Skip to main content

SOP Commisioning Pompa Reciprocating

Optimasi Pompa Gasso National Oilwell C 350 Q

Hallo teman - teman semua.. pernahkah kalian ikut comiisioning pompa ? terutama pompa reciprocating . Jika pernah share dong di komentar untuk nambah wawasan kita semua. dan disini dhevils mechanic share pengalaman waktu comiisoning pompa dengan merk GASO" bagaimana dan apa saja yang dilakukan ikuti terus tulisan dhevils mechanic yang selalu bercerita dunia mechanic Oil and Gas Industry.

Baca juga :




PRINSIP KERJA UMUM DARI FASILITAS:  

Pompa Gaso Reciprocating Duplex Piston Model : Q350, Piston Size  plunger : 4”  jumalah plunger : 5 yang digerakan oleh Engine Caterpillar Model : G3408

Pompa Portable ini mudah dipindah-pindahkan dimana dibutuhkan untuk memompakan liquid seperti Crude Oil ; Air panas/dingin atau media  cairan lainnya ketempat yang kita inginkan.


l    STANDARD OPERATING PROCEDURE (PROSEDUR OPERASI STANDAR)

PERSIAPAN:

RE-COMMISSIONING & START UP

A. EQUIPMENT & HAND TOOLS :

 

a)   Lakukan tail gate meeting dan uraikan tugas dari setiap orang  

sesuai dengan SWP yang disyahkan .

 

b)   Pastikan semua alat/safety equipment untuk daerah operasi NSO PT.

      Chevron telah tersedia dan layak dipakai, seperti :

1.      Work Permit

2.      PPE minimum (Safety helmet, safety shoes dan pakaian kerja)

3.      Sarung tangan (Hand Glove)

4.      Safety Ear (Ear Plug)

5.      Kaca Mata (Goggles)

6.      Lock-Out & Tag-Out.

7.      Job Safety Analysis.

8.      H2S Detector.

 

C.  Material

1.      Cairan pembersih (solfen) & Liquid wrench

2.      Kain lap secukupnya

3.      Lube Oil untuk pompa dan engine (jika diperlukan)

 

D.  Equipment & hand tools

1.      Kunci ring/pass (Combination Wrench) (1 set) 3/8”, s/d 1-1/4”

2.      Kunci pipa 18”

3.      Socket wrench 3/8” s/d 1-1/4”

4.      Hammer/martil

5.         Obeng.

 

 

E.    SPECIAL TOOLS UNTUK RE-COMMISSIONING:

·         Digital Temperature Tester

·         Digital Tachometer (RPM Tester)

·         Vibration Tester

·         Belt Tension Tester


PELAKSANAAN PEKERJAAN

RE-COMMISSIONING POMPA BARU COMPLET DENGAN ALAT PENGGERAK ( PRIME-MOVER ENGINE)



a)        PELAPORAN :

 

1.     Laporkan pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada operator yang bertanggung jawab dengan proses yang berkaitan dengan alat ini.

2.     Bersama dengan operator, isi dan lengkapi Form Work Permit.

 

b)       PENEMPATAN /PEMASANGAN UNIT:

 

1.     Tempatkan pompa di tempat yang bersih dan mudah didatangi, hingga dapat di periksa secara berkala selama pengoperasianya. Pasanglah pompa sedekat mungkin dengan tempat penyediaan liquid yang akan dipompakan, hingga pipa pengisap pendek dan langsung.

 

2.     Dudukan dan set Up unit tersebut dengan rata ( Alignment ) dan support yang keras dan kuat .

 

3.     Tempat yang baik harus disediakan untuk penempatan Equipment seperti Crane, Hoist pada saat pemindahan atau penggantian pompa. Dan memudahkan Teknisi untuk melakukan inspeksi/pemeriksaan dan membongkar/memasang untuk  penggantian suku cadang.

