ISTILAH KERUSAKAN PADA BEARING
Sangat mudah mengatakan “bearing rusak”, namun lebih tepat bila menggunakan istilah yang cocok dan menjelaskan secara akurat jenis kerusakan itu. Jika jenis kerusakan diketahui, lebih mudah untuk menentukan kondisi penyebab kerusakan dengan segera.
Pada saat melakukan inspeksi rutin terhadap mesin, periksa bearing atau housingnya apa berkarat; ring, roller, atau rolling-element seperatornya apakah ada yang pecah, patah atau retak, shiel penyok dan overheating (panas tinggi). Overheating dapat diketahui dari warna bearing yang berubah menjadi gelap. Jika salah satu hal diatas terjadi, bearing tersebut harus dibuang dan diganti dengan yang baru.
Inspeksi visual terhadap komponen bagian dalam dari bearing bersegel (sealed) tidak dapat dilakukan karena shield yang melindungi rolling element (bagian yang berputar) dan seal pelumas apabila dile[as akan merusak bearing. Maka, kondisi bearing jenis ini tidak bisa ditetapkan. Namun demikian, jika bearing menunjukan tanda-tanda karatan atau kelihatan lembab disekitar pinggir seal, putarannya kasar atau berbunyi keras, maka bearing tersebut harus diganti.
Flexing – ‘mengalah’nya logam dibawah permukaan bearing race (alur/jalan bagi element bearing) – merupakan salah satu penyebab utama kerusakan bearing.
Flexing pada logam itu sendiri dapat disebabkan oleh beban terlalu berat, kecepatan sangat tinggi, tidak sejajar dan lain-lainnya.
Secara internal, kekosongan didalam logam menyebabkan permukaan logam tersebut terpisah dari landasannya. Dengan melemahnya permukaan logam tersebut, partikel-partikel permukaan tersebut akan melepaskan diri.
Permukaan race yang pecah dapat menyebabkan flexing semakin parah dan ini mempercepat melemahnya race tersebut. Seiring berlanjutnya proses ini, semakin banyak bagian permukaan yang pecah sampai wilayah penahan beban hancur. ‘Lelah’nya logam seperti itu biasa dikenal dengan istilah “Spalling”(keropos). Lihat gambar 20.6
Spalling dapat pula disebabkan kurangnya pelumasan dan adanya vibrasi antara shaft dan housing. Jika spalling terdeteksi pada suatu bearing yang besar pada tahap awal, biasanya dapat diperbaiki dengan menggerinda bagian pinggir hingga halus. Namundemikian, jika bearing nya kecil, harus diganti.
Scoring (pengerukan) atau scarping (pengikisan pada bearing terjadi dua bagian. Bagian pertama diantara cincin luar (outer ring) dengan housing atau cincin dalam (inner ring) dengan shaft. Scoring disebabkan bearing yang longgar. Bagian kedua adalah antara rolling element dengan race, yang bisanya disebabkan oleh pelumas yang tidak baik atau adanya kotoran didalam bearing, yang menghambat putaran roller, sehingga roller tersebut terseret disepanjang permukaan race.
Sebagian bearing terkeruk hanya pada bagian kontak yang kecil. Hal ini karena hanya sedikit gerakan yang terjadi antara bearing dengan housing, dan ini disebut Fretting Corrosion. Fretting corrosion yang terjadi pada bagian tertentu pada waktu yang cukup lama dapat menyebabkan terbelah atau patahnya outer ring.
Bearing splitting (terbelahnya bearing) dapat juga disebabkan oleh pemasangan bearing pada shaft yang kurang baik. Hal ini terjadi jika diameter shaft lebih besar dari yang ditetepkan oleh pabrik. Jika bearing dipasang pada shaft, akanterjadi tekanan yang cenderung memaksa inner ring. Dalam waktu yang lama kejadian ini dapat menyebabkan terbelahnya inner ring dan bearing menjadi rusak.
Hal lain yang dapat menyebabkan kerusakan bearing adalah Brinelling. Ini didefinisikan sebagai ‘terurai’nya logam karena tekanan yang terlalu tinggi. Biasanya, brinelling kelihatan seperti suatu rangkaian lekukan-lekukan kecil pada bearing race di titik ‘persentuhan’ dengan bearing ring. Lekukan ini sering disebabkan oleh beban yang berlebihan. Brinelling juga dapat terjadi pada saat bearing beroperasi ataupun dalam keadaan tidak beroperasi. Brinelling juga dapat menyebabkan spalling, scoring dan overheating.
Pitting (capuk) atau Scratching (tergores) terjadi bila rolling element tidak berputar dengan lancar diantara kedua ring. Kerusakan ini agak mirip dengan scoring, tapi lebih ringan dan ia disebabkan tercemarnya pelumas oleh benda halus (tepung, pasir dll) kedalam system atau filler (bahan pegisi) yang ada dalam pelumas itu sendiri. Jika filler nya dari bahan clay atau mineral lain, ini dapat merusak bearing karena ia bersifat mengikis.
Diantara banyak penyebab kerusakan bearing, seperti pembebanan yang tidak benar, ketidak sejajaran, kesalahan pemasangan dan lain-lain, kesalahan pelumasan adalah penyebab yang paling umum. Selain itu, banya dijumpai bearing yang bersentuhan dengan kelembaban dan cairan korosifsehingga bereaksi dengan permukaan bearing, menyebabkan kerusakan logam secara kimiawi.
Jika karat hanya terdapat di area yang kecil pada inner atau outer ring, tidak banyak masalah. Karat tersebut harus dibuang dan pakai pelumas yang sesuai untuk mencegah terulangnya pengkaratan. Jika karat terdapat pada race, bearing akan rusak dalam waktu singkat karena spalling.
Comments