http://dlvr.it/RmTRLX http://dlvr.it/RmTxrm http://dlvr.it/RmVM4W
Halo teman - teman semua, ketemu lagi dengan tulisan - tulisan dhevils mechanic, yang tidak jauh dari bahasan Mechanic Oil and Gas industry. Dan kali ini kita akan sedikit berbicara tentang dunia perminyakan yaitu macam - macam Lifting minyak dari dalam bumi yang biasa disebut dengan artifial lift. Apa saja macam - macam artifial lift? ikuti terus tulisan dhevils mechanic dibawah ini yaa.
Baca juga :
Pada setiap oil production well yang siap untuk diproduksikan, diharapkan fluida akan mengalir ke permukaan dengan menggunakan tenaga / tekanan reservoir yang tersedia secara alami. Biasanya proses ini akan berlangsung sampai pada satu titik dimana tenaga yang tersedia akan berkurang, sehingga kemampuan untuk mengangkat fluida kepermukaan akan berkurang atau berhenti sama sekali. Supaya fluida yang masih ada didalam sumur dapat mengalir lagi kepermukaan, maka diperlukan tenaga pengganti yang lazim disebut artificial lift.
Artificial lift merupakan sebuah mekanisme untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam sumur keatas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoirnya tidak cukup mampu tinggi untuk mendorong minyak sampai ke atas permukaan maupun tidak ekonomis jika mengalir secara alami. Artificial lift terdiri dari dua kelompok komponen : fasilitas dipermukaan ( surface facilities ) dan dalam sumur ( down hole facilities ).
Dan Berikut ini macam - macam artifial lift yang ada dan dirangkum oleh dhevils mechanic yang diambil dari pengalaman bekerja dhevils mechanic maupun dirangkum dari berbagai sumber yang anatara lain dari pengalaman rekan kerja maupun baca - baca buku tentang perminyakan :
1. Gas Lift
Salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Sehingga tekanan reservoir mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan. Dibandingkan dengan sistem pengangkatan buatan lainnya seperti ESP (electric submersible pump), PCP (progressive cavity pump), SRP (sucker rod pump), dan Hydraulic Pump; dapat dikatakan bahwa gas lift memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Sistem gas lift juga lebih dapat mengakomodasi faktor kesalahan desain, dimana suatu sistem gas lift yang didesain secara kurang baik pada umumnya masih dapat mengangkat fluida dari dalam sumur.
Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua parameter penting yaitu kedalaman titik injeksi (injection depth) dan laju aliran gas yang diinjeksikan (injection rate). Kedua parameter tersebut pada umumnya merupakan hasil perhitungan dari desainer dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti performa reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi, kemiringan sumur, dan lain sebagainya.
Didalam proses gas lift ini ada beberap metode yang digunakan antara lain :
a. Well to well
Dimana gas yang digunakan berasal dari sumur dengan tekanan yang lebih tinggi di injeksikan kedalam sumur yang tekanan rendah melalui line casing dan kembali masuk ke jalur pipa tubing melalui valve gaslift yang terpasang sesuai dengan kedalaman cairan dan membukanya sesuai settingan dari pressure injeksi
b. Gaslift Kompressor
Gas yang digunakan untuk injeksi/ pengangkatan minyak ini berasal dari output gas kompressor. Gas yang terikut dari sumur minyak biasanya dipisahkan dari separator dan tekanananya sudah tidak mampu lagi jika digunakan untuk menginjeksi kedalam bumi maka memerlukan gas kompressor untuk meningkatkan tekanannya. Dan biasanya membutuhkan kompresor - kompreso yang besar.
#. Kelebihan Gas Lift
(+) Biaya peralatan awal buntuk instalasi gas-lift biasanya lebih rendah, terutama sekali untuk pengangkatan sumur dalam
(+) Pasir yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas-lift
(+) Gas-lift tidak tergantung/dipengaruhi oleh desain sumur
(+) Umur peralatan lebih lama
(+) Biaya operasi biasanya lebih kecil, terutama sekali untuk deep-lift
(+) Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi atau yang memproduksikan buih gas
#. Keterbatasan Metode Gas-Lift
(-) Gas harus tersedia
(-) Sentralisasi kompresor sulit untuk sumur-sumur dengan jarak terlalu jauh
(-) Gas injeksi yang tersedia sangat korosif, kecuali diolah sebelum digunakan
2. ESP Electric Sumersible Pump
Electric Submercible Pump (ESP) system adalah metoda lain dari artificial lift yang banyak digunakan untuk memompakan minyak dari dalam sumur kepermukaan. ESP terdiri dari surface dan subsurface equipment yang memompakan minyak dengan memberikan gaya centrifugal.