 

4.     Kompletkan semua perlengkapan pada unit system tersebut dan lengkapi dengan komponen – komponen tambahan , seperti media dan sambungkan semua system yang terkait dengan unit tersebut. Pasang suction dan Discharge line. Tutup discharge line valve. Pasang ( Lock Out , Tag label ) .

 

c)     PEMERIKSAAN AWAL

 

1.     Check/periksa semua component dan perlengkapan dari pada unit 

2.     Check/periksa component tertentu yang mempunyai ukuran atau alat monitor lainnya.

3.     Check/periksa dan kekencangkan kalau ada baut-baut yang longgar.

4.     Check/periksa semua perlengkapan pendukung equipment/unit dan yakin kan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan unit tersebut.

5.     Check/periksa semua  setting dan kemampuan dari perlengkapan tambahan sesuai dengan Specification dari unit tersebut.

 

d)    PEMERIKSAAN POMPA

 

1.      Check/periksa pemasangan suction & discharge line apakah sudah benar dan kalau ada kebocoran

2.      Check/periksa keran Discharge, Safety Relief Valve pastikan telah terpasang secara benar.

3.      Check/periksa kondisi pompa, apakah komponen-komponennya sudah terpasang dengan benar semua (seperti packing rod dll)

4.      Check/periksa minyak pelumas di dalam Gear box (Isi jika belum ada isi dengan minyak yang direcomendasikan)

5.      Putar crankshaft dengan tangan untuk mengetahui agar tidak ada yang menggangu perputarannya.

6.      Check/periksa ketegangan V-Belt.

7.      Check/periksa dan kuncikan kalau ada baut/mur yang longgar.

8.      Bersihkan pompa setelah selesai diperiksa.

9.      Pompa siap untuk di test (di jalankan)

 

e)      PEMERIKSAAN ENGINE PRIME MOVER:

 

1.         Check/periksa perlengkapan Engine (accessories)

2.         Check/periksa minyak pelumas di dalam crankcase engine (jika belum ada, isi dengan minyak yang direcomendasikan sampai ukuran yang sudah ditentukan antara ADD dan FULL pada gauge level sigh glass)

3.         Check/periksa kebocoran minyak pelumas pada crankcase engine

4.         Check/periksa air radiator (jika belum ada isi dengan air bersih sama dengan air yang boleh  diminum sampai penuh)

5.         Check/periksa kebocoran pada hose dan radiator

6.         Check/periksa air battery (jika battery basah)

7.         Check/periksa V-Belt Alternator dan kencangkan jika kendor.

8.         Check/periksa Fuel Tank (jika belum ada, isi dengan Fuel, jangan terlalu penuh)

9.         Check/periksa kalau ada kebocoran pada fuel system.

10.       Longgarka Fuel line connecton pada injection pump, lalu pompakan fuel dengan Hand pump secara nanual hingga keluar udara yang terkurung didalam fuel system.

11.       Check/periksa ketegangan V-belt kipas dari engine

12.       Check/periksa semua alat control yang terpasang pada control panel.

13.       Check/periksa automatic shut-down control terpasang bagus seperi (Fuel shut-off control ; Temperature shut-off control ; Overspeed shut-off control ; Low lube oil pressure shut-off control)

14.       Reset semua alat control (shutoffs control) atau semua alarm component.

15.       Check/periksa air cleaner service indicator jika kotor.

16.       Check/periksa Twin-disc clutch settingnya sudah bagus

17.       Check/periksa dan kuncikan kalau ada baut/mur yang longgar.

18.       Bersihkan Engine kalau ada tumpahan minyak pelumas setelah selesai diperiksa.

19. Engine/prime-mover siap untuk di test (di jalankan



MENGHIDUPKAN/TESTING ENGINE PRIME-MOVER TAMPA BEBAN


TESTING ENGINE PRIME-MOVER PROCEDURE :

 

a)    LANGKAH PERTAMA

 

1.   Lengkapi  Setiap Personal dengan alat pelindung diri yang di anjurkan

     sesuai dengan kebutuhan dan jenis pekerjaan nya , Adakan Pertemuan  

     dan bentuk team work dengan pembagian tugas dan tangggung jawab

     pada posisi masing – masing  sebelum melakukan pekerjaan  dan 

     lengkapi dengan surat perintah kerja

 

