http://dlvr.it/RmTRLX http://dlvr.it/RmTxrm http://dlvr.it/RmVM4W
Bagaimana terjadinya minyak dan gas bumi ?
Ada tiga faktor utama dalam
pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu:
Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan
terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.
Kedua, adanya perpindahan (migrasi)
hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir
rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk
menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit
bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya
gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus
menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan
hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di
tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin
dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan
hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65oC
dan umumnya terurai pada suhu di atas 260oC. Hidrokarbon
kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177oC.
Apa saja komponen-komponen
pembentuk minyak bumi ?
Minyak bumi
merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun
atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan
organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen
(N).
Apakah ada
perbedaan dari jenis-jenis minyak bumi ? Ya, ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan
letak kedalamannya, yaitu: young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik,
sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih
yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama
untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling
encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang
dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang paling
diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk minyak bumi ?
Sekitar 30-juta tahun di pertengahan
jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan
minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan
diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan
dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai
505-juta tahun yang lalu.
Para geologis umumnya sependapat
bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan
hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut
ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur,
membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan
(sedimentary rock). Proses
ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan
tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan
endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material
organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul,
menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang
semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa
bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam.
Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari
600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum
bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.
Bagaimana caranya menemukan
minyak bumi ?
Ada berbagai
macam cara: observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei
seismik, membor sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.
Survei
gravitasi: metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan
perbedaan densitas material di struktur geologi kulit bumi.
Survei
magnetik: metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan
properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.
Kedua survei
ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin). Dari hasil pemetaan ini, baru metode seismik umumnya dilakukan.
Survei seismik
menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang
diarahkan untuk melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya.
Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan
dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat receivers sebagai pulsa tekanan (oleh hydrophone di daerah
perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara digital menjadi sebuah
peta akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat diinterpretasikan.
Aplikasi metode seismik:
1. Tahap eksplorasi: untuk menentukan
struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti akan digali.
2. Tahap penilaian dan pengembangan:
untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan untuk menyusun rencana
pengembangan yang paling baik.
3. Pada fase produksi: untuk memonitor
kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar fluida reservoir
(gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.
Setelah kita yakin telah
menemukan minyak, apa selanjutnya ?
Setelah
mengevaluasi reservoir, selanjutnya tahap mengembangkan reservoir. Yang pertama dilakukan adalah
membangun sumur (well-construction) meliputi pemboran (drilling), memasang tubular sumur (casing) dan penyemenan (cementing). Lalu proses completion untuk membuat sumur siap digunakan.
Proses ini meliputi perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan
seluruh pipa-pipa dan katup produksi beserta asesorinya untuk mengalirkan
minyak dan gas ke permukaan; pemasangan kepala sumur (wellhead atau chrismast
tree) di
permukaan; pemasangan berbagai peralatan keselamatan, pemasangan pompa kalau
diperlukan, dsb. Jika dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase
ini. Selanjutnya well-evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam
sumur. Teknik yang paling umum dinamakan logging yang dapat dilakukan pada saat
sumur masih dibor ataupun sumurnya sudah jadi.
Ada berapa macam jenis sumur ?
Di dunia perminyakan umumnya dikenal
tiga macam jenis sumur:
Pertama, sumur eksplorasi (sering
disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk mentukan apakah
terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru.
Jika sumur eksplorasi menemukan
minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi (confirmation
well) akan dibor
di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk memastikan apakah kandungan
hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.
Ketiga, sumur pengembangan (development
well) adalah
sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah eksis. Tujuannya untuk
mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.
Istilah persumuran lainnya:
Sumur produksi: sumur yang
menghasilkan hidrokarbon, baik minyak, gas ataupun keduanya. Aliran fluida dari
bawah ke atas.
Sumur injeksi: sumur untuk
menginjeksikan fluida tertentu ke dalam formasi (lihat Enhanced Oil
Recovery di bagian
akhir). Aliran fluida dari atas ke bawah.
Sumur vertikal: sumur yang bentuknya
lurus dan vertikal.
Sumur berarah (deviated
well, directional well): sumur yang bentuk geometrinya tidak lurus vertikal, bisa berbentuk huruf
S, J atau L.
Sumur horisontal: sumur dimana ada
bagiannya yang berbentuk horisontal. Merupakan bagian dari sumur
berarah.