Pemberian gaya sentrifugal ini dilakukan oleh pompa yang diputar oleh motor dalam sumur. Motor dan pompa disambung dengan tubing sedangkan kabel listrik yang akan mensuplai arus listrik dari permukaan kemotor diikatkan ke tubing mulai dari permukaan sampai ke kedalaman setting pompa.
Pada sumur - sumur di offshore biasanya mengunakan artifial lift dengan ESP, karena efisien untuk pemproduksikan sumur - sumur yang dalam.
Empat Komponen Dasar ESP yaitu:
- Sebuah Electric Motor
- Sebuah multistage centrifugal pump
- Kabel listrik yang diikatkan ke tubing string
- Sebuah switch board (yang mengirim arus listrik ke motor) dipermukaan
Keuntungan pompa ESP adalah :
- Biaya perawatan rendah, demikian juga biaya pemasangan, terutama untuk lokasi yang jauh di pedalaman dan pada operasi lepas pantai
- Diameter kecil, sesuai dengan lubang sumur yang terbatas.
- Panjang, untuk mengimbangi diameter yang kecil untuk menghasilkan daya angkat yang mencukupi.
- Jumlah stage sangat mudah diatur. Pompa dan motor bisa ditandem untuk menghasilkan daya angkat hidrolika untuk mengatasi kedalaman sumur dan tekanan pipa alir produksi.
kekurangan Pompa ESP
- Tidak dapat untuk sumur - sumur dengan produksi bercampur dengan gas, karena menyebabkan cavitasi pada ESP yang biasa disebut gaslock
- Tidak untuk sumur yang kepasiran tinggi, walau sudah banyak tehnology untuk menyaring pasir agar tidak terikut kedalam pompa tetapi dibanyak kasus pengangkatan minyak dengan ESP untuk sumur yang mengalami kepasiran menjadi penyebab kemacetan dari ESP.
3. PCP Progresing Cavity Pump
PCP merupakan suatu metoda dari artificial lift system yang digunakan untuk memompakan minyak kepermukaan dengan memanfaatkan ulir dari pompa.
Rangkaian Pompa Ulir terdiri dari dua bahagian utama, yaitu:
* Rangkaian dalam sumur (Subsurface Equipment)
- Rotor
- Stator
- Gas Anchor
- Sucker Rods
* Rangkaian dipermukaan (Surface Equipment)
- Motor penggerak (Prime mover)
- Roda Gigi Penggerak
- Alat penahan putaran balik dari pompa
Keuntungannya yaitu:
- PCP hanya memerlukan daya sebesar 30 % daya yang diperlukan oleh ESP untuk sumur yang sama.
- Biaya perawatan sumur yang murah. Karena pekerjaan ulang(service) cukup menggunakan crane yang berkapasitas 15 ton untuk mengangkat peralatan bawah permukaan jika terjadi kerusakan atau untuk penggantian. Sedangkan peralatan dipermukaan kecil kemungkinan untuk rusak.
- Efisiensi volumetris pompa ulir dapat mencapai 90 % dan kapasitas pemompaan tersebut dapat bervariasi dengan mengubah kecepatan laju putaran pompa sesuai kemampuan produksi reservoir.
- Laju aliran dari pompa ulir tersebut tidak terpengaruh oleh tekanan pipa alir
- Dapat mengangkat fluida yang berpasir
- Bagian penggerak utama, termasuk motor terdapat di permukaan, sehingga kemungkinan rusak karena kondisi sumur sangat kecil. Untuk perbaikan pada rangkaian ini, perangkat perawat sumur tidak diperlukan.
- Dapat melakukan sirkulasi melalui pipa produksi setelah rotor diangkat keluar dari stator
- Jumlah suku cadang lebih sedikit
Kelemahannya yaitu :
- Sumur produksi sebaiknya vertical well
- Kedalaman sumur maksimal 4000 ft
- Kapasitas Produksi maksimum 2000 BFPD
- Usia stator dapat mencapai 2 tahun
- Tidak dapat dipergunakan untuk sumur yang aromatic dan mengandung H2S yang tinggi
4. Sucker Rod ( Pumping unit)
Pengoperasian Pumping Unit (Sucker rod pump) merupakan salah satu teknik pengangkatan buatan yang digunakan untuk membantu mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan tanah sampai ke tanki penampungan.
