http://dlvr.it/RmTRLX http://dlvr.it/RmTxrm http://dlvr.it/RmVM4W
Hallo teman - teman dhevils mechanic..ketemu lagi dengan tulisan - tulisan dhevils mechanic yang pasti tidak jauh membahas dunia oil and gas industry entah itu terkait speck - speck equipment yang digunakan, bahas troubleshoot serta ide - ide kreative untuk menyeleseikan permasalahan dilapangan dan kali ini yuk kita bahas terkait lumpur pemboran.
Pemboran merupakan salah satu kunci dalam pengembangan sumber daya panas bumi, baik pada tahapan eksplorasi ataupun pengembangan lapangan. Pemboran menjadi salah satu tahapan yang membutuhkan biaya besar hingga mencapai 35-50% dari biaya total (George Moshe Dayan,2014). Salah satu bagian pemboran yang banyak mempengaruhi keberhasilan perencanaan dan pengeluaran biaya suatu sumur adalah lumpur pemboran. Apakah kamu pernah mendengar apa itu lumpur pemboran?
baca juga :
Tujuan dari operasi pemboran adalah mengebor, mengevaluasi dan menyelesaikan sumur yang akan menghasilkan minyak dan/atau gas secara efisien dan aman. Lumpur Pemboran (Drilling Fluid, Drilling Mud) merupakan salah satu sarana penting dalam operasi pemboran sumursumur minyak dan gas bumi untuk mencapai target yang direncanakan. Pada mulanya orang hanya menggunakan air saja untuk mengangkat cutting dan dengan kemajuan zaman lumpur mulai digunakan.
Pada bab ini kalian akan mempelajari apa itu lumpur pemboran, mengapa diperlukan lumpur dalam pemboran, dan bagaimana lumpur pemboran bekerja. Lumpur ini berupa larutan (suspensi) berbagai bahan kimia dan mineral didalam air, minyak, gas,udara, atau busa dengan komposisi tertentu, sehingga nampak seperti lumpur dan karena itu diberi nama lumpur pemboran.
Lumpur bor ini bekerja dengan jalan disirkulasikan menggunakan pompa lumpur (Mud Pump) yang kuat. Pompa ini adalah jenis Positive Displacemant Piston Pump, beberapa jenis bahkan dapat memproduksi tekanan hingga 5.000 psi. Pompa digerakkan dengan mesin diesel atau motor listrik.
Untuk menghasilkan tekanan yang diperlukan dan laju aliran untuk kondisi khusus, misalnya untuk menggerakkan mud motor, diperlukan ukuran piston dan liner yang tepat. Ukuran nozzle bit juga dipilih yang sesuai. Hal ini disebut sebagai hydrauilic optimization, dan ini adalah untuk mendapat tingkat efisiensi pemboran. Setelah didapatkan tekanan lumpur pada tekanan yang diperlukan,lumpur kemudian mengalir ke stand pipe, pipa vertikal yang ditempatkan pada kaki derrick, kemudian melalui kelly hose (rotary hose), melalui swivel dan turun ke kelly.
Lumpur kemudian masuk kedasar 2 lubang sumur melalui pipa bor ke bit. Bit umumnya mempunyai dua atau tiga nozzle (lubang jet) yang akan menaikkan kecepatan aliran lumpur menjadi hight velocity. Kecepatan jet lumpur ini akan menggosok dasar lubang bor untuk menjaga agar bit cutter tetap bersih dan menjaga agar bit tetap mendapatkan permukaan batuan yang segar untuk kemudian dibor. Dari dasar lubang, lumpur naik kepermukaan melalui annulus (ruang antara pipa bor dan dinding sumur) sambil membawa tahi bor (cuttings) yang dihasilkan bit.
Dipermukaan terdapat tangki-tangki pengendap dan alat-alat pemisah (Solid Control Equipment) untuk memisahkan dan membersihkan lumpur dari cuttings, untuk kemudian disirkulasikan kembali kedalam lubang bor. Lumpur juga memiliki potensi energi yang berasal dari bahan-bahan kimia dan mineral yang dikandungnya (potensi fisiko-kimia) untuk menjalankan fungsi internal seperti menigkatkan kekentalan, berat jenis (tekanan hydrostatis), gel strength (mencegah pengendapan cutting) dsb.
Demikianlah sedikit ulasan terkait lumpur pemboran, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita terkiat dunia oil and gas indutry. Dan jika kalian mempunyai pertanyaan atau pengalaman terkait perawatan dan pengoperfasian lumpur pemboran share di kolom komentar ya supaya berbagi kisah ini lebih menarik lagi.
Comments