Hallo teman - teman ketemu lagi dengan tulisan - tulisan dhevils mechanic yang jelas tak jauh membahas dunia mechanic oil and gas industry, dimana sering diulas terkiat trouble shot, unit - unit yang sering digunakan, berita - berita terkait dunia oil and gas hingga ide - ide kreative dari dhevils mechanic dalam menyeleseikan permasalahan dilapangan.
Baca juga :
Cerita gas engine tentu akan berbeda sekali dengan diesel engine , karena memang secara prinsip kerja berbeda dari keduanya. dimana diesel engine mengadop siklus diesel dan gas engine mengadop siklus otto. dan untuk gas engine hampir mirip dengan proses yang terjadi pada engine bensin atao patrol engine.
c. Control water cooling
Untuk menjaga temperature kerja pada gas engine memerlukan radiator, dan yg di dinginkan oleh fan cooler, fan cooler ini beroperasi mengikuti temperature yang ada, biasanya air radiator ini dijaga dari temperature 85*C hingga 103*C dimana jika masih ambang batas akan nyala fancooler untuk main engine, dan jika mendekati ke 100* akan menyalakan aux fan cooler.
Selain fan cooler juga diperlukan valve thermostate yang buka menutupnya berdasarkan temperature dari water cooler. jika tempertaure masih dibawah 85*C air akan sirkulasi saja didalam engine tidak melalui radiator, tetapi jika temperature sudah melebihi 85*C maka air akan mengalir melalui radiator yang didinginkan oleh fan cooler.
d. Control oil Cooling
Selain mendinginkan engine mengunakan air untuk gas engine yang bkapasitas besar juga membutuhkan pendinginan pada system lubricatornya yatu untuk mendinginkan minyak pelumasnya, dimana air dan oil ketemu di oil cooler atau juga disebut dengan Heat echanger, air yang sudah dingin oleh fan cooler di radiator (aux cooler) akan menyerap panas oil yang melewati head exchanger, oil yang sudah dingin akan di putar ke seleuruh kisi2 dari engine. sementara air yang menjadi panas akan dipompakan oleh aux pump ke dalam radiator untuk didinginkan oleh fan cooler
Antara pendinginan main dan uax ini terpisah oleh 2 system pemompaan yang berbeda, untuk main akan mendinginkan basic engine, after cooler dan lain - lain. Sementara untuk Aux cooler medinginkan oil cooler /HE dan kadang juga untuk mendinginkan intercooler atau gas / udara panas keluaran dari air filter - turbocharger masuk ke intercooler dan lanjut ke manifold inlet dari gas engine.
e. Control detonasi
Control untuk detonasi ini biasa disebiut dengan detcon, dimana sensor ini menerima sinyal dari vibrasi yang terjadi pada ruang cylinder, detonasi ini dapat terjadi jika ada pembakaran ynga tidak sempurna pada engine sehingga menimbulkan getaran
f. Control AFR
Control AFR atau air fuel ratio ini berfungsi untuk mencari campuran bahan bakar yang tepat dimana jika unit terlalu miskin bahan bakar maka unit akan capeta panas dan hunting karena tidak seimbang antara suplay bahan bakar dengan kbutuhan daya dari unit engine.
Dan sebaliknya jika bahan bakar terlau banyak serta udara kurang pemasukan maka bahan bakar akan banyak terbakar tetapi tidak mengahsil daya yang nmaksimal hal ini biasanya mempengaruhi temperature engine juga kan cepat naik dan unit akan mengeluarkan banyak asap NOX karena bahan bakar tidak terbakar sempurna,
g. Control Ignition system
Untuk unit - unit yang sudah modern pada ignition system dapat dikontrol oleh serangkain alat, dimana alat tersbut saling mendukung antara efisiensi bahan bakar serta kempauan engine untuk beradaptasi dengan bahan bakar.
Control ignition system ini memerintahkan kapan atau disudut berapa derajat sebelum top spark plug ini harus menyala dan kapan sparkplug ini menaikan energy atau voltasenya jika spare plug ini sudah melemah.
control dari ignition system ini terdiri dari control putaran dari flywell, control putaran dari cam shaft, control detonasi dari detcon sehingga data yang masuk itu diolah untuk merubah besaran sudut pengapiannya. jika perubahan melebihi dari ambang batasnya maka akan memlunculkan alarm pada panel engine.