2.   Periksa kelengkapan dari pada unit tersebut dan equipment  penunjang,

     yakinkan bahwa semua sudah terlengkapi dan berkerja dengan   

     baik/berfungsi, seperti Dry Clutch/Twin-disc  prime mover (Engine)

 

3.   Tempatkan alat – alat keselamatan yang di butuhkan pada tempat yang mudah di raih dan mudah di jangkau apabila di butuhkan .

 

4.    Periksa dan jauhkan alat-alat/tool yang ada disekitar unit yang akan mengakibatkan kecelakaan.

 

5.    Jaga daerah tempat bekerja jauh dari tempat orang lewat dan kepentingan umum , pasang tanda – tanda peringatan sesuai dengan jenis pekerjaan nya dan bahaya yang di timbul kan seperti kebisingan tinggi.

 

b)    LANGKAH KEDUA

 

1.      Yakini bahwa Twin-disc clutch dalam keadan lepas (tedak tersambung) agar engine di dihidupkan tampa beban.

 

2.      Sambungkan (Connect) battery.

 

3.      Buka kran saluran bahan bakar (Fuel) pada tangki Fuel.

 

4.      Pindahkan posisi throttle lever ke posisi full sebelum engine di hidupkan (start up)

 

5.      Putar tombol start switch engine ke  posisi PANAS.

Tahan tombol start switch engine selama 6 detik sampai menimbulkan PANAS sampai kelihatan cahaya terang pada indikator. Ini akan mengaktifkan glow plugs untuk memanasi dan membantu pembakaran permulaan dalam mesin itu.

 

AWAS : Jangan menjalankan electric motor starter engine lebih dari 30 detik.  Yang akan menyebabakab motor starter akan panas, tunggu dua atau beberapa menit mendinginkannya untuk sebelum menjalankan motor starter mesin lagi.

 

6.      Sedang cahaya terang mengisi indikator kelihatan, putar tombol start engine ke  START posisi dan terus menjalankan motor starter engine.

 

7.      Ketika engine telah hidup, lepaskan tombol start switch engine.

 

8.      Pelan-Pelan pindah throttle lever ke posisi low idle dan engine jalan pada low putaran dengan beban kosong / tampa beban. Mengacu pada Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan. Topik " Setelah Permulaan Engine hidup".

 

9.      Jalankan (running) engine rendah putaran (low idle) selama 10 – 15 menit sampai tercapai temperature engine yang diinginkan.

 

10.    Periksa engine kalau ada kebocoran (seperti kebocoran minyak pelumas ; kebocoran air radiator dan kebocoran fuel system)

 

11.    Periksa semua alat control/monitor seperti Fuel pressure switch gauge pada tekanan antara 30 - 60 psi dll

 

12.    Setelah kondisi normal dan temperature sudah tercapai naikan putaran engine sampai maksimum putaran yang telah ditentukan selama 15 menit.

 

13.    Setelah Testing engine di lakukan dengan kondisi normal sesuai dengan procedure dan semua system bekerja dengan baik dan Efficiency unit nya sudah tercapai seperti yang di kehendaki.

 

14.    Engine sudah siap untuk di operasikan.

  

C)   LANGKAH KE TIGA MEMATIKAN UNIT (Shut Down Unit)

 

1.      Turun kan Kecepatan mesin ( Engine RPM ) perlahan – lahan dan   bertahap.

2.     Lepaskan (Shut-off) Twin-disc clutch

3.     Jalankan Engine pada posisi lambat (Low Idle) tampa beban untuk beberapa saat.

4.     Setelah unit di matikan , tutup semua Valve , Suction Valve , Discharge Valve.

5.     Pindah throttle lever ke posisi OFF

6.     Setelah unit dimatikan periksa semua component dari unit kalau ada kerusakan ; kebocoran dan lakukan perbaikan ; mengencangkan semua yang longgar.

