http://dlvr.it/RmTRLX http://dlvr.it/RmTxrm http://dlvr.it/RmVM4W
Merupakan
kegiatan yang berfungsi mengukur Static Fluid Level (SFL) untuk sumur
mati dan Working Fluid Level (WFL) untuk sumur yang masih berproduksi.
Prinsip kerjanya dengan mengirimkan getaran kedalam sumur yang berasal
dari gas N2. Getaran tersebut dihubungkan dengan recorder yang berfungsi
untuk menggambarkan pola getaran gas N2 tersebut. Bila getaran tersebut
melewati tubbing joint, pola grafiknya akan membentuk defleksi dan saat
getaran dipantulkan lagi ke permukaan fluid level, pola aliran akan
menggulung. Kedalam fluid level dapat dilihat dari jumlah tubbing joint
yang dikonversikan menjadi satuan kedalaman.
Baca juga :
Proses Pemasangan Pumping Unit Bukaka
Moving dan setting Pumping Unit Dalam 3 Jam
Engine Over Speed Dan Cara Mengatasinya
Troubleshoot Mencari Penyebab PushRod Bengkok
Baca juga :
Proses Pemasangan Pumping Unit Bukaka
Moving dan setting Pumping Unit Dalam 3 Jam
Engine Over Speed Dan Cara Mengatasinya
Troubleshoot Mencari Penyebab PushRod Bengkok
Peralatan Sonolog Test terdiri dari :
1. Well Sounder, berfungsi sebagai penghasil getaran yang dipasangkan pada kepala sumur.
2. Amplifier, berfungsi sebagai alat penguat dan pencatat pantulan getaran dari dalam sumur.
Fluid level ini sangat menentukan kinerja pompa yang akan dipasang. Sebelum sumur diproduksikan, penentuan fluid level sangat diperlukan untuk menentukan ukuran pompa yang akan dipasang. Fluid level itu sendiri merupakan ukuran kemampuan siatu sumur untuk memproduksikan fluidanya. Makin tinggi fluid level, makin bagus produksinya karena tekanannya masih besar.
1. Well Sounder, berfungsi sebagai penghasil getaran yang dipasangkan pada kepala sumur.
2. Amplifier, berfungsi sebagai alat penguat dan pencatat pantulan getaran dari dalam sumur.
Fluid level ini sangat menentukan kinerja pompa yang akan dipasang. Sebelum sumur diproduksikan, penentuan fluid level sangat diperlukan untuk menentukan ukuran pompa yang akan dipasang. Fluid level itu sendiri merupakan ukuran kemampuan siatu sumur untuk memproduksikan fluidanya. Makin tinggi fluid level, makin bagus produksinya karena tekanannya masih besar.
Sedangkan setelah sumur diproduksikan, penentuan fluid level dilakukan
untuk mengetahui apakah sumur tersebut masih support untuk pompa yang
sebelumnya telah dipasang. Flui level terdiri atas Static Fluid Level
dan Working Fluid level. Suatu sumur dikatakan masih support untuk
ukuran suatu pompa jika WFL sumur tersebut sekitar 300 – 400 ft diatas
Pump Setting Depth. Istilah support disini menandakan bahwa pompa yang
digunakan dapat menghisap fluida dari dalam sumur dengan efisiensi yang
optimal dan tidak merusaknya.
Ukuran fluid level inilah yang dijadikan dasar apakah suatu pompa perlu
diganti atau tidak. Suatu sumur dengan fluid level yang terlalu rendah
menandakan bahwa pompa yang ada perlu di size down, dalam arti ukuran
pompa diturunkan laju alirannya. Sedangkan untuk fluid level tinggi maka
kemungkinan pompanya akan di size up. Pada umumnya pompa yang dipakai
dilapangan Minas adalah Electric Submersible Pump (ESP). Pompa ini
sangat sensitif terhadap perubahan laju alir, oleh karena itu perubahan
yang terlalu besar akan merusak pompa itu sendiri. Merek pompa ESP yang
banyk dipakai adalah jenis REDA dan Centrilift yang memiliki prinsip
kerja yang hampir sama
Semoga dapat membantu dan menambah wawasan kita terkait Sonolog dan prinsip kerjanya. ditunggu komentar dan diskusinya yaa..
Comments