Skip to main content

Ignition system Pada Gas Engine

Halo teman - teman dhevils mechanic.. ketemunlagi dengan tulisan - tulisan dhevils mechanic yang tak jauh membahas dunia mechanic Oil and Gas Industry, entah itu terkiat speck dari equipment yang sering digunakan di dunia oil and gas, netah itu terkait troubleshoot unit - unit di tempat dhevils mechanic bekerja, dan kadang membahas ide - ide creative guna menyeleseikan permasalahan yang terjadi dilapangan karena tidak semua problem dapat terseleseikan dengan membaca manual book saja, tetapi harus disertai pengalaman kerja juga. nah untuk saat ini yuk kita berkisah terkait ignition system pada gas engine.

Sebelum lebih jauh terkait ignition system kalian dapat juga baca - baca terkiat :

Jika kita berbicara gas engine kita harus paham gas engine itu apa dan bagaimana cara kerjanya. gas engine adalah salah satu dari bagian jenis engine reciprocating yang mengunakan pembakaran didalam dengan mengunakan bahan bakar jenis Gas. Prinsip kerja gas engine hampir sama dengan prinsip kerja  dari engine berbahan bakar bensin / petrol engine.
Model untuk gas engine ada yang menganut system 2 langkah (Stroke) dan ada yang menganut system 4 langkah (stroke) untuk jenis  gas engine 2 stroke dengan merk Ajax ini banyak kita jumpai digunakan sebagai pengerak gas kompresor, 
Untuk merk gas engine dengan system 4 langkah banyak sekali dipasaran dengan kelebihan dan kekeurangannya masing - masing dan yang umum digunakan di industry oil and gas bermerk : Caterpillar, Waukesha, Arrow, Guascor, Warsila, Doosan, dll. Dan dalam proses pembakarannya membutuhkan pemantik dari external untuk membakar gas yang sudah di kompresikan didalam ruang bakar.

Untuk jenis Igntion system ini juga banyak sekali modelnya yang ada dipasaran tergantung dari tehnologi yang disusngnya dari yang paling standard hingga yang paling mutakhir yang dapat dikontrol secara digital energy yang dikeluaran oleh spare plug sebagai tempat pemicu api pada ruang bakar.
Pada System Pengapian yang masih mengunakan platina mempunyai bagian - bagian ignition system  sebagai berikut :

a.  Baterai (Battery)
Sebagai sumber arus listrik dengan tegangan rendah (12 Volt). ini ada  yang membutuhkan power internal dan external, untuk type yang lama membutuhkan baterai / alternator sebagai sumber tengangan dari Igntion system ini.
b.  Shutoff Switch Kunci Kontak (Ignition Switch)
Untuk memutus atau menghubungkan arus listrik dari baterai ke koil, hal ini tak semua mempunyai perqalatan ini. ada yang yang langsung dari alternator masuk ke system pengapiannya.. Pada system yang mengunakan magneto shutoff switch ini malah menghubiungan  daya dari generator  magneto ke grounding hal ini bertujuan supaya dari generator tidak mengeluarkan tegangan dan tidak suplay ke rangkain pengauat tegangan
c.  Transformer / Koil (Ignition Coil)
Menaikkan tegangan dari 12 Volt tegangan battery menjadi tegangan tinggi yang besarnya 10.000 – 20.000 Volt. Untuk yang sudah mengunakan magneto dan tehnology terbaru, Koil atau transformer ini meningkatkan tegangan keluaran dari magneto =/- 120volt pada rpm engine 1000 rpm menjadi 35.000 volt dalam menyelakan spare plug.
d.  Kontak pemutus/platina (breaker point)
Untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer dari baterai ke kunci kontak ke koil sampai ke massa. hal ini hampir sama dengan fungsi shutoff switch.
e.  Kondensor/kondensator (condensor)
Untuk menyimpan induksi sendiri pada kumparan primer koil yang besarnya 300 – 400 Volt, mencegah percikan bunga api pada platina, serta mempercepat penuhnya arus primer pada saat platina menutup.
f.  Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang di hasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada koil ke busi pada tiap- tiap silinder sesuai dengan urutan pengapian.
  Bagian- bagian ini terdiri dari:
-      Cam (nok)
Membuka breaker point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder.
-      Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin
-      Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold)
-       Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh igantion coil ketiap- tiap busi.
-       Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.

Pada Ignition yang mengunakan magneto atau tehnology terbaru semua rangkain diatas di olah secara digital dimana bagian - bagian dari magneto adalah sebagai berikut.
    - Generator 
Adalah kumpulan koil yang diletakan paling ujung dari magneto yang bertfungsi sebagai pensuplay tegangan ke bagian peningkat tegangan. Untuk ignition system yang lebih cangging memgunakan power supkay dari bateray (external ignition system)
    - Boster Voltage 
ini berfungsi meningkatkan tegangan dari generator menjadi lebih tinggi lagi, disini bersii board electronica dengan triac - truiac atau transistir peningkat tegangan.
    - Distrubitur
Adalah bagianb pembagi dari 1 jalur ke jalur - jalur koil pada tiap cylinder, disini berisi gulungan - gulungan koil yang saling berinduksi karena putran dari magneto.
g.  Spare plug  Cable / Kabel tegangan tinggi
                      Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari koil ke busi

h.   Spark plug / Busi
Memercikkan bunga api listrik di ruang bakar pada akhir langkah kompresi sehingga terjadi pembakaran campuran bahan bakar dan udara 



Dan pada system pengapian yang sudah lebih canggih lagi adalah  sudah mengunakan system komuteraise dimana sudah dapat merubah sendiri timming pengapiannya, besar kecilnya penyalaan dan memeonitir problem yang terjadi pada system pengapian. Bagian - bagiannya adalah sebagai berikut :
Alternator
Sebagai penyuplay daya untuk  power igntion, disini ada yang mengunakan langsung nemple pada engine ada yang mengunakan external charging dari UPS.

Knocking sensor
adalah sensor yang mengirim sinyal knocking pada engine ke ICU / PLC sehingga di olah oleh PLC untuk memajukan atau memundurkan timing pengapian.

PLC
untuk mengontrol engine baik dari sisis governor maupun pengapiann dari engine dimana PLC mendapatkan sinyal dari sensor - sensor safety device dari engine

HMI
monitor untuk menvisualisasikan hasil dari bacaan sensor - sensor yang ada dimana kita dapat melihat berapa timing dari system pengapian, berapa energy pada sparkplug, berapa nilai knockingnya dan sebagainya.
Demikianlah sekelumit cerita terkait ignition system semoga dapat menambah wawasan kita terkait dunia mechanic di oil and gas insutry, kalian dapat mengajukan pertanyaan dikolom komentar atau turut bebrbagi pengalaman kalian supaya dapat ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Postingan Populer

Kunci Inch dengan Kunci mm Dalam Dunia Mechanic

  Jika kita bekerja sebagai mechanic, toolkit adalah senjata kita dalam menyeleseikan suatu pekerjaan. karena dengan kelengkapan toolkit menurut saya 45% pekerjaan / troubleshoot dapat terpecahkan. Dan sebagai mekanik kita kadang menemukan ukuran bolt / nut yang berbeda - beda, ada ukuran dalam inchi, ada pula yang dalam ukuran mili meter. Seandainya kita paksakan mengunakan ukuran kunci tertentu, jutru tidak akan menyeleseikan masalah, tetapi malah menambah pekerjaan lainnya karena bolt atau nut yang kan kita kendorin akan slek atau rusak sehingga semakin sulit unitiuk kita lepaskan. atau bakan kunci yang kita gunakan akan rusak, dan hal ini elain menyusahkan waktu kita kerja juga akan menyusahkan di lain hari karena kita harus membeli kunci baru yang tidak murah harganya. Baca juga : Kehidupan di Offshore Platform  Fungsi Air Dryer Pada Air Compressor Korelasi Komposisi Gas dengan Air Fuel Ratio Perbedaan Prosedure Pembelian Gas Engine Dan Diesel Engine ...

Teory Pompa Kerja Pararel dan Pompa Kerja Seri

Pompa dapat kita pasang atau operasikan pararel atau seri, jika kita ingin menaikan qapasitas, pompa akan kita operasikan Pararel, dengan syarat Head pompa sama. Sedangkan jika kita ingin meanikan Head/ tekanan discharger pompa, kita dapat mengoperasikannya secara seri dan syartnya pompa ke 2 harus lebih rendah qapasitasnya, sebab jika sama maka akan ada kapitasi. Pompa pertama kita sebut pompa pengirim atau pompa utama, sementara pompa ke 2 kita sebut sebagi pompa Booster atau pompa peningkat tekanan. Dalam mendesain (pararel/series) pompa, jumlah 2 atau lebih pompa sentrifugal disebut dengan multiple centrifugal pump. Dalam mendesain multiple centrifugal pump ini utamanya adalah ketika melakukan instalasi,  sangatlah penting untuk memperhatikan hubungan antara kurva pompa (pump curve) dan kurva sistem perpipaan. (piping system curve). Efek dari menambahkan 2 buah pompa yang identik dalam rangkaian paralel dapat di lihat pada gambar grafik di bawah ini. Baca ...

Cara Leak Test (test kebocoran) dan Hydrotest pada Valve dan Bejana Tekan

Leak Test : Biasanya ini dilakukan pada reinforcing pad of opening, menggunakan udara. Kadang-kadang di-counter check dengan bubble soap. Sehingga sering disebut juga bubble test. Diaplikasikan pada semua peralatan yang mempunyai pads pada bagian pressure (PV, HE, Tank, dll). Bisa juga leak test dilakukan tanpa sabun. Material diinjeksi dengan udara bertekanan dan direndam dalam tanki air untuk beberapa waktu (digunakan dalam pengetesan fuel tank untuk forklift). Ini lebih efektif dibandingkan dengan sabun. Test ini juga dilakukan untuk pengecekan kebocaran pada blinded flange, flange joint (shell side to tube side joint), channel cover installation, dsb. Secara internal, diberi tekanan menggunakan udara – alternatif lain bisa menggunakan nitrogen (N 2 ). Pada tangki ada juga istilah leak test untuk roof dan bottom installation. Alatnya disebut Vacuum Box. Leak test tidak sama persis dengan pneumatic test. Pneumatic test itu bisa digunakan sebagai pengganti hydrotes...