7.     Setelah melakukan perbaikan ringan dan semua component unit sudah kembali dengan kondisi normal sesuai dengan procedure dan semua system bekerja dengan baik.

8.     Unit sudah siap untuk di operasikan selanjutnya.

MENGHIDUPKAN (START UP) UNIT &  RE-COMMISSIONING


a)    LAMGKAH PERTAMA INFORMASI & START-UP

 

1.          Informasikan kepada operator yang bertanggung jawab dengan proses pada unit ini.

 

2.          Bersama operator, serta team commissioning yang terkait, buka Lock pada Disconnect switch dan cabut tag yang dipasang pada unit.

 

3.          Lengkapi  Setiap Personal dengan alat pelindung diri yang di anjurkan sesuai dengan kebutuhan dan jenis pekerjaan nya , Adakan Pertemuan dan bentuk team work dengan pembagian tugas dan bertangggung jawab pada posisi masing – masing  sebelum melakukan pekerjaan  dan  lengkapi dengan surat perintah kerja

 

4.          Periksa kelengkapan dari pada unit tersebut dan equipment  penunjang , yakinkan bahwa semua sudah terlengkapi dan berkerja dengan baik/berfungsi, seperti valve , safety valve (safety relief valve) , prime mover (Engine), belting , Dry Clutch/Twin-disc  Dsb.

 

5.          Periksa dan yakin kan semua Valve , Discharge dan Suction Valve sudah di buka dan dalam posisi  Operasi  dan yakinkan semua Line sudah terbuka dalam posisi operasi

 

6.          Tempatkan alat – alat keselamatan yang di butuhkan pada tempat yang mudah di raih dan mudah di jangkau apabila di butuhkan .

 

7.          Jaga daerah tempat bekerja jauh dari tempat orang lewat dan kepentingan umum , pasang tanda – tanda peringatan sesuai dengan jenis pekerjaan nya dan bahaya yang di timbul kan seperti ( Daerah bertekanan tinggi (High Pressure) dan kebisingan tinggi) Dsb  nya

 

8.          Setelah semua siap dan semua personal ( Team ) yang sudah di tunjuk pada posisi masing masing. Selain dari Team yang di bentuk tidak di benarkan di areal lokasi testing dan adakan pengecekan ulang pada unit dan semua system nya  .

 

9.          Buka  semua valve Suction , Discharge Valve , By Pass Valve.

 

10.       Hidupkan (Start-Up) Engine  Prime-mover, ikuti procedur start up seperti diatas.

 

11.       Tekan tuas engkol pada twin-disc clutch untuk mengoperasikan pompa

 

12.       Perhatikan semua system bekerja dengan baik , tutup pelan – pelan By Pass Valve.

 

13.       Perhatikan bunyi atau suara gesekan ; ketokan yang tidak diingini pada pompa dan engine.

 

14.       Perhatikan dan tekanan pada discharge line, dan catat semua petunjuk dari unit tersebut ( Suction Pressure, Discharge Pressure, Temperature, Vibration, Displacement, Load, dsb ) , setiap 1 jam running.

 

15.       Periksa dan yakinkan semua system tidak ada Kebocoran.

 

16.       Setelah unit di operasikan dengan kondisi normal semua system bekerja dengan baik dan Efficiency unit nya sudah tercapai seperti yang di kehendaki dan di biarkan beroperasi seterusnya selama 24 jam.

 

 

b).    RE-COMMISSIONING : (Lakukan & catat hasilnya)

·         Check Belt Tension.

·         Check Temperature setiap 2 jam, pada Power End Bearing & Stuffing Box.

·         Check RPM

·         Check Vibration

·         Check Stuffing box kalau ada kebocoran.

·         Check Suction & Discharge Pressure.

