleshoot dapat terpecahkan. Dan sebagai mekanik kita kadang menemukan ukuran bolt / nut yang berbeda - beda, ada ukuran dalam inchi, ada pula yang dalam ukuran mili meter. Seandainya kita paksakan mengunakan ukuran kunci tertentu, jutru tidak akan menyeleseikan masalah, tetapi malah menambah pekerjaan lainnya karena bolt atau nut yang kan kita kendorin akan slek atau rusak sehingga semakin sulit unitiuk kita lepaskan. atau bakan kunci yang kita gunakan akan rusak, dan hal ini elain menyusahkan waktu kita kerja juga akan menyusahkan di lain hari karena kita harus membeli kunci baru yang tidak murah harganya. Baca juga : Kehidupan di Offshore Platform Fungsi Air Dryer Pada Air Compressor Korelasi Komposisi Gas dengan Air Fuel Ratio Perbedaan Prosedure Pembelian Gas Engine Dan Diesel Engine ...
Pompa dapat kita pasang atau operasikan pararel atau seri, jika kita ingin menaikan qapasitas, pompa akan kita operasikan Pararel, dengan syarat Head pompa sama. Sedangkan jika kita ingin meanikan Head/ tekanan discharger pompa, kita dapat mengoperasikannya secara seri dan syartnya pompa ke 2 harus lebih rendah qapasitasnya, sebab jika sama maka akan ada kapitasi. Pompa pertama kita sebut pompa pengirim atau pompa utama, sementara pompa ke 2 kita sebut sebagi pompa Booster atau pompa peningkat tekanan. Dalam mendesain (pararel/series) pompa, jumlah 2 atau lebih pompa sentrifugal disebut dengan multiple centrifugal pump. Dalam mendesain multiple centrifugal pump ini utamanya adalah ketika melakukan instalasi, sangatlah penting untuk memperhatikan hubungan antara kurva pompa (pump curve) dan kurva sistem perpipaan. (piping system curve). Efek dari menambahkan 2 buah pompa yang identik dalam rangkaian paralel dapat di lihat pada gambar grafik di bawah ini. Baca ...
Leak Test : Biasanya ini dilakukan pada reinforcing pad of opening, menggunakan udara. Kadang-kadang di-counter check dengan bubble soap. Sehingga sering disebut juga bubble test. Diaplikasikan pada semua peralatan yang mempunyai pads pada bagian pressure (PV, HE, Tank, dll). Bisa juga leak test dilakukan tanpa sabun. Material diinjeksi dengan udara bertekanan dan direndam dalam tanki air untuk beberapa waktu (digunakan dalam pengetesan fuel tank untuk forklift). Ini lebih efektif dibandingkan dengan sabun. Test ini juga dilakukan untuk pengecekan kebocaran pada blinded flange, flange joint (shell side to tube side joint), channel cover installation, dsb. Secara internal, diberi tekanan menggunakan udara – alternatif lain bisa menggunakan nitrogen (N 2 ). Pada tangki ada juga istilah leak test untuk roof dan bottom installation. Alatnya disebut Vacuum Box. Leak test tidak sama persis dengan pneumatic test. Pneumatic test itu bisa digunakan sebagai pengganti hydrotes...