Apakah rig ? Apa saja
jenis-jenisnya ?
Rig adalah
serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor sumur atau mengakses
sumur. Ciri utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang
digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur.
Umumnya, rig dikategorikan menjadi dua
macam menurut tempat beroperasinya:
1. Rig darat (land-rig): beroperasi di darat.
2. Rig laut (offshore-rig): beroperasi di atas permukaan air
(laut, sungai, rawa-rawa, danau atau delta sungai).
Ada bermacam-macam offshore-rig yang digolongkan berdasarkan
kedalaman air:
1. Swamp barge: kedalaman air maksimal 7m saja.
Sangat umum dipakai di daerah rawa-rawa atau delta sungai.
2. Tender barge: mirip swamp barge tetapi di pakai di perairan yang
lebih dalam.
3. Jackup rig: platform yang dapat mengapung dan
mempunyai tiga atau empat “kaki” yang dapat dinaik-turunkan. Untuk dapat
dioperasikan, semua kakinya harus diturunkan sampai menginjak dasar laut. Terus
badan rig akan diangkat sampai di atas permukaan air sehingga bentuknya menjadi
semacam platform tetap. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, semua
kakinya haruslah dinaikan terlebih dahulu sehingga badan rig mengapung di atas
permukaan air. Lalu rig ini ditarik menggunakan beberapa kapal tarik ke lokasi
yang dituju. Kedalaman operasi rig jackup adalah dari 5m sampai 200m.
4. Drilling jacket: platform struktur baja, umumnya berukuran kecil
dan cocok dipakai di laut tenang dan dangkal. Sering dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.
5. Semi-submersible
rig: sering
hanya disebut “semis” merupakan rig jenis mengapung. Rig ini “diikat” ke
dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap di permukaan. Dengan
menggunakan thruster, yaitu semacam baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu mengatur posisinya secara
dinamis. Rig semis sering digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig
jackup. Karena
karakternya yang sangat stabil, rig ini juga popular dipakai di daerah laut
berombak besar dan bercuaca buruk.
6. Drill ship: prinsipnya menaruh rig di atas
sebuah kapal laut. Sangat cocok dipakai di daerah laut dalam. Posisi kapal
dikontrol oleh sistem thruster berpengendali komputer. Dapat bergerak sendiri dan
daya muatnya yang paling banyak membuatnya sering dipakai di daerah terpencil
atau jauh dari darat.
Dari fungsinya, rig dapat
digolongkan menjadi dua macam:
1. Drilling rig: rig yang dipakai untuk membor
sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru maupun memperdalam sumur lama.
2. Workover rig: fungsinya untuk melakukan sesuatu
terhadap sumur yang telah ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan,
dsb.
Apa saja komponen rig ?
Komponen rig
dapat digolongkan menjadi lima bagian besar:
1. Hoisting system: fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular
(pipa pemboran, peralatan completion atau pipa
produksi) masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick) termasuk dalam sistem ini.
2. Rotary
system: berfungsi
untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran konvensional,
pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali sumur.
3. Circulation
system: untuk
mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar properti
lumpur seperti yang diinginkan. Sistem ini meliputi (1) pompa tekanan tinggi
untuk memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk
mensirkulasikannya di permukaan, (2) peralatan untuk mengkondisikan lumpur: shale shaker berfungsi untuk memisahkan solid
hasil pemboran (cutting) dari lumpur; desander untuk memisahkan pasir; degasser untuk mengeluarkan gas, desilter untuk memisahkan partikel solid
berukuran kecil, dsb.
4. Blowout
prevention system: peralatan
untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi
dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang tersusun atas berbagai katup
(valve) dan
dipasang di kepala sumur (wellhead).
5. Power system: yaitu sumber tenaga untuk
menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber
tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar.
Mengapa digunakan lumpur untuk
pemboran ?
Lumpur umumnya
campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang digunakan untuk membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium pendingin
untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting dalam
pengendalian sumur (well-control), karena
tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah fluida formasi masuk ke dalam
sumur. Lumpur juga digunakan untuk membentuk lapisan solid sepanjang dinding
sumur (filter-cake) yang berguna
untuk mengontrol fluida yang hilang ke dalam formasi (fluid-loss).