 

c).     SERAH TERIMA PEKERJAAN :

 

1.   Catat dalam buku Laporan - Down Time dan Alasannya

2.   Beritahukan kepada Operator yang bertugas

3.   Laporkan kepada Area Team Leader

4.   Laporkan kepada bagian Administrasi (Closing



Demikianlah pembahasan SOP commisioning pompa reciprocating, semoga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. ditunggu komentar dan diskusinya supaya sharring knowledge ini lebih seru lagi

Postingan Populer

Kunci Inch dengan Kunci mm Dalam Dunia Mechanic

  Jika kita bekerja sebagai mechanic, toolkit adalah senjata kita dalam menyeleseikan suatu pekerjaan. karena dengan kelengkapan toolkit menurut saya 45% pekerjaan / troubleshoot dapat terpecahkan. Dan sebagai mekanik kita kadang menemukan ukuran bolt / nut yang berbeda - beda, ada ukuran dalam inchi, ada pula yang dalam ukuran mili meter. Seandainya kita paksakan mengunakan ukuran kunci tertentu, jutru tidak akan menyeleseikan masalah, tetapi malah menambah pekerjaan lainnya karena bolt atau nut yang kan kita kendorin akan slek atau rusak sehingga semakin sulit unitiuk kita lepaskan. atau bakan kunci yang kita gunakan akan rusak, dan hal ini elain menyusahkan waktu kita kerja juga akan menyusahkan di lain hari karena kita harus membeli kunci baru yang tidak murah harganya. Baca juga : Kehidupan di Offshore Platform  Fungsi Air Dryer Pada Air Compressor Korelasi Komposisi Gas dengan Air Fuel Ratio Perbedaan Prosedure Pembelian Gas Engine Dan Diesel Engine ...

Teory Pompa Kerja Pararel dan Pompa Kerja Seri

Pompa dapat kita pasang atau operasikan pararel atau seri, jika kita ingin menaikan qapasitas, pompa akan kita operasikan Pararel, dengan syarat Head pompa sama. Sedangkan jika kita ingin meanikan Head/ tekanan discharger pompa, kita dapat mengoperasikannya secara seri dan syartnya pompa ke 2 harus lebih rendah qapasitasnya, sebab jika sama maka akan ada kapitasi. Pompa pertama kita sebut pompa pengirim atau pompa utama, sementara pompa ke 2 kita sebut sebagi pompa Booster atau pompa peningkat tekanan. Dalam mendesain (pararel/series) pompa, jumlah 2 atau lebih pompa sentrifugal disebut dengan multiple centrifugal pump. Dalam mendesain multiple centrifugal pump ini utamanya adalah ketika melakukan instalasi,  sangatlah penting untuk memperhatikan hubungan antara kurva pompa (pump curve) dan kurva sistem perpipaan. (piping system curve). Efek dari menambahkan 2 buah pompa yang identik dalam rangkaian paralel dapat di lihat pada gambar grafik di bawah ini. Baca ...

Cara Leak Test (test kebocoran) dan Hydrotest pada Valve dan Bejana Tekan

Leak Test : Biasanya ini dilakukan pada reinforcing pad of opening, menggunakan udara. Kadang-kadang di-counter check dengan bubble soap. Sehingga sering disebut juga bubble test. Diaplikasikan pada semua peralatan yang mempunyai pads pada bagian pressure (PV, HE, Tank, dll). Bisa juga leak test dilakukan tanpa sabun. Material diinjeksi dengan udara bertekanan dan direndam dalam tanki air untuk beberapa waktu (digunakan dalam pengetesan fuel tank untuk forklift). Ini lebih efektif dibandingkan dengan sabun. Test ini juga dilakukan untuk pengecekan kebocaran pada blinded flange, flange joint (shell side to tube side joint), channel cover installation, dsb. Secara internal, diberi tekanan menggunakan udara – alternatif lain bisa menggunakan nitrogen (N 2 ). Pada tangki ada juga istilah leak test untuk roof dan bottom installation. Alatnya disebut Vacuum Box. Leak test tidak sama persis dengan pneumatic test. Pneumatic test itu bisa digunakan sebagai pengganti hydrotes...