Skip to main content

Featured Post

PM Rutin Gas Engine Generator Guascor SFGLD 560

http://dlvr.it/RmTRLX http://dlvr.it/RmTxrm http://dlvr.it/RmVM4W

Biological Sulfur Recovery Unit (BSRU)


Hallo teman - teman semua, ketemu dengan tulisan - tulisan dhevils mechanic yaa, tulisan yang tidak jauh dari dunia Oil and Gas Industry, Dan kali ini dhevils mechanic ingin membahas yang sedikit berbeda, jika selama ini sering mabahas dunia mechanic. Kali ini ingin membahas dunia proses, dan proses produksi tempat kerja dhevils mechanic saat ini. Seperti apa cerita biological Sulfur recovery unit ini? ikuti terus tulisan - tulisan dhevils mechanic yaa..

baca juga :

Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Pada Saat Merubah Diesel Engine Menjadi Gas Engine

Macam - Macam Vibrasi Yang Terjadi Pada Kompressor

Sensor Pengaman Pada Gas Engine

Profile Mechanic Offshore Platform

Biological Sulfur Recovery unit yang biasa disebut dengan BSRU yang  berfungsi untuk mengkonversi H2S yang diserap di AGRU menjadi elemental Sulphur menggunakan bakteri Thiobacillus. Process yang digunakan menggunakan lisensi Shell Paques. Peralatan Utama yang terdapat dalam Sulphur Recovery Unit adalah sebagai berikut :

  1. H2S Absorber (V-0401 A/B)

  2. Bioreactor (R-0401)

  3. Sulphur Solidification (PE-0404)

  4. Sulfur Melter (Y-0403)

  5. Sulfur Bagging Package (PE-0405)

H2S Absorber berfungsi untuk menyerap gas yang mengandung H2S oleh solvent caustic. Acid gas masuk dari bawah kolom absorber sementara solution masuk dari atas kolom absorber. Gas Asam H2S akan terserap oleh solution. Dari bottom absorber selanjutnya solution dipompa oleh Rich Solution Circulation Pump P-0401 A/B/C ke Bioreactor R-0401 melalui Rich solution chiller (E- 0401) untuk diturunkan suhunya. Acid gas keluaran dari H2S Absorber selanjutnya dialirkan ke Thermal Oxidizer (PE-0401) untuk di bakar menjadi SO2 dengan bahan bakar fuel gas. Udara pembakaran yang dicampurkan dilebihkan 25-26% dalam rangka mencapai efisiensi destruksi acid gas yang optimum. Panas hasil pembakaran digunakan untuk memanaskan hot oil di dalam WHRU Unit pada daerah breeching (buritan) Thermal Oxidizer. Recirculation line/duct dan Fan blower juga di sediakan pada antara keluaran dan masukan WHRU dalam rangka memperoleh efisiensi thermal yang lebih baik.

Sebelum masuk Bioreactor solution didinginkan ke 102.2 OF dengan chilling water di Rich Solution Chiller E-0401. Temperature outletnya dikontrol dengan mengatur flowrate chilling water. Sirkulasi solution mencapai 8365 gpm.

H2S yg terkandung didalam larutan yang berada dalam aerobic bioreactor dioksidasi menjadi elemental Sulfur. Jadi pembentukan dari elemental Sulfur bukan pada absorber akan tetapi didalam bioreactor. Aerobic Bioreactor mengandung microorganisma thiobacillus yang mengoksidasi sulfide yang terlarut menjadi elemental Sulfur. Kebutuhan udara untuk reaksi oksidasi disupply oleh Bioreactor Air Blower K-0401 A/B dimana outlet nya didinginkan di E-0402 Air Blower Cooler. Kebutuhan udara mencapai total 8750 kg/jam. Aliran udara untuk kebutuhan oksidasi perlu control untuk disesuaikan dengan jumlah H2S yang terserap di solution. Sedangkan temperatur rich sollvent sebelum masuk ke Bioreactor perlu dikontrol pada nilai tertentu untuk memaksimalkan konversi H2S menjadi Sulfur elemental yang hanya terjadi pada temperature tertentu.Suplai udara dialirkan ke Bioreactor melalui bagian bawah. Ukuran bioreactor mencapai 10 m (ID) x 23.5 m (H).Konversi H2S menjadi elemental S adalah process biology, dan secara periodic biocatalyst memerlukan nutrient untuk menjaga performance tetap baik. Nutrien termasuk kandungan garam tertentu diperlukan untuk bakteri tumbuh dan menjaga performance.