Bagaimana pengerjaan pemboran
sumur dilakukan ?
Pemboran sumur
dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor. Pada
pemboran konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat
yang disebut turntable. Turntable ini diputar oleh mesin diesel, baik secara elektrik ataupun transmisi
mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di mata bor akan menggali bebatuan. Daya
dorong mata bor diperoleh dari berat pipa bor. Semakin dalam sumur dibor,
semakin banyak pipa bor yang dipakai dan disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur dipompakan
dari pompa lumpur masuk melalui dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel
di mata bor akan menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang
akan membantu menggali bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali ke permukaan
lewat annulus, yaitu celah antara lubang sumur dan pipa bor,
membawa cutting hasil pemboran.
Mengapa pengerjaan logging dilakukan ?
Logging adalah teknik untuk mengambil
data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen khusus.
Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data properti
elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data
nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida
formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.
Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk
pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima sinyal) diturunkan ke dalam
sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman yang diinginkan. Biasanya
pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik ke atas. Logging tool
akan mengirim sesuatu “sinyal” (gelombang suara, arus listrik, tegangan
listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi lewat dinding sumur.
Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam formasi
dan juga material dinding sumur. Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor
penerima di dalam logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan
ditransmisikan lewat kabel logging ke unit di permukaan. Sinyal digital
tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi berbagai macam grafik
dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang dinamakan
log. Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli
geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran
ataupun untuk tahap produksi nanti.
Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging
yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor.
Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke sensor di
permukaan. Setelah
diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas
kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas,
porositas, sonic dan gamma-ray) sedini mungkin pada saat pemboran.
Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan,
menganalisis dan merekam semua informasi dari partikel solid, cairan dan gas
yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat pemboran. Tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur yang
sedang dibor.
Mengapa sumur harus disemen ?
Penyemenan sumur digolongkan menjadi
dua bagian:
Pertama, primary
cementing, yaitu
penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum penyemenan ini dilakukan, casing dipasang dulu sepanjang lubang
sumur. Campuran semen (semen+air+aditif) dipompakan ke dalam annulus (ruang/celah antara dua tubular
yang berbeda ukuran, bisa casing dengan lubang sumur, bisa casing dengan casing). Fungsi utamanya untuk
pengisolasian berbagai macam lapisan formasi sepanjang sumur agar tidak saling
berkomunikasi. Fungsi lainnya menahan beban aksial casing dengan casing berikutnya, menyokong casing dan menyokong lubang sumur (borehole).
Kedua, remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat
sumurnya sudah jadi. Tujuannya bermacam-macam, bisa untuk mereparasi primary cementing yang kurang sempurna, bisa untuk
menutup berbagai macam lubang di dinding sumur yang tidak dikehendaki (misalnya
lubang perforasi yang akan disumbat, kebocoran di casing, dsb.), dapat juga
untuk menyumbat lubang sumur seluruhnya.
Semen yang digunakan adalah semen
jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan air, jadilah bubur semen (cement
slurry). Ditambah
dengan berbagai macam aditif, properti semen dapat divariasikan dan dikontrol
sesuai yang dikehendaki.
Semen, air dan bahan aditif dicampur
di permukaan dengan memakai peralatan khusus. Sesudah menjadi bubur semen, lalu
dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian bubur semen ini didorong
dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai
ke dasar sumur, keluar dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali
ke permukaan. Diharapkan seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur
semen. Setelah beberapa waktu dan semen sudah mengeras, pemboran bagian sumur
yang lebih dalam dapat dilanjutkan.
Untuk apa directional drilling
dilakukan ?
Secara
konvensional sumur dibor berbentuk lurus mendekati arah vertikal. Directional drilling (pemboran berarah) adalah
pemboran sumur dimana lubang sumur tidak lurus vertikal, melainkan terarah
untuk mencapai target yang diinginkan.
Tujuannya dapat bermacam-macam:
1. Sidetracking: jika ada rintangan di depan lubang
sumur yang akan dibor, maka lubang sumur dapat dielakan atau dibelokan untuk
menghindari rintangan tersebut.
2. Jikalau reservoir yang diinginkan
terletak tepat di bawah suatu daerah yang tidak mungkin dilakukan pemboran,
misalnya kota, pemukiman penduduk, suaka alam atau suatu tempat yang
lingkungannya sangat sensitif. Sumur dapat mulai digali dari tempat lain dan
diarahkan menuju reservoir yang bersangkutan.
3. Untuk menghindari salt-dome (formasi garam yang secara kontinyu
terus bergerak) yang dapat merusak lubang sumur. Sering hidrokarbon ditemui
dibawah atau di sekitar salt-dome. Pemboran berarah dilakukan untuk dapat mencapai
reservoir tersebut dan menghindari salt-dome.
4. Untuk menghindari fault (patahan geologis).
5. Untuk membuat cabang beberapa sumur
dari satu lubung sumur saja di permukaan.
6. Untuk mengakses reservoir yang
terletak di bawah laut tetapi rignya terletak didarat sehingga dapat lebih
murah.
7. Umumnya di offshore, beberapa sumur dapat dibor dari
satu platform yang sama sehingga lebih mudah, cepat dan lebih murah.
8. Untuk relief well ke sumur yang sedang tak terkontrol
(blow-out).
9. Untuk membuat sumur horizontal
dengan tujuan menaikkan produksi hidrokarbon.
10. Extended
reach: sumur yg
mempunyai bagian horizontal yang panjangnya lebih dari 5000m.
11. Sumur multilateral: satu lubang sumur di permukaan
tetapi mempunyai beberapa cabang secara lateral di bawah, untuk dapat mengakses
beberapa formasi hidrokarbon yang terpisah.
Pemboran berarah dapat dikerjakan
dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor diputar dari permukaan
untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk sangat
terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor
berpenggerak lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung
pipa pemboran. Seluruh pipa pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa
pemboran lebih dapat “dilengkungkan” sehingga lubang sumur dapat lebih
fleksibel untuk diarahkan.
Apakah perforating ?
Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding
sumur (casing dan lapisan semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan
formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang
perforasi ini.
Perforating
gun yang berisi
beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi
yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan
semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan
tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing
baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam
waktu yang sangat singkat (17ms).
Perforasi dapat
dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga
secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).
Apa artinya Well Testing ?
Well testing adalah metode untuk mendapatkan
berbagai properti dari reservoir secara dinamis dan hasilnya lebih akurat dalam
jangka panjang. Tujuannya:
· Untuk memastikan apakah sumur
akan mengalir dan berproduksi.
· Untuk
mengetahui berapa banyak kandungan hidrokarbon di dalam reservoir dan
kualitasnya.
· Untuk
memperkirakan berapa lama reservoirnya akan berproduksi dan berapa lama akan
menghasilkan keuntungan secara ekonomi.
Teknik ini
dilakukan dengan mengkondisikan reservoir ke keadaan dinamis dengan cara
memberi gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika reservoirnya
sudah/sedang berproduksi, tes dilakukan dengan cara menutup sumur untuk
mematikan aliran fluidanya. Teknik ini disebut buildup test. Jika reservoirnya sudah lama idle, maka sumur dialirkan kembali. Teknik ini disebut drawdown test.
Apakah tujuan stimulasi ?
Stimulasi (stimulation) adalah proses mekanikal dan/atau chemical yang ditujukan untuk menaikan laju produksi dari suatu sumur. Metode
stimulasi dapat dikategorikan tiga macam yang semuanya memakai fluida khusus
yang dipompakan ke dalam sumur.
Pertama, wellbore
cleanup. Fluida treatment dipompakan hanya ke dalam sumur,
tidak sampai ke formasi. Tujuan utamanya untuk membersihkan lubang sumur dari
berbagai macam kotoran, misalnya deposit asphaltene, paraffin, penyumbatan pasir, dsb. Fluida
yang digunakan umumnya campuran asam (acid) karena sifatnya yang korosif.
Yang kedua adalah yang disebut
stimulasi matriks. Fluida diinjeksikan ke dalam formasi hidrokarbon
tanpa memecahkannya. Fluida yang dipakai juga umumnya campuran asam. Fluida ini
akan “memakan” kotoran di sekitar lubang sumur dan membersihkannya sehingga
fluida hidrokarbon akan mudah mengalir masuk ke dalam lubang sumur.