Dan masih banyak lagi control yang dipasang pada unit gas engine untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan kerja dari unit gas engine yang nanti akan dibahas dhevils mechanic di tulisan - tulisan berikutnya yaa.... pokoknya ikuti terus tulisan - tulisan dhevils mechanic ini ya.. biar kalian mendapat wawasan terkait dunia mechanic dan perkembanngan tehnologinya.
3. Control Untuk Generator
Jika unit gas engine tadi digunakan untuk mengerakan generator atau sering disebut dengan istilah Genset (Generator setting) maka akan ada tambahan - tambahan control terhadap generator yang di hubungan dengan PLC untuk mengontrol dari enginenya.
Apalagi jika genearort set ini di operasikan sincrone dengan unit yang lain maka akan lebih komplek lagi, dan jika ada pembagian beban esensial dengan non esensial makan rangkaian PLC yang lebih rumit kan dibutuhkan dalam hal ini.
Dan berikut ini beberap kontrol genarator yang ada di gas engine generator :
a. Control voltase
Generator mengeluarkan tegangan / strum itu ada ambang batas atas dan bawahnya, dan untuk voltase ini ada alat yang dibutuhkan untuk mengatur tegangan yang diiznkan yaitu yang bernama AVR atau Autmatic Voltage Regulator dan untuk yang lebih cangih lagi ada istilahnya DVR, MVR dsn lain - lain tergantung dari product nya masing - masing. kerja AVR ini adalah mengontrol existasi yang terjadi pada magnet Rotor dari generator dimana jika hasil keluaran dari output generator tinggi, dia akan menguarangi tegangan yang akan masuk ke existansi rotor, begitu sebaliknya jika tegangan keluaran dari generator rendah dia akan menambah tmasukan tegangan yang ke rotor. sehingga tegangan keluaran dari generator dapat stabil di settingan yang diinginkannya.
b. Control Ampere
Ampere adalh identik dengan beban, jika beban bertambah automatis ampera akan naik, dan kenaikan beban ini dibatasi dengan sensor ampere yang idizinkan oleh pengunaan kawat email dari gulungan stator dari generator. karena jika tidak dibatasi beban nya maka akan terjadi over current sehingga generator dapat terbakar.
Untuk membatasi beban yang diizinkan dari external generator akan ada MCCB keluaran dari generator dan didalam nya sendiri akan dibatas oleh ampere dari dioda - dioda yang menginject tegangan ke exiter.
f. Sincrone
Unit genset jika dioparasikan pararel atau sincron harus mempunyai control sincrone ini karena control ini menentukan kapan breaker dari generator ini dapat masuk ke jaringan busbar yang tersedia,
kontrol sincrone ini adalah mengontrol tegangan, frequensi dan fasa dari generator itu sendiri dan generator external yang akan disincronkan, dimana dia memerintahkan ke AVR untuk menambah tegangan, mengatuir ge governir untuk manikan dan menurunkan putaran dari engine / generator dan dia mendektsi fasa R..S..T.. keluaran dari generator
Dalam hal ini kadang di suatu tempat disebut dengan kontrol Load Sharring dimana hal ini mengointrol beban atau operasi dari genarator ke Isoc atau Base load
g. Load Shading
Ada lagi control pada generator untuk mengatur operasi dari bana yang ada, hal ini sebagai opengaman jika hanya unit 1 ygboperasi mana saja beban yang di izinkan, jika unit 2 operasi mana lagi unit - unit atau equipment yang akan dijalan dan setrusnya,
Biasanya hal ini beban akan dibagi dengan istilah beban esensial dan beban non esensial dan kadang jika unit genset ada banyak dan operasinya komplek beban akan dibagi lebih banyak lagi.
Dan masih banyak lagi control yang dibutuhkan pada generator yang belum dhevils mechanic uraikan disini, insya Allah di tulisan - tulisan dhevils mechanic berikutnya nanti akan kita ulas lebih tajam lagi yaa..
Demikianlah tadi ulasan control yang ada pada gas engine generator, dan setiap manufacture mempunyai standard yang berbeda walaupun sebenarnya juga mirip - mirip saya antara mereka, semakin mahal dari unit tersebut semakin komplite peraltan kontrolnya karena semakin control lengkap diharapkan semakin tinggi efisiensi datri unit tersbut. dan jika kalian mempunyai pertanyaan tau pengalaman terkait hal ini selahkan tulis dikolom komentar yaa, supaya berbagi cerita ini lebih menarik lagi dan dapat bermanfaat bagi teman - teman yang membutuhkannya.
Comments