Produk sulfur dari Bioreactor berikut solution selanjutnya dialirkan ke Lean Solution Tank T-0401 untuk dipisahkan produk sulfur nya secara gravity. Lean solution dari T-0401 selanjutnya dikirim kembali ke H2S Absorber menggunakan Lean Solution Circulation Pump P-0402 A/B/C. Sebagian dikirim kembali ke Bioreactor dengan P-0403 A/B Settler Feed Spray Pump sedangkan elemental sulfurnya mengalir secara gravitasi ke sulfur settler. Pengaturan atau kontrol di BSRU yang utama adalah pengaturan flow sirkulasi solvent, pengaturan aliran udara untuk kebutuhan oksidasi di Bio Reactor, pengaturan temperature rich solution masuk ke Bio Reactor, pengaturan, flow sulfur slurry ke Decanter Centrifuge (PE-0204), dan pengaturan level di H2S Absorber & Lean Solution Tank.Produksi elemen sulphur selanjutnya dipisahkan dari solvent di dalam sebuah sulfur Settler Y-0401 untuk dipisahkan secara gravitasi. Solution yang ter-recovery selanjutnya dikirim ke Bioreactor. Sedangkan produk elemental sulfur dengan kadar 10 % dipompa ke Decanter Centrifuge PE-0403 hingga dihasilkan kadar 50-60 %. Solution yang ter-recovery dari decanter selanjutnya dikembalikan ke Bioreactor dan sebagian dikirim ke water treatment (bleeding) karena mengandung garam-garam akibat terjadinya reaksi samping seperti sodium sulphate, sodium thio sulphate.

Pemurnian Sulfur selanjutnya dilakukan di Melter unit Y -0403. Unit ini terdiri dari tangki pemurnian dimana sulfur slurry akan dicuci kembali sehingga garam-gram yang menempel bisa terlepas selanjutnya sulfur slurry dipanaskan menggunakan hot oil untuk menguapkan impurities sehingga diperoleh produk sulfur dengan kemurnian 99.8 %.

Produk sulfur selanjutnya dikirim ke Sulfur Solidification Unit (PE- 0404) untuk dirubah bentuknya dari molten sulfur menjadi pastilles. Di unit ini Sulfur akan didinginkan dengan chilling water dan masuk ke rotoform untuk dibentuk menjadi pastilles.

Proses selanjutnya adalah di Sulfur Bagging Package PE-0405 dimana produk sulfur dimasukan ke dalam kantong-kantong berukuran 1 ton untuk kemudian disimpan digudang yang dirancang untuk menampung selama 7 hari produksi Sulphur, pengambilan hanya dilakukan pada siang hari.

Untuk menjaga alkalinitas dari larutan dan untuk memfasilitasi penyerapan H2S maka larutan caustic ditambahkan ke dalam system. Larutan caustic yang ditambahkan mempunyai konsentrasi 20-50 %wt larutan. Jumlah larutan caustic yang dtambahkan adalah 21 ton/hari. Selain itu perlu dilakukan pengukuran parameter pH dan conductivity secara kontinyu terhadap solvent solution. Nilai pH yang rendah mengindlikasikan banyaknya reaksi samping menghasilkan Sulfuric Acid. Dengan demikian perlu ditambahkan caustic untuk menjaga pH. Nilai conductivity yang tinggi menunjukkan banyaknya garam yang terbentuk akibat reaksi samping sehingga sebagian solution perlu dibuang (bleed).Kedalam system BSRU juga ditambahkan sejumlah air sebagai pengganti kehilangan air yang terbawa bersama bleed, penguapan didalam absorber, reactor dan terikut bersama sulphur. Dalam masa Turn Around Acid gas absrober dapat dikosongkan satu persatu dengan mengalirkan solvent yang terdapat didalam absorber ke dalam bioreactor. Alternatif lainnya adalah dengan menyewa kontainer yang bersih untuk menampung solvent dari absorber. 