Prinsip kerja Pumping Unit yaitu mengubah gerak rotasi dari Prime Mover menjadi gerak naik turun oleh sistem Pitman Crank Assembly, kemudian gerak naik turun ini melalui walking beam di teruskan ke Horse Head di jadikan gerak lurus naik turun (Up Stroke dan Down Stroke) untuk menggerakan plunger pompa melalui rangkaian rod (rod string).
Dengan demikian minyak terpompa dari dasar sumur ke permukaan.
Peralatan sucker rod pumping terdiri dari :
Peralatan diatas permukaan yang ( Pumping Unit ) secara garis besar terdiri:
- Prime mover (mesin penggerak)
- Gear reducer
- Beam pumping
Peralatan bawah permukaan, terdiri:
- Pipa tubing
- Rod string (rangkaian rod)
- Pompa (Sub surface pump)
Kelebihan Pompa Sucker Rod adalah :
1. Tidak mudah rusak.
2. Mudah diperbaiki di lapangan.
3. Fleksibel terhadap laju produksi, jenis fluida dan kecepatan bisa diatur.
4. Keahlian orang di lapangan sangat baik.
5. Dari jauh akan terlihat tidak ada gerakan kalau pompa mati.
6. Harganya relatif murah.
Kekurangan Pompa Sucker Rod adalah :
1. Berat dan butuh tempat luas, transportasi sulit.
2. Tidak baik untuk sumur miring / off shore.
3. Butuh unit besar sekali untuk laju produksi besar dan sumur dalam.
5. Hydrolic Power Unit
Hydraulic Pump System adalah salah satu bentuk metode lain yang dipakai untuk memompakan minyak mentah dari dalam sumur bila tenaga reservoir yang tersedia tidak mampu lagi untuk mengangkat minyak mentah kepermukaan. Hydralic Pump terdiri dari surface components dan subsurface components.
Prinsipnya adalah power fluid dengan bantuan fluida tersebut dapat menggerakkan piston dan piston menggerakkan pompa, system ini disebut juga Hydraulic Piston Pump.
Bula power fluid tersebut dipakai untuk mempercepat produksi dengan system nozzle, disebut Jet Pumping.
Pada hydraulic pumping system, minyak mentah atau air diambil dari storage tank dan masuk ke Triplex / Multiplex pump. Fluida dengan tekanan rendah dipompakan dengan triplex pump dikontrol dengan keran-keran di stasiun pengontrol dan didistribusi kesatu atau wellhead dan langsung ke pompa didalam sumur.
Dalam piston pump, fluida menggerakkan engine serta pompa. Fluida pendorong ini kembali ke pemrukaan dengan minyak terproduksi dan dialirkan ke storage tank.
Beberapa criteria dari penggunaan Hydraulic Pumping sebagai berikut:
· Biasanya dioperasikan dengan power oil, kadang-kadang air
· Cocok untuk sumur ber-volume relative tinggi
· Tepat untuk sumur yang dalam dan casing yang kecil
· Tidak cocok untuk sumur yang terproduksi pasir
6. Dhevils Ejector
Ejector mungkin sudah tidak asing lagi untuk beberapa orang yang berkecimpung di dunia perminyakan. karena alat ini sangat efisien untuk memproduksikan minyak dari sumur - sumur yang low pressure.
Pengunaann Dhevils ejector ini prinsip kerjanya mirip dengan gas lift tetapi penempatannya di permukaan. dimana prinsip kerjanya adalah memenfaatkan tekanan tinggi untuk dimasukan kedalam sebuah nozle sehingga menimpulkan percepatan Kinetik Energy Vilocity yang membuat efek curent edy dan menimbulkan angka kevacuman.
kevacuman tersebut yang dimanfaatkan untuk menarik sumur yang pressure rendah, sehingga dapat diproduksikan secara continew.
Demikianlah bebarapa cara artifial lift yang sering digunakan pada proses pengangkatan minyak pada sumur - sumur yang sudah low pressure, dimana sudah tidak dapat di produksikan lagi secara natural well atau memanfaatkan tekanan dari fluida yang ada disumur itu sendiri.
Terima kasih sudah mengunjungi blog kami, ditunggu komentar dan diskusinya supaya sharring knowledge ini lebih seru lagi, dan ilmu yang dishare ini dapat menjadi ladang amal jariyah kita dikemudian hari.
Comments