Teknik ketiga
dinamakan fracturing; fluida
diinjeksikan ke dalam formasi dengan laju dan tekanan tertentu sehingga formasi
akan pecah atau merekah. Pada propped fracturing, material proppant (mirip pasir) digunakan untuk
menahan rekahan formasi agar tetap terbuka. Sementara pada acid
fracturing, fluida
campuran asam digunakan untuk melarutkan material formasi di sekitar rekahan
sehingga rekahan tersebut menganga terbuka. Rekahan ini akan menjadi semacam
jalan tol berkonduktivitas tinggi dimana fluida hidrokarbon dapat mengalir
dengan lebih optimum masuk ke dalam sumur.
Apakah yang dimaksud dengan artificial lift ?
Artificial
lift adalah
metode untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam sumur ke
atas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoirnya tidak cukup
tinggi untuk mendorong minyak sampai ke atas ataupun tidak ekonomis jika
mengalir secara alamiah.
Artificial
lift umumnya
terdiri dari lima macam yang digolongkan menurut jenis peralatannya.
Pertama adalah yang disebut subsurface
electrical pumping,
menggunakan pompa sentrifugal bertingkat yang digerakan oleh motor listrik dan
dipasang jauh di dalam sumur.
Yang kedua adalah sistem gas lifting, menginjeksikan gas (umumnya gas
alam) ke dalam kolom minyak di dalam sumur sehingga berat minyak menjadi lebih
ringan dan lebih mampu mengalir sampai ke permukaan.
Teknik ketiga dengan menggunakan
pompa elektrikal-mekanikal yang dipasang di permukaan yang umum disebut sucker rod
pumping atau juga beam pump. Menggunakan prinsip katup searah (check valve), pompa ini akan mengangkat fluida
formasi ke permukaan. Karena pergerakannya naik turun seperti mengangguk, pompa
ini terkenal juga dengan julukan pompa angguk.
Metode keempat disebut sistem jet pump. Fluida dipompakan ke dalam sumur
bertekanan tinggi lalu disemprotkan lewat nosel ke dalam kolom minyak. Melewati
lubang nosel, fluida ini akan bertambah kecepatan dan energi kinetiknya
sehingga mampu mendorong minyak sampai ke permukaan.
Terakhir, sistem yang memakai progressive
cavity pump (sejenis
dengan mud motor). Pompa dipasang di dalam sumur tetapi motor dipasang
di permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang baja yang disebut sucker rod.
Apa yang dimaksud dengan Enhanced Oil Recovery ?
EOR merupakan teknik lanjutan untuk
mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah dilakukan tetapi hasilnya
tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada tiga macam teknik EOR
yang umum:
1.
Teknik
termal: menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk
menurunkan viskositas minyak sehingga mudah mengalir. Dengan menginjeksikan
fluida tersebut, juga diharapkan tekanan reservoir akan naik dan minyak akan
terdorong ke arah sumur produksi. Merupakan teknik EOR yang paling
popular. Seringnya menggunakan air panas (water injection) atau uap air (steam
injection).
2.
Teknik chemical: menginjeksikan bahan kimia berupa surfactant atau bahan polimer untuk mengubah
properti fisika dari minyak ataupun fluida yang dipindahkan. Hasilnya, minyak
dapat lebih mudah mengalir.
3.
Proses miscible: menginjeksikan fluida pendorong
yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu diproduksi. Fluida yang digunakan
misalnya larutan hidrokarbon, gas hidrokarbon, CO2 ataupun gas
nitrogen.
Selain bahan bakar, apa saja yang dapat dibuat dari minyak dan gas ?
Ban mobil, disket komputer, kantung
plastik, sandal, tali nilon, boneka, bandage, colokan listrik, crayon warna,
atap rumah, skrin teras rumah, kamera, lem, foto, kapsul untuk obat, aspirin,
pupuk, tuts piano, lipstik, jam digital, gantole, kacamata, kartu kredit,
balon, shampo, bola golf, cat rumah, lensa kontak, antiseptik, piring, cangkir,
tenda, deodorant, pasta gigi, obat serangga, CD, gorden bak mandi, pengering
rambut, parfum, bola sepak, pakaian, krim pencukur jenggot, tinta, koper,
pelampung, pewarna buatan, kacamata keselamatan, pakaian dalam, lilin, payung,
mobil-mobilan, keyboard komputer, pengawet makanan, pulpen …. dan lain-lain
tak terhitung lagi banyaknya
Foto di ambil dari Lapangan Offshore X-Ray PT Pertamina EP Field Jatibarang
Comments