Sedangkan untuk inspeksi bioreactor, solvent didalam bioreactor dapat dialirkan ke peralatan lainnya dan jika tidak mencukupi dapat menyewa kontainer yang bersih untuk menampung solvent dari bioreactor.

Untuk detail prosedurnya akan dituangkan dalam manual. Solution yang digunakan adalah Nutri mix 34/32 yang diperlukan untuk menjaga thiobacillus bactery dan akan disupply oleh Paques BV. 

Dan berikut ini kondisi didalam biorekator, pada waktu dilakukan perbaikan lamella karena rusak.


Semoga tulisan singkat terkait bioreaktor ini dapat menambah wawasan kita, teryata banyak sekali cara untuk memisahkan komposisi - komposisi gas yang ada di sekitar kita

Comments

Popular posts from this blog

Kunci Inch dengan Kunci mm Dalam Dunia Mechanic

  Jika kita bekerja sebagai mechanic, toolkit adalah senjata kita dalam menyeleseikan suatu pekerjaan. karena dengan kelengkapan toolkit menurut saya 45% pekerjaan / troubleshoot dapat terpecahkan. Dan sebagai mekanik kita kadang menemukan ukuran bolt / nut yang berbeda - beda, ada ukuran dalam inchi, ada pula yang dalam ukuran mili meter. Seandainya kita paksakan mengunakan ukuran kunci tertentu, jutru tidak akan menyeleseikan masalah, tetapi malah menambah pekerjaan lainnya karena bolt atau nut yang kan kita kendorin akan slek atau rusak sehingga semakin sulit unitiuk kita lepaskan. atau bakan kunci yang kita gunakan akan rusak, dan hal ini elain menyusahkan waktu kita kerja juga akan menyusahkan di lain hari karena kita harus membeli kunci baru yang tidak murah harganya. Baca juga : Kehidupan di Offshore Platform  Fungsi Air Dryer Pada Air Compressor Korelasi Komposisi Gas dengan Air Fuel Ratio Perbedaan Prosedure Pembelian Gas Engine Dan Diesel Engine ...

Konversi Kunci ( mm ) Milimeter ke ( " ) Inch

Hallo teman - teman, ketemu lagi dengan tulisan - tulisan dhevils mechanic yang sellau bercerita tentang kehidupan maupun keseruan - keseruan dalam dunia mechanic, terutama dalam dunia mechanic Oil and Gas. Baca juga : TOP Overhoul Gas Engine Guascore  Perbedaan Proses Pembelian  Gas Engine Dan Diesel Engine Kehidupan Di Offshore Platform Profile Mechanic Offshore Sebagai seorang Mechanic yang handal harus paham ukuran - ukuran  bolt, kunci yang digunakan dan seberapa kencang ukuran momentnya, karena kekencangkang bolt adalah sarat utama unit Rotating equipment dapat beroperasi dengan benar. Ada Equipment yang mengunakan kunci ukuran Inchi, dan kurang pass atau tepat jika mengunakan ukuran milli meter karena memang bolt di rancang dengan ukuran inchi, biasanya unit - unit engine dan pompa yang berasal dari Eropa dan Amerika.  Ada Pula Equipment yang mengunakan kunci ukuran Milli dan tidak pas atau slek jika kita mengunakan tools atau ku...

Prinsip Kerja VSD (Variable Speed Drive) atau Inverter

  Hai friends..ketemu lagi dengan tulisan - tulisan dhevils mechanic, dan kali ini dhevils ingin membahas tentang VSD karena akhir - akhir ini sering terjadi kerusakan VSD ditempat dhevils kerja,dan permaslhannya macam -macam hingga VSD rusak. salah satunya terkena petir, baca juga : Kehidupan Di Offshore Platform Profile Mechanic Offshore Dhevils Ejector Dsn Beberapa Manfaatnya Memebuat Pompa Multi Phurpose Dengan Dhevils Ejector Inverter / variable frequency drive / variable speed drive merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan...