http://dlvr.it/RmTRLX http://dlvr.it/RmTxrm http://dlvr.it/RmVM4W
Gas alam (natural gas) menjadi salah satu bahan bakar yang banyak digunakan saat ini, Central Processing Plant (CPP) Gundih merupakan kilang natural gas milik PT Pertamina EP yang berada di wilayah kerja Asset 4 Field Cepu. CPP Gundih mendapat pasokan feed gas dari 8 sumur produksi dengan total kapasitas 75 MMSCFD. Setelah dilakukan pengolahan, CPP Gundih menghasilkan gas alam siap pakai dengan kapasitas 50 MMSCFD. baca juga : Cavitasi Pada Pompa Mengenal PT Pertamina EP Field Cepu Project Zero Discharger Pada Sebuah Plant Kupas Tuntas Hydrolic Pumping Unit (HPU) Gas sebesar 50 MMSCFD tersebut dikirim ke PLTU Tambak Lorok guna memutar turbin uapnya yang menghasilkan energy listrik yang kemudian disalurkan ke masyarakat oleh PLN.Feed gas dari sumur produksi memasuki inlet manifold yang kemudian diolah pada Gas Separation Unit (GSU) untuk memisahkan air dan kondensat yang terbawa dari sumur produksi. Setelah itu feed gas memasuki Acid Gas Removal Unit (AGRU) untuk memisahkan kandungan acid gas yang ada. Treated gas hasil pengolahan AGRU selanjutnya memasuki Caustic Treater Unit (CTU) untuk menghilangkan mercaptant yang terkandung didalam treated gas. Kemudian treated gas menuju Dehydration Unit untuk menurunkan kadar air.Dari pengolahan feed gas di CPP Gundih menimbulkan dampak limbah berupa waste gas, terdiri dari acid gas dan vent gas, yang diolah terlebih dahulu sebelum dilepas ke lingkungan supaya tidak mencemari lingkungan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup. Acid gas dengan kandungan H2S yang sangat tinggi diolah dalam dua jalur, yaitu langsung dibakar pada Thermal Oxidizer (TOX) dan diproses pada Biological Sulphur Recovery. Thermal Oxidizer (TOX) memiliki peran penting dalam mengatasi waste gas. Kinerja TOX ditentukan dari proses pembakaran yang terjadi pada burner harus sempurna serta suhu oksidasi waste gas pada chamber harus sesuai. Pada umumnya jumlah udara akan dilebihkan dari jumlah stoikiometri yang dibutuhkan, hal ini untuk mencegah pembakaran tidak sempurna. Jumlah udara tambahan (excess air) yang diberikan pada burner TOX harus diperhitungkan, karena excess air dengan jumlah yang tidak tepat bisa merugikan reaksi pembakaran dan suhu pada chamber tidak sesuai. Energi panas gas buang (flue gas) dimanfaatkan pada Waste Heat Recovery Unit (WHRU) yang berada diatas chamber. WHRU tersebut berupa heat exchanger yang digunakan untuk memanaskan hot oil. Peran WHRU dalam memanaskan hot oil hingga 350oF (449,817K) juga sangat penting, karena hot oil digunakan pada Solvent Regenerator ReboilerPlant CPP Gundih mengunakan Waste Heat Recovery Unit (WHRU) memanfaatkan panas hasil membakaran gas yang sudah tidak termanfaatkan lagi, sehingga panas tersebut di recovery untuk memanaskan hot oil sebagai pemanas solvent pada proses pemecahan feed gas, dan hal ini yang menyebabkan CPP Gundih salah satu plent yang GO Green.Untuk Hot oil nya pun CPP Gundih sudah mengunakan product dari PT Pertamina sendiri yaitu Termo XT 32 yang tidak kalah kualitasnya dengan product - product luar negri. Termo XT 32 adalah pelumas pemindah panas kualitas premium yang diformulasikan dari base oil dan aditif kualitas tinggi. Termo XT 32 memiliki kekentalan yang relatif rendah untuk menjamin perpindahan panas yang baik dan kemudahan sirkulasi pada saat startup..CPP Gundih salah satu plant milik PT Pertamina EP Aset 4 Field Cepu yang menjaga produksinya untuk ketahanan energy negri dengan pengolahan gas yang memperhatikan lingkungannya, sehingga CPP Gundih termasuk salah satu plant GO Green di Indonesia.Semoga Tulisan ini dapat bermanfaat, dan menambah wawasan kita terkait proses di plant Oil and Gas industry. ditunggu komentar dan diskusinya jika ada pengalaman dan cerita tentang WHRU dan lainnya supaya sharing pengalaman kerja ini lebih seru lagi. http://dlvr.it/RvxPK2
http://dlvr.it/RvxvVk
http://dlvr.it/Rw0x8C
http://dlvr.it/Rw0x8